Tampilkan postingan dengan label PTT. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PTT. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 20 Agustus 2011

PTT Penyiangan Padi

 PENYIANGAN (Pengendalian Gulma)

Penyiangan dilakukan agar supaya:
Mengurangi persaingan antara gulma  dengan tanaman dalam hal kebutuhan
Hara (Pupuk), sinar matahari, dan tempat.
Untuk memutus perputaran hidup gulma.
Mencegah terbentuknya tempat berkembang bagi serangga hama, penyakit, dan tikus.
Mencegah tersumbatnya saluran dan aliran air irigasi.
Beberapa jenis gulma akarnya dapat mengeluarkan racun bagi akar tanaman padi.

Penyiangan (Pengendalian gulma) dapat dilakukan dalam beberapa cara yaitu:
  1. Dengan menggunakan tangan
Cara ini sangat efektif untuk gulma –gulma yang tumbuh dekat tanaman padi tapi membutuhkan waktu yang lama  dan biaya yang lebih besar dalam prakteknya.
 

2. Dengan menggunakan alat  landak atau gasrok (mekanik)
Keuntungan penyiangan dengan alat ini antara lain:
    • Ramah lingkungan (tidak ada bahan kimia)
    • Lebih ekonomis hemat tenaga kerja bila dibanding dengan tangan (9 HOK VS 35 HOK)
    • Meningkatkan udara dalam tanah dan merangsang Pertumbuhan akar lebih baik
§  Apabila dilakukan bersamaan atau segera setelah pemupukan Akan membantu membenamkan pupuk dalam tanah sehingga penggunaan pupuk lebih efisien.




Cara penyiangan dengan gasrok atau landak:
       Dilakukan saat tanaman berumur 10–15 hst.
 Dianjurkan dilakukan dua kali, dimulai pada saat tanaman berumur 10-15 hst.Diulangi secara berkala   10-25 hari kemudian.
 Dilakukan pada saat kondisi tanah macak macak,dengan ketinggian air 2-3 cm.
 Gulma yang terlalu dekat dengan tanaman dicabut dengan tangan.
 Dilakukan dua arah yaitu di antara dan di dalam barisan tanaman.
            Kelemahan penyiangan dengan gasrok (mekanik):
§  Hanya bisa dilakukan pada tanaman yang penanamanya dengan teratur yaitu sistem tegel atau jajar legowo.
§   Sulit dilakukan pada tanah berat dan kondisi kering.
§   Tidak efektif bila  gulma masih  terlalu muda.


3.       Dengan menggunakan cara kimia yaitu herbisida
Penggunaan herbisida ini ada dua yaitu:
§  Penggunaan herbisida pra tumbuh yang diberikan setelah pengolahan tanah sebelum tanam yang tujuannya mematikan biji-biji gulma hingga tidak bisa tumbuh.
§  Penggunaan herbisida purna tumbuh yang disemprotkan pada umur 15 hari. Contoh herbisidanya Saturn-D, Ally, Rumpass, Agroxon, Ronstar dll

Keuntungan penggunaan herbisida ini adalah penghematan biaya tenaga kerja tapi tidak ramah lingkungan sebab mengandung bahan kimia.






Jumat, 13 Mei 2011

PENGAIRAN PTT

SAUNG SUMBERJAMBE

PENGAIRAN
Pengairan pada pertanaman padi dilakukan tidak terus menerus digenangi tapi dilakukan dengan PENGAIRAN BERSELANG (INTERMITEN)
  
Pengairan berselang maksudnya pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian. Hal ini karena tanaman padi bukan tanaman air tapi membutuhkan air. Selain itu Pengairan berselang bertujuan antara lain:
  1. Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi menjadi lebih luas.
  2. Memberi kesempatan pada akar untuk mendapatkan udara sehingga dapat berkembang dengan baik.
  3. mencegah timbulnya keracunan unsur Fe (besi).
  4. Mencegah terjadi penimbunan asam organic dan gas H2S yang menghambat pertumbuhan akar.
  5. Mengaktifkan jasad renik mikroba yang bermanfaat.
  6. Mengurangi kerebahan tanaman padi.
  7. Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan gabah).
  8. Menyeragamkan permasakan gabah dan mempercepat waktu panen.
  9. Memudahkan pembenaman pupuk dalam tanah (Lapisan olah)
  10. Mengurangi serangan hama penyakit seperti keong mas,wereng ,penggerek batang dan tikus.
  Akar tanaman jika tidak selalu tergenang                    Akar tanaman pada lahan yang tergenang
   Penggenangan yang terus menerus bisa  menyebabkan kerebahan
Cara pengairan berselang:
  1. Lakukan pengairang berselang pada satu musim tanam.
    • Pada waktu penanaman kondisi tanah jenuh air dan dalam kondisi macak-macak
    • Setelah 3 – 4  hari dari penanaman upayakan lahan digenangi dengan ketinggian 2 -3 cm setelah itu biarkan mengering selama 4-5  hari kemudian baru digenangi lagi begitu seterusnya sampai masa anakan maksimum atau sampai masuk berbunga (umur 35-40 hari).
    • Mulai masa pembentukan malai sampai pengisian biji usahakan lahan selalu digenangi dengan ketinggian 5 cm.
    • Sekitar 10 – 15 hari sebelum panen lahan harus dikeringkan.
  1. Lakukan pengairang berselang disesuaikan dengan jadwal pengairan setermpat jika jadwal 5 hari sekali atau 7 hari sekali jadwal itulah yang kita gunakan.
  
  1. Lakukan pengairan dengan mempertimbangkan sifat fisik tanah jika tanah yang berpasir dan cepat kering maka pengairan berselang diperpendek.
  2. Pada lahan yang sulit dikeringkan atau draenase jelek, pengairan berselang tidak perlu dilakukan.

Sabtu, 07 Mei 2011

PTT PADI

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

PERHATIKAN TANAMAN ANDA?


A. Beberapa hal yang menjadi tantangan ketersedian Pangan
  • Menurunnya produktivitas lahan sawah irigasi
  • Banyaknya lahan sawah yang berubah fungsi menjadi perumahan
  • Gangguan kekeringan yang semakin parah dengan perubahan iklim
  • Meningkatnya serangan Organisme  pengganggu tanaman
  • Meningkatnya kebutuhan beras sebagai bahan pokok  karena pertambahan penduduk.

B. Beberapa hal yang Tidak efisien dalam budidaya padi:
  • Penggunaan  benih yang berlebihan (40 – 70 kg/ha)
  • Penggunaan Pupuk nitrogen yang tinggi sehungga tanaman rentan penyakit dan mudah  rebah
  • penggunaan air yang berlebihan (digenangi terus menerus)
Dari hal-hal tersebut maka muncullah terobosan Tehnologi Intensifikasi padi
dengan  PTT yaitu  SUATU PENDEKATAN DALAM BUDIDAYA PADI YANG MENEKANKAN PADA PENGELOLAAN TANAMAN,LAHAN,AIR DAN ORGANISME PENGGANGGU.

Prinsip PTT:
  1. Bukan suatu Tehnologi atau paket Tehnologi
  2. Memanfaatkan Tehnologi yang memang sudah ada
  3. Menekankan  keserasian dengan lingkungan setempat  (spesifik lokasi)
  4. Partisipatif (Menempatkan pengalaman, keinginan dan kemampuan petani pada posisi penting)
Sehingga kesimpulannya komponen tehnologi pada suatu daerah dengan daerah lain belum tentu sama. Berbeda dengan program supra insus yang berlaku secara umum dimana program supra insus dengan tehnologi insus paked D yang meliputi 10 jurus yang berlaku umum untuk nasional yaitu: 
  1. Penyiapan  tanah sempurna (air:tanah = 1:1)
  2. Penanaman varietas unggul
  3. penggunaan benih bermutu dan berlabel biru
  4. pemupukan berimbang
  5. Penggunaan ZPT atau pupuk cair
  6. Pengendalian  OPT dengan konsep PHT
  7. Penggunaan  air secara teratur dan efisien
  8. penerapan pola tanam
  9. perbaikan pasca panen
  10. populasi tanaman > 200.000 ribu
Sedang anjuran tehnologi yang digunakan dalam pengembangan PTT antara lain:

  1. Varietas Unggul/PTB/Hibrida yang  sesuai dengan lingkungan dan keinginan petani
  2. Benih bermutu (kemurnian dan daya  kecambah tinggi)
  3. Bibit muda (< 21 hari)
  4. Jumlah bibit 1-3 dengan  menggunakan jajar legowo
  5. Pemupukan  N dengan BWD
  6. Pemupukan P dan K dengan status unsure hara tanah, PUTS, Petak Omisi
  7. Penggunaan Bahan Organik (Kompos jerami 5 ton/ pupuk kandang 2 ton)
  8. Pengairan  berselang
  9. PHT dan PGT
  10. Panen Beregu dan menggunakan mesin perontok.
Tapi dari semua itu hanya nomor 1 – 6 yang bisa digunakan dan merupakan
pilihan mutlak secara bersamaan sebagai penciri PTT. Sedang untuk komponen 7
sampai 10 tergantung lokasi tempat budidaya.

Sehinggadalam dalam penerapan PTT ini :
  1. Tidak lagi dikenal penerapan paket tehnologi yang diterapkan secara nasional
  2. Petani secara bertahap dapat memilih komponen tehnologi yang paling sesuai dengan
    kondisi lingkungannya
  3. Efisiensi biaya lebih diutamakan
  4. Tehnologi yang satu saling menunjang dengan tehnologi yang lain

(SUMBER DEPTAN/BPTP)

Sabtu, 30 April 2011

PTT persemaian

 
PERSEMAIAN
KEBUTUHAN BENIH
Kebutuhan Benih tergantung sistem tanam dan jumlah tanaman tiap lubang tancap.
  • Berat 1000 biji gabah berkisar 20 – 35 gram. Sehingga dalam 1 kg gabah ada 30000 – 50000 gabah dengan rata- rata 40000 gabah sehingga dalam 10 kg ada 400.000 gabah.
  • Biji hampa rata-rata 10 %. Maka dalam 10 kg benih tinggal 360.000 benih
  • Daya Tumbuh benih rata – rata 80 % maka dalam 10 kg benih ada 288.000 benih yang tumbuh
  • Kerusakan benih baik itu mati di persemaian atau rusak dalam perlakuan kira-kira 10% sehingga tinggal 90 % dari 288.000 yaitu  259.200 tanaman yang bisa ditanam dalam 10 kg benih.
Sehingga kebutuhan benih
§  sistem tegel 25 cm x 25 cm = 250.000 Tanaman
1 tanaman/tancap = cukup 10 kg
3 tanaman/tancap = 30 kg
§  Sistem jajar legowo 2 baris  40 x 20 x 10 cm = 333.000 tanaman
1 tanaman / tancap = 13 kg
3 tanaman / tancap = 39 kg
PEMILIHAN BENIH
§  Sebelum melakukan persemaian terlebih dahulu kita melakukan pemilihan benih dan memperlakukan benih untuk tempat-tempat khusus.
§  Pemilihan benih dilakukan agar benih yang disebar adalah benih yang bermutu yang nantinya tumbuh dengan baik sehingga akan dapat menghasilkan tanaman yang baik pula. Perbedaan bibit  yang berasal dari benih yang baik dan kurang baik.

  • Cara memilih benih ada 2 cara yaitu:
    1. Dengan larutan ZA  3 % Yaitu 30 kg ZA di larutkan dalan 3 liter air baru kemudian benih di masukkan yang mengambang di buang.
    2.  Dengan larutan garam 3 % yaitu  30 gram garam di masukkan dalam 1 liter air kemudian benih di masukkan  yang mengambang di buang.
  • Untuk berapa jumlah garam atau ZA kita bias menggunakan indicator telur mentah , yaitu ketika telur sudah mengambang dalam larutan ZA atau garam.
§  Untuk daerah yang sering terserang hama penggerek batang diperlakukan dengan larutan pestisida furadan atau jenis pestisida karbofuran (darmafur, regent, curater)
§  Untuk daerah yang endemis wereng coklat diperlakukan dengan insektisida berbahan aktif fipronil (Regent 50 sc)
  
  • Benih kemudian dibilas dan direndam dengan air bersih selama 1 malam kemudian tiriskan (kering anginkan)
  
PEMBUATAN PERSEMAIAN
§  Pembuatan persemaian sekitar4 - 5 % dari luas areal yang akan ditanam. Jadi jika 1 ha maka luas persemaian 400 - 500 m2.
§  Persemaian dibuat bentuk bedengan dengan ukuran lebar 1 – 1,5 m  dengan panjang sesuai kebutuhan.
§ T ambahkan sekam padi / pupuk organik / bokhasi 2 kg/m2 agar pencabutan lebih mudah.
                                                  

 
  • Taburkan benih yang sebelumnya telah direndam dan dikering anginkan secara merata kira kira 1 genggam 1 m2
  • Untuk daerah endemis penggerek batang ditaburi insektisida berjenis karbofuran seperti furadan, regent,darmafur dll.


  • Persemaian juga perlu pemupukan agar memperoleh benih yang kuat yaitu 20 gram urea , 10 gram TSP ,dan 5 gram KCL. tiap m

Jumat, 29 April 2011

PTT PADI

PEMIILIHAN VARIETAS
(DIVERSIFIKASI VARIETAS
)
Padi dapat digolongkan dalam beberapa macam:
  1. Menurut keadaan beras di bagi menjadi 
  • Padi Biasa
  • Padi ketan
  1. Menurut umur tanaman
  • Padi Genjah
  • Padi  tengahan
  • Padi dalam

    1. Menurut tempat tanam
    • Padi  sawah
    • Padi gogo
    • Padi lahan pasang surut
    • Padi lebak
    • Padi apung
    • Padi goran
    1. Menurut varietasnya
    Ada beberapa jenis varietas padi yang ada di Indonesia yaitu:
     A. Varietas Inhibrida
    1. Varietas  Lokal
    2. Varietas Unggul Lama ( PB-(5,20,26), Pelita,atomita  dll)     
    3. Varietas Unggul Baru (ciherang,cibogo, IR 64,IR 74 dll)               
    4. Varietas PTB (Fatmawati)
      B. Varietas Hibrida ( PP, Intani, Bernas super dll)
    Dalam pemilihan Varietas disini diupayakan menggunakan varietas unggul baru, PTB dan
    varietas hibrida yang sesuai dan cocok dengan lokasi dan keinginan petani.