Senin, 23 Desember 2013

PENYAKIT PATEK (ANTRAKNOSA) PADA CABE DAN PENGENDALIANNYA


(gambar :http://peternakandanpertanian.blogspot.com/p/pertanian.html)


Penyakit patek atau antraknosa merupakan penyakit utama cabe yang sangat ditakuti  oleh petani cabai. Serangan patek atau antraknosa ini mampu membuyarkan impian petani untuk memetik hasil yang besar, bahkan tidak jarang justru menimbulkan kerugian meskipun harga cabai sedang tinggi.
Penyakit pantek disebabkan oleh serangan jamur (cendawan)   Colletotrichum capsici (Syd.) Bult. Et. Bisby, C. gloeosporioides dan Gloeosporium piperatum Ell.et.Ev

Morfologi dan daur penyakit
C. capsici mempunyai banyak aservulus, tersebar di bawah kutikula atau pada permukaan, berwarna hitam dengan banyak seta. Seta berwarna coklat tua, bersekat, halus dan meruncing ke atas. Konidium berwarna hialin, berbentuk tabung (silindris), ujung-ujungnya tumpul atau bengkok seperti sabit. Konidium dapat disebabkan oleh angin. Cendawan pada buah masuk ke dalam ruang biji dan menginfeksi biji, sehingga dapat menginfeksi persemaian yang tumbuh dari benih yang sakit. Cendawan yang menyerang daun dan batang tidak dapat menginfeksi buah. Cendawan dapat bertahan dalam sisa-sisa tanaman sakit. Pada musim kemarau pada lahan yang berdrainase baik perkembangan penyakit kurang.
Perkembangan penyakit sangat baik pada suhu 30 °C. Perkembangan lebih cepat pada buah yang lebih tua, sedangkan pada buah muda lebih cepat gugur karena infeksi.
Di Indonesia penyakit tersebut dapat ditemukan di pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi.

Gejala serangan





Colletrotichum sp. menunjukkan gejala bercak cokelat kehitaman yang kemudian akan meluas menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang merupakan koloni cendawan. Sedangkan tanaman yang terserang patek atau antraknosa akibat infeksi cendawan Gloesperium sp.menunjukkan bercak cokelat dengan bintik-bintik berlekuk. Pada bagian tepi bintik-bintik tersebut berwarna kuning membesar dan memanjang. Jika kelembaban tinggi, cendawan akan membentuk lingkaran memusat atau konsentris berwarna merah jambu. Serangan pada buah cabai biasanya diawali dari bagian ujung buah yang mengakibatkan dieback atau mati ujung. Serangan berat akan menyebabkan buah kering dan keriput


Pengendalian Patek Atau Antraknosa
Di Indonesia, penyakit ini tergolong penyakit yang paling sulit dijinakkan, terutama pada saat musim hujan. Untuk petani cabai yang melakukan penanaman dengan musim berbuah pada saat musim hujan harus melakukan pengontrolan yang ketat dan terus-menerus. Berikut ini beberapa upaya penanganan untuk mengendalikan serangan patek atau antraknosa

1.                  Melakukan prendaman biji dalam air panas (sekitar 55 derajat Celcius) selama 30 menit.
2.                  Perlakuan pada bibit atau biji tanaman yang akan dibudidayakan, misalnya untuk tanaman cabai atau tomat, rendam bibit atau biji menggunakan larutan fungisida sistemik, seberti benomil, metil tiofanat, atau karbendazim. Dosis atau konsentrasi larutan adalah 2 g/l. Perendaman dilakukan selama 4-6 jam.
3.                  Secara teknis, bagian tanaman yang terserang harus dimusnahkan dari lahan atau areal pertanaman. Lakukan pengamatan di lapangan secara kontinu atau terus menerus.
4.                  Lakukan pergiliran tanaman dilahan dengan tanaman bukan satu family seperti terong/tomat
5.                  Berikan pupuk dengan kandungan P, K, dan Ca tinggi agar jaringan tanaman lebih kuat. Jangan melakukan pemupukan N berlebihan, karena akan menyebabkan jaringan tanaman berair sehingga rentan terhadap serangan cendawan.
6.                  Berikan pupuk organik yang banyak. Pemupukan organik akan meningkatkan ketahanan tanaman dari serangan hama maupun penyakit.
7.                  Hindari adanya genangan air di areal pertanaman, pembersihan lahan termasuk penyiangan gulma.
8.                  Perlebar jarak tanam dengan pola tanam zigzag  (jumlah populasi kurang dari 18000 pohon) untuk menjaga sirkulasi udara dan mengurangi kelembaban tinggi saat terjadi hujan berkepanjangan biasanya bulan februari - april.
9.                  Jika kelembaban di sekitar areal pertanaman tinggi, misalnya hujan terus menerus, lakukan pencegahan menggunakan pestisida kimia. Beberapa bahan aktif yang bisa digunakan untuk mengendalikan penyakit patek atau antraknosa adalah fungisida sistemik dengan bahan aktif benomil, karbendazim, metil tiofanat, difenokonazol. Fungisida kontak dengan bahan aktif mankozeb, klorotalonil, dan propineb. Lakukan penyelingan bahan aktif tersebut setiap kali melakukan penyemprotan dengan dosis atau konsentrasi sesuai pada kemasan.
10.              lakukan kombinasi dari beberapa bahan aktif, misalnya benomil + mankozeb masing-masing ½ dosis, karbendazim + mankozeb masing-masing ½ dosis, metil tiofanat + klorotalonil masing-masing ½ dosis, difenokonazol + propineb masing-masing ½ dosis. Setiap kali penyemprotan lakukan penggantian kombinasi bahan aktif tersebut, setelah satu putaran kemudian kembali ke kombinasi awal yang pertama kali digunakan.
11.              Yang lebih baik adalah melakukan pencegahan dengan cara menyemprotkan pestisida nabati

Sumber:

2 komentar:

Membuat Pupuk Organik dari Sampah Rumah Tangga mengatakan...

pestisida nabati apakah bisa dibeli di toko-toko pertanian di wilayah sumbar, pak?

vanessa huang cie mengatakan...

Bandar Judi Bola, Live Casino, Agen Poker & Live Game Terbaru dan Terpercaya di Asianbola77
Gampang Daftar, Gampang Main dan Gampang Menangnya..

1 USER ID UNTUK SEMUA PERMAINAN :
- SPORTBOOK
- LIVE CASINO
- POKER
- SLOT GAME
- LIVE GAME

Segera Bergabung Bersama Kami di Asianbola77
Promo Menarik Dari Asianbola77
- Minimal Deposit Rp 25.000
- Minimal Withdraw Rp 50.000
- BONUS NEW MEMBER SPORTBOOK 100%
- BONUS DEPOSIT HAPPY HOUR 09:00 - 21:00 WIB
- BONUS CASHBACK UP TO 15%
- BONUS LIVECASINO UP TO 0,8%
- BONUS ROLLINGAN POKER 0,3%
- BONUS REFFERAL 2.5%
Contact Us Now :
?? Wechat : Asianbola77
?? BBM : DC8820C7
?? Wa : +6281244043118
?? Line : Asianbola77
?? Link Pendaftaran : lc.chat/now/9325575/