Minggu, 29 Mei 2011

MUSUH ALAMI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA

Mengendalikan hama menggunakan predator dannematoda tidak semudahmenyemprot dengan pestisida namun cara pengendalian dengan musuh alami ini lebih disukai karena aman bagi lingkungan dan murah.

Pengendalian hama tanaman menggunakan musuh alami sejak 1987 kembali popular setelah pestisida yang semula diandalkan, ternyata menimbulkan berbagai bencana yang kian sulit diatasi. Pengendalian yang resikonya justru lebih gawat daripada serangan hama.Sementara hama yang disemprot malah kebal dan keturunan yang dihasilkan semakin banyak

Musuh Alami Lebih Aman

“Pengalaman buruk itu mendasari penggunaan kembali musuhalami untuk mengendalikan populasi hama.”kata Oka.pengendalian dengan musuh alamiwaktu zaman Belanda memang pernah dipakaiuntuk mengatasi hama kelapa dan tebu. Sejak 1979 cara pengendalian ini ditetapkan sebagai komponen PHT ,program nasional pengendalian hama yang mendahulukan pemanfaatan musuh alami sebelum memakai pestisida.

Pada era petani ‘getol’ memakai insektisida, serangan wereng pernah mewabah disentra produksi padi. Namun sejak penggunaan insektisida dibatasi sehingga musuh alami, yaitu predator dan parasit (predator adalah binatang yang suka makan hama, sedangkan parasit hidup dalam tubuh hama) tidak terbunuh, “tak terdengar lagi ada laporan wereng mengacau tanaman petani,” kata Oka.

Menurut ahli hama yang pernah mendatangkan predator dan prasit kutu loncat dari Hawaii ini, dengan musuh alami produksi tanaman tetap mantap, lingkungan dan petani tetap sehat. Dan subsidi pemerintah bisa dikurangi

Nemaatoda Sebagai Musuh Hama

Menurut dr. sudjarwo, staf pengajar di Fakultas Pertanian Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto, selain predator dan parasit, Nematoda juga berpotensi sebagai pengendali hama. Meskipun demikian, ia mengakui pengendalian hama dengan Nematoda belum pernah dilakukan di Indonesia. “Saat ini fokusnya baru kepada predator dan parasit,” katanya.

Nematoda umumnya dipandang sebagai cacing renik pengganggu tanaman. ”Anggapan itu tidak salah,” Komentar Sudjarwo. Dialam memang terdapat jenis Nematoda yang menjadi parasit binatang. “Nematoda jenis inilah yang dipakai untuk mengendalikan hama,” ulasnya.

Saat ini pengendalian hama dengan Nematoda berkembang dengan pesat di Amerika Serikat. Kebanyakan petani anggur dan cranberry selalu bekerja sama dengan ocean spray, koprasi petani buah terbesar disana. Konon, pengendalian serangan kumbang bubuk dengan Nematoda bisa mencapai 90-96%. Hal ini membuat EPA (Environmetal Protection Agency), lembaga perlindungan lingkungan Amerika Serikat, semakin giat meneliti efektifitas Nematoda, untuk melengkapi teknik pengendalian memakai musuh alami yang telah lebih dulu dikenal.

Pengendalian Lebih Efisien

Keberhasilan pengendalian hama dengan memanfaatkan musuh alami umumnya tidak dapat langsung terlihat dan sulit diamati secara jelas. Meskipun demikian, baik Oka maupun Sudjarwo Sependapat, teknik ini jauh lebih efisien daripada pengendalian memakai bahan kimia. “Musuh alami’kan tidak tidak perlu beli. Lagi pula, penekanan populasi hama berlangsung lama penaganannya tak perlu dilakukan berulang- ulang seperti pada penggunaan pestisida,” Kata Oka

Teknik pengendalian memakai musuh alami paling tepat untuk mengatasi hama tanaman perkebunan, karena ekosistemnya stabil. Untuk tanaman pangan yang umumnya dipanen tiap 3 atau 4 bulan, Sudjarwo menyarankan, “Musuh alami yang harus dijaga agar sampai terkena pengaruh buruk pestisida.”
Dalam program PHT, penggunaan pestisida harus selalu didasari pada pengamatan populasi hama. Jika dengan cara pengendalian lainnya populasi hama tetap mencapai batas ambang ekonomi (batas yang dapat menimbulkan kerugian jika populasinya tidak segera dikendalikan), pestisida baru boleh dipakai. Itu pun harus yang berspektrum sempit dan tidak membunuh musuh alami. (Nursasongko Anwar/ Peliput Suci PS.)

PEMBUATAN PESTISIDA NABATI (I)


PEMBUATAN PESTISIDA NABATI
PEMANFAATAN TANAMAN OBAT
IR. DWI PURNOMO, MM
STPP MALANG

1. Pestisida Nabati Daun Gamal
 
Daun Gamal mengandung tanin
Kegunaan : mengendalikan ulat dan hama pengisap.
Cara pembuatan :
a. Hancurkan daun gamal segar 100 – 150 gr, dengan penambahan air 250 ml (bisa diblender) sampai menjadi larutan.
b. Larutan tersebut dimasukkan dalam kantong plastik dan peras (dapat pula disaring), lalu hasil penyaringan ditampung dalam ember ukuran 10 liter.
c. Tambahkan 250 ml minyak tanah dan 50 gr detergen lalu aduk sampai rata.
d. Tambahkan 8 liter air, aduk sampai rata.
e. Larutan tersebut disemprotkan ke pertanaman dengan menggunakan alat semprot.
2. Pestisida Nabati Pacar Cina
 
Kandungan : minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoid, tanin
Kegunaan : mengendalikan hama ulat.
Cara pembuatan :
a. Hancurkan ranting 50 – 100 gr atau kulit batang pacar cina dengan ditambah 1 liter air dan 1 gr detergen (dapat pula direbus selama 45 – 75 menit) hingga menjadi larutan.
b. Larutan tersebut disaring dengan menggunakan kain atau saringan halus.
c. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman.


3. Pestisida Nabati Rendaman Daun Tembakau
 
Kandungan : nikotin
Kegunaan : mengendalikan hama pengisap.
Cara pembuatan :
a. Daun tembakau 250 gr (empat genggam) dirajang dan direndam dalam air 8 liter selama semalam.
b. Daun tembakau diambil dan tambahkan 2 sendok teh detergen dalam larutan hasil rendaman.
c. Larutan diaduk merata, lalu saring.
d. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman. 

4. Pestisida Nabati Daun Sirih Hutan
 
Kandungan : fenol, kavokol
Kegunaan : mengendalikan hama pengisap.
Cara pembuatan :
a. Tumbuk sampai halus 1 kg daun sirih hutan segar, 3 umbi bawang merah, dan 5 batang serai.
b. Tambahkan 8 – 10 liter air dan 50 gr ditergen, lalu aduk sampai rata dan menjadi larutan.
c. Saring larutan lalu disemprotkan ke pertanaman. 


5. Pestisida Nabati Umbi Gadung
 
Kandungan :diosgenin, steroid, saponin, alkaloid, fenol
Kegunaan : mengendalikan ulat dan hama pengisap.
Cara pembuatan :
a. Tumbuk sampai halus 500 gr umbi gadung lalu diperas dengan bantuan kantong kain halus.
b. Tambahkan 10 liter air  ke dalam larutan hasil perasan lalu diaduk sampai rata.
c. Saring larutan lalu disemprotkan ke pertanaman.

6. Pestisida Nabati Mimba
Kendungan : azadirachtin Salanin, nimbenin, meliantriol
Kegunaan : mengendalikan ulat, hama pengisap, jamur, bakteri, nematoda dan sebagainya.
Cara pembuatan (dengan biji) :
a. Biji mimba sebanyak 200 – 300 gr ditumbuk halus.
b. Serbuk biji mimba tersebut direndam dalam 10 liter air selama semalam.
c. Larutan diaduk sampai rata lalu saring dengan kain halus.
d. Larutan disemprotkan ke pertanaman.
Cara pembuatan (melalui daun) :
a. Daun mimba kering 1 kg ditumbuk halus.
b. Rendam serbuk daun mimba tersebut ke dalam 10 liter air selama semalam.
c. Larutan diaduk sampai rata dan saring dengan kain halus.
d. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman. 

7. Pestisida Nabati Srikaya dan Nona Seberang

 
Kandungan : annonain, resin
Kegunaan : mengendalikan ulat dan hama pengisap
Cara pembuatan :
a. Tumbuk sampai halus 15 – 25 gr biji srikaya atau nona seberang.
b. Rendam serbuk biji srikaya tersebut selama semalam dalam 1 liter air dan 1 gr detergen, lalu diaduk.
c. Saring larutan dengan kain halus.
d. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman.
 
8. Pestisida Nabati Daun Pepaya

 
Kandungan : Papain
Kegunaan : mengendalikan ulat dan hama pengisap.
Cara pembuatan :
a. Rajang 1 kg daun pepaya segar.
b. Daun pepaya yang telah dirajang kemudian direndam dalam 10 liter air dan 2 sendok makan minyak tanah dan 50 gr detergen selama semalam.
c. Saring larutan hasil perendaman dengan kain halus.
d. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman.

9. Pestisida Nabati Biji Jarak

 
Kandungan : resinin, alkaloid
Kegunaan : mengendalikan ulat dan hama pengisap (bentuk larutan), mengendalikan nematoda (bentuk serbuk).
Cara pembuatan :
a. Tumbuk 0,75 kg biji jarak dan panaskan selama 10 menit dalam 2 liter air yang telah ditambah.
b.Saring larutan tersebut dan tambah dengan 10 liter air.
c. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman.
10. Pestisida Nabati Daun Sirsak

 
Kandungan : annanoin, resin
Kegunaan : mengendalikan hama trip.
Cara pembuatan :
a. Tumbuh halus 50 – 100 lembar daun sirsak.
b. Rendam dalam 5 liter air dan 15 gr detergen, lalu diaduk sampai rata dan didiamkan selama semalam.
c. Saring larutan dengan kain halus
d. Encerkan tiap satu liter larutan hasil penyaringan dengan 10 – 15 liter air.
e. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman.

11. Pestisida Nabati Daun Sirsak dan Jeringau

 
Kandungan : arosone, kalomenol, kolomen, kalameone, metil eugenol, eugenol
Kegunaan : mengendalikan wereng coklat.
Cara pembuatan :
a. Tumbuk halus segenggam daun sirsak, segenggam rimpang jeringau dan 20 siung bawang putih.
b. Bahan-bahan tersebut direndam dalam 20 liter air dan 20 gr detergen selama 2 hari, kemudian saring.
c. Encerkan tiap satu liter larutan hasil penyaringan dengan 10-15 liter air.
d. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman. 

12. Pestisida Nabati Daun Sirsak dan Tembakau

 
Kegunaan : mengendalikan belalang dan ulat.
Cara pembuatan :
a. Tumbuk halus 50 lembar daun sirsak dan segenggam daun tembakau.

b. Bahan-bahan tersebut dimasukkan dalam 20 liter air dan 20 gr detergen (sabun colek), diaduk rata dan direndam selama semalam, lalu disaring.
c. Tiap satu liter larutan hasil penyaringan diencerkan dengan 50-60 liter air.
d. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman.

13. Pestisida Nabati Daun Mimba dan Umbi Gadung

 
Kegunaan : mengendalikan ulat dan hama pengisap.
Cara pembuatan :
a. Tumbuk halus 1 kg daun mimba dan 2 buah umbi gadung racun, tambah 20 liter air + 10 gr detergen, lalu aduk hingga rata.
b. Rendaman tersebut didiamkan selama semalam.
c. Larutan hasil rendaman disaring dengan kain halus.
d. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman.

14. Pestisida Nabati Serbuk Bunga Piretrum
Kandungan : pinetrin
Kegunaan : mengendalikan ulat.
Cara pembuatan :
a. Tumbuk hingga halus bunga piretrum.
b. Serbuk bunga piretrum direndam sebanyak 25 gr dalam 10 liter air + 10 gr, aduk sampai rata lalu biarkan sampai malam.
c. Larutan disaring lalu hasilnya disemprotkan ke pertanaman.

15. Pestisida Nabati Bunga Piretrum dan Daun Mimba


Kegunaan : mengendalikan hama gudang.
Cara pembuatan :a. Bunga piretrum dan daun mimba ditumbuk halus dalam keadaan terpisah.
b. Rendam 2-5 gr serbuk bunga piretrum, 5-10 gr serbuk daum mimba dalam 1 liter air dan 1 gr detergen, aduk sampai rata dan biarkan selama semalam.
c. Larutan disaring lalu hasilnya disemprotkan ke tanaman.

16. Pestisida Nabati Akar Tuba
 
Kandungan : rotenon, deguelin, elipton, toksikarol.
Kegunaan : mengendalikan hama moluska (keong).
Cara pembuatan :
a. Tumbuk halus 5-10 gr akar tuba, tambah 1 liter air dan 1 gr detergen, diaduk sampai rata dan biarkan selama semalam.
b. larutan hasil rendaman disaring dengan kain halus.
c. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman.
17. Pestisida Nabati Umbi Gadung Racun dan Umbi Gadung KB
 
Gadung racun berbatang bulat berkayu, gadung KB berbatang lunak bentuk segitiga (bahan dasar kontrasepsi)
Kegunaan : mengendalikan hama tikus.
Cara pembuatan :
a. Haluskan 1 kg umbi gadung.
b.Tambah dengan 10 kg dedak padi/ jagung, 1 ons tepung ikan, 1 buah kemiri dan sedikit air (secukupnya).
c. Adonan diaduk hingga rata dan bentuknya menjadi pelet.

18. Pestisida Nabati Cengkih
 
Kegunaan : mengendalikan busuk batang Fusarium.
Cara pembuatan :
a. Daun cengkih kering 10 – 100 gr ditumbuk halus
b. Berikan pada tanaman.

19. Pestisida Nabati Tagetes

 
Kegunaan : mengendalikan penyakit lincat (bakteri) pada tembakau.
Cara pembuatan :
a. Tumbuk halus 20 gr daun tagetes kering.
b. Berikan untuk tiap tanaman (ditaburkan pada lubang tanam), satu minggu sebelum tanam.
20. Pestisida Nabati Mindi

  
Kegunaan : mengusir belalang, rendaman biji mindi segar dapat mengendalikan hama ulat Plutella xylostella.
Cara pembuatan :

a. Rendam 150 gr daun mindi pucuk segar dalam 1 liter air selama 24 jam.
b. Larutan hasil perendaman disaring dengan kain halus dan hasil penyaringan disemprotkan ke tanaman.

21. Pestisida Nabati Bawang Putih

 
Kegunaan : efektif untuk mengendalikan beberapa jenis hama tanaman.
Cara pembuatan :
a. Parut 100 gr bawang putih, campur dengan 0,5 liter air, 10 gr detergen dan 2 sendok teh minyak mineral.
b. Diamkan selama 24 jam, lalu disaring dengan kain halus.
c. Larutan hasil penyaringan diencerkan hingga volumenya 20 kali dan semprotkan ke tanaman.

22. Pestisida Nabati Lombok (dosis tinggi menghanguskan tanaman)

  Kegunaan : efektif untuk mengendalikan beberapa jenis hama tanaman.
Cara pembuatan :
a. Tumbuk halus 100 gr lombok dan rendam dalam 1 liter air selama 24 jam.
b. Cairan hasil rendaman disaring dengan kain halus.
c. Semprotkan cairan hasil penyaringan ke tanaman.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT DENGAN PESTISIDA ORGANIK


Dampak Negatif dari Penggunaan Pestisida Kimia

Petani selama ini tergantung pada penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Selain yang harganya mahal, pestisida kimia juga banyak memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia antara lain adalah:
1.    Hama menjadi kebal (resisten)
2.    Peledakan hama baru (resurjensi)
3.    Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen
4.    Terbunuhnya musuh alami
5.    Pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia
6.    Kecelakaan bagi pengguna
Kira-kira sudah berapa lama petani menggunakan pestisida kimia ini? Jadi bisa dibayangkan sendiri akibatnya bagi tanah pertanian di Indonesia.

Fungsi dari Pestisida Organik

Pestisida Organik memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1.    Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat
2.    Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot.
3.    Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa
4.    Menghambat reproduksi serangga betina
5.    Racun syaraf
6.    Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga
7.    Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
8.    Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri

Bahan dan Cara Umum Pengolahan Pestisida Organik

*       Bahan mentah berbentuk tepung (nimbi, kunyit, dll)
*       Ekstrak tanaman/resin dengan mengambil cairan metabolit sekunder dari bagian tanaman tertentu
*       Bagian tanaman dibakar untuk diambil abunya dan dipakai sebagai insektisida (serai, tembelekan/Lantana camara)
Contoh beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida Organik :

Bahan dan Cara Umum Pengolahan Pestisida Organik


*       Bahan mentah berbentuk tepung (nimbi, kunyit, dll)

*       Ekstrak tanaman/resin dengan mengambil cairan metabolit sekunder dari bagian tanaman tertentu

*       Bagian tanaman dibakar untuk diambil abunya dan dipakai sebagai insektisida (serai, tembelekan/Lantana camara)

Contoh beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida Organik :

MIMBA (Azadirachta indica)

Bahan Pestisida Organik ini mengandung senyawa aktif azadirachtin, meliantriol, dan salanin. Berbentuk tepung dari daun atau cairan minyak dari biji/buah. Efektif mencegah makan (antifeedant) bagi serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman (repellent) dan bersifat sistemik. Mimba dapat membuat serangga mandul, karena dapat mengganggu produksi hormone dan pertumbuhan serangga.

Mimba mempunyai spectrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak (200 spesies) antara lainL belalang, thrips, ulat, kupu-kupu putih, dll. Disamping itu dapat juga untuk mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Jamur yang dikendalikan antara lain penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat daun dan bercak daun. Dan mencegah bakteri pada embun tepung (powdery mildew). Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga, disemprotkan pada dun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga di dalam tanah.

AKAR TUBA (Deris eliptica)

Senyawa yang telah ditemukan antara lain adalah retenon. Retenon dapat diekstrak menggunakan eter/aseton menghasilkan 2 – 4 % resin rotenone, dibuat menjadi konsentrat air. Rotenon bekerja sebagai racun sel yang sangat kuat (insektisida) dan sebagai antifeedant yang menyebabkan serangga berhenti makan. Kematian serangga terjadi beberapa jam sampai beberapa hari setelah terkenal rotenone. Rotenon dapat dicampur dengan piretrin/belerang. Rotenon adalah racun kontak (tidak sistemik) berpspektrum luas dan sebagai racun perut. Rotenon dapat digunakan sebagai moluskisida (untuk moluska), insektisida (untuk serangga) dan akarisida (tungau).

TEMBAKAU

Tembakau sebagai Pestisida Organik karena senyawa yang dikandung adalah nikotin. Ternyata nikotin ini tidak hanya racun untuk manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk racun serangga Daun tembakau kering mengandung 2 – 8 % nikotin. Nikotin merupakan racun syaraf yang bereaksi cepat. Nikotin berperan sebagai racun kontak bagi serangga seperti: ulat perusak daun, aphids, triphs, dan pengendali jamur (fungisida).

Selasa, 24 Mei 2011

PESTISIDA NABATI (4)

 
VIII. TELEK – BESI 
 

         Tembelekan                                  Tomat                      kemangi                        


          trembesi

Bahan – bahan :
1. Daun Tembelekan               = 1 – 2 kg
2. Pohon / daun  tomat            = 5 – 10 batang
3. Daun kemangi                     = 1 – 2 kg
4. Daun Trembesi                    = 1 – 2 kg
5. Sabun Diterjen                    = 1 – 2 sendok
Cara pembuatannya :
1.Daun tembelekan, pohon daun tomat, daun kemangi, daun trembesi dicacah kemudian direbus dengan air 10 liter sampai mendidih  kemudian didinginkan dan disaring.
2. Diamkan selama 1 x 24 jam

Penggunaannya :
1. 14 liter air ditambah 500 cc ( 2 gelas ) air ramuan ditambah 2 sendok sabun.
 2. Bahan siap disemprotkan ke lahan tanaman   padi / palawija, waktu penyemprotan pagi atau sore hari.
3.  Ulangi 5 hari sekali bila populasi OPT banyak.
OPT sasaran  :
1.Kutu aphis
2. Ulat kubis, bawang putih, bawang merah, termasuk semut dan serangga kecil lainnya.
3. Walang sangit

Hasil pencapaiannya :
1. Tingkat kematian cukup ( 70 % - 75 % ) dan populasi timbulnya lama
2. Dampak samping tidak ditemui



IX. S O R I 

                             Daun Srikoyo                                                      daun serai

 
          Biji Srikaya                          daun sirsak
 Bahan – bahan :
1. Srikoyo                                = 100 – 200 biji
2. Daun Srikoyo                      = 1 – 2 kg
3. Daun sirsat                          = 1 -  2 kg
4. Daun Sere                           = 1 – 2 kg
5. Sabun deterjen                    = 20 – 30 gram
6. Air                                       = 3 – 6 liter




Cara Pembuatannya :
1. Biji Srikoyo digiling / ditumbuk halus dibuat tepung.
2. Daun Srikoyo, daun sirsat, daun sere dicacah kemudian direbus 4 – 8 liter sisakan 2 – 4 liter ( setengahnya ) dan dinginkan terus disaring.
3. Campurkan tepung biji Srikoyo dengan air ramuan kemudian ditambahkan dengan air tawar sebanyak 2 liter dan tambahkan sabun deterjen.

Penggunaannya :
1.   14 liter air ditambahkan 1 liter air ramuan kemudian disemprotkan pada lahan waktu pagi dan sore hari, semprotkan pada pangkal batang.
2.  Ulangi 5 hari sekali bila perlu.

OPT sasaran :
1. Wereng                                2. Pengerek
3. Ulat pengulung daun             4. Aphis
5. Ulat kubis dan semut

Hasil pencapaiannya  :
 Tingkat kematian OPT 70 – 80 % , populasi turun

 

X. MABUR 
 
                       Tembakau                           daun awar-awar


            daun awar-awar



              Biji mimba                        Biji Srikaya



Bahan – bahan :
1. Biji Mahoni                         = 100 –200 biji
2. Biji srikoyo                          = 100 –200 biji
3. Biji Mimba / Mindi             = 100 – 200 biji
4. Daun gadung                      = 0,5 – 1 kg
5. Daun Awar – awar              = 0,5 – 1 kg
6. Tembakau                            = 0,25 – 0,5 kg
7. Sabun Rinso                        = 1 – 2 sendok

Cara pembuatannya :
1. Biji – bijian ditumbuk halus jadi tepung.
2.   daun – daunan dan tembakau direbus sampai mendidih dengan 5 – 6 liter air, kemudian didinginkan dan disaring, tambahkan lagi air tawar 1 – 2 liter pada ramuan teersebut.

Penggunaannya  :
1.   1 ( satu ) tangki air ditambah 250 cc air ramuan daun-daunan ditambah 1 sendok tepung biji-bijian.
 2.  Semprotkan pada lahan pada waktu pagi dan sore hari.
 3.  Ulangi 4 hari sekali sesuai dengan populasi OPT

OPT sasaran :
1. Wereng
 2. Pengerek batang
 3. Ulat daun
 4. Lalat pada tanaman kacang panjang, kubis, bawang merah, cabe
 5. Serangga lain: kepik hijau dan kepinding tanah.

Hasil pencapaiannya  :
Tingkat kematioan OPT tinggi 80 – 85 %, Populasi turun drastis dan dampak sampingnya tidak ditemui.