Secara sederhana pembuatan pestisida nabati dilakukan melalui beberapa proses penanganan bahan tumbuhan secara baik agar bahan tersebut tidak kehilangan aktifitas hayatinya (bioactivity). Kehilangan aktivitas hayati dapat terjadi pada tahap pengkoleksian, penyimpanan, dan persiapan bahan atau material tumbuhan.
Soeharjan (1994) mengemukakan beberapa teknik yang sederhana untuk menghasilkan bahan pestisida nabati yaitu:
1) penggerusan, penumbukan, pembakaran atau pengepresan untuk menghasilkan produk berupa tepung, abu, atau pasta,
2) perendaman untuk produk ekstrak,
3) ekstraksi penggunaan bahan kimia pelarut disertai perlakuan khusus untuk menghasilkan produk berupa ekstrak yang dikerjakan dengan tenaga terampil dan dengan peralatan yang khusus.
Untuk memperoleh bahan yang diharapkan memiliki aktifitas biologi dikenal dua cara koleksi yaitu koleksi bahan baku segar dan koleksi kering.
Bahan baku segar akan lebih baik bila langsung diekstraksi dengan menggunakan pelarut tertentu beberapa kali seperti aseton atau alcohol. Proses ekstraksi bahan merupakan proses awal memperoleh bahan sebagai pestisida nabati.
Dalam keadaan yang tidak memungkinkan memperoleh bahan baku segar, dapat dilakukan pengeringan bahan yang dilakukan secara hati-hati menggunakan mesin pengering beku (freeze dryer) atau bahan dikeringudarakan di tempat teduh dan berangin (dalam ruangan pada suhu ruang), agar tidak terjadi kerusakan atau perubahan pada komponen kimia yang dikandung bahan tersebut. Namun untuk penggunaan yang sederhana dan mudah dilakukan oleh petani, dapat dilakukan ekstraksi sederhana baik untuk bahan segar maupun bahan kering melalui tahapan seperti yang dijelaskan dibawah.
Ekstraksi bahan segar
• Bagian tumbuhan segar (daun dsb) dibersihkan dari kotoran yang melekat, dicuci, kemudian ditumbuk dan dicampur dengan air dengan konsentrasi 25 – 100 g/l air.
( Sumber : saung surip)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar