( LUTFI HALILULLAH, PPL SUMBERJAMBE JEMBER)
KEADAAN
Penggerek batang padi merupakan serangga hama pada pertanaman padi pada beragam ekosistem. Di Indonesia intensitas dan luas serangan penggerek batang berfluktuasi antar tahun, namun merupakan hama utama yang serangannya terluas diantara serangga hama padi.
JENIS-JENIS PENGGEREK BATANG
Ada 6 jenis penggerek batang padi yaitu:
- Pengerek Batang Padi Putih(Tryporyza innotata)
- Pengerek Batang Padi Kuning (Scirpopaga incertulas)
- Pengerek Batang Padi Merah Jambu (Sesamia inferen)
- Pengerek Batang Padi Bergaris ( Chilo supressalis)
- Pengerek Batang Padi Berkepala Hitam (Chilo polychrysus)
- Pengerek Batang Padi Mata Bertungkai (Diopsis macropthalma)
Dari enam spesies tersebut hanya empat sepesies yang banyak ditemukan atau ham untama sebab, penggerek batang padi kepala hitam
dan penggerek batang padi berkilat jarang ditemukan karena populasinya rendah. Setiap spesies penggerek batang padi memiliki sifat atau ciri yang berbeda dalam penyebaran dan bioekologi, namun hampir sama dalam cara menyerang atau menggerek tanaman padi serta kerusakan yang ditimbulkannya. Dibawah ini salah satu siklus hidup penggerek batang
KERUSAKAN
Gejala serangan pada stadia vegetatif menyebabkan matinya pucuk ditengah dan disebut sundep. Kehilangan hasil akibat serangan penggerek batang padi pada stadia vegetatif tidak terlalu besar karena tanaman masih dapat mengkompensasi dengan membentuk anakan baru. Berdasarkan simulasi pada stadia vegetatif, tanaman masih sanggup mengkompensasi akibat kerusakan oleh penggerek sampai 30%.
Gejala serangan pada stadia generatif menyebabkan malai muncul putih dan hampa yang disebut beluk Kerugian hasil yang disebabkan setiap persen gejala beluk berkisar 1-3% atau rata-rata 1,2%.
A. Daerah Serangan Endemik
1. Pengaturan Pola Tanam
· Dilakukan penanaman serentak
· Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi.
· Pengelompokan persemaian dimaksudkan untuk memudahkan upaya
pengumpulan telur penggerek secara massal.
· Pengaturan waktu tanam yaitu pada awal musim hujan berdasarkan
penerbangan ngengat atau populasi larva di tunggul padi.
2 . Pengendalian Secara Fisik dan Mekanik
· Cara fisik yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin sampai
permukaan tanah pada saat panen
· Cara mekanik dapat dilakukan dengan mengumpulkan kelompok telur
penggerek batang padi di persemaian
3 . Pengendalian Hayati
· Pemanfaatan musuh alami baik parasitoid.
· Konservasi musuh alami dengan cara menghindari aplikasi insektisida
secara semprotan. kelompok telur yang diambil dari tanaman dikumpulkan pada satu wadah terbuka dan dibiarkan menetas, sehingga kalau ada parasitoid telur bisa lepas ke lapangan sebagai bagian dari konservasi.
4. Pengendalian Secara Kimiawi
ditemukan kelompok telur ratarata lebih dari satu kelompok telur/3 m2 atau intensitas serangan ratarata :
> 5%. Bila tingkat parasitisasi kelompok telur pada fase awal vegetatif
>50% tidak perlu aplikasi insektisida.
· Penggunaan insektisida butiran di persemaian dilakukan jika disekitar
pertanaman ada lahan sedang atau menjelang panen pada satu 7 hari
sebelum tanam. Pada pertanman insektisida butiran diberikan terutampada stadia vegetatif. Pada stadia generatif aplikasi dengan insektisida
yang disemprotkan.
· Insektisida butiran ialah yang mengandung karbofuran dengan nama
dagang Furadan 3G, Dharmafur 3G, Curaterr 3G, Indofuran 3G, Tomafur
3G, Taburan 3G, Petrofur 3G, Hidrofur 3G, insektisida yang mengandung
bahan aktif fipronil yaitu Regent 0,3 G. Insektisida cair yaitu yang
mengandung fipronil dengan nama dagang Regent 50SC dan Rope 25
EC, insektisida yang mengandung bahan aktif dimehipo dengan nama
dagang Spontan 400 WSC, bensultaf dengan nama dagang Bancol 50 WP,
5. Penggunaan Seks Feromon
· Dipakai untuk menentukan spesies dan memantau fluktuasi populasi
penggerek batang berdasarkan ngengat yang tertangkap.
· Dapat dipakai untuk menentukan waktu aplikasi insektisida pada penggerek batang padi kuning (Bila tangkapan feromon sebanyak 100 ekor/minggu).
· Dapat dipakai untuk pengendalian penggerek batang padi putih yaitu
dengan cara mass trapping (penangkapan massal): 9-16 perangkap/ha.
B. Daerah Serangan Sporadik
· Cara pengendalian selain menggunakan insektisida yang dapat diterapkan
sesuai dengan keadaan setempat.
· Penyemprotan dengan insektisida berdasarkan hasil pengamatan, yaitu
apabila ditemukan rata-rata > 1 kelompok telur/3 m2 atau intensitas serangan penggerek batang padi (sundep) rata-rata > 5% dan beluk rata-rata 10 % selambatlambatnya tiga minggu sebelum panen.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim , 2007, Masalah lapang hama penyakit hara pada padi,Pusat penelitian dan pengembangan tanaman pangan
Anonym,2007, Petunjuk Teknis Hama Penyakit,Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
2 komentar:
Terima kasih materi ini akan di tularkan dulur dulur ktna Sukodono sragen
semoga bermanfaat
Posting Komentar