Tampilkan postingan dengan label PESTISIDA NABATI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PESTISIDA NABATI. Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 Juni 2011

MIMBA SEBAGAI PESTISIDA NABATI

 Tanaman Mimba

(Azadirachta indica I.)







Tanaman Mimba merupakan tanaman asli asia Afrika. Di Indonesia banyak dijumpai di Jawa dan Bali utamanya di daerah jawa Timur.
Klasifikasi Tanaman Mimba :

KLASIFIKASI ILMIAH MIMBA


Kingdom: Plantae
Division: Magnoliophyta
Order: Sapindales
Family: Meliaceae
Genus: Azadirachta
Species: A. indica

 (sumber wikipedia.org)

Tanaman Mimba ini sudah lama dikenal sebagai tanaman yang bisa digunakan sebagai pestisida nabati. Mimba mempunyai banyak kandungan senyawa yang bisa digunakan sebagai Insektisida yaitu:

1. Azadirachtin
2. Salannin
3. Nimbinen
4. Meliantriol

yang paling sering digunakan sebagai sebagai insetisida adalah Azadirachtin. Kandungan senyawa tersebut terdapat pada daun dan Biji Mimba , hanya saja yang paling tinggi dan bagus untuk insektisida adalah pada bagian Biji.

 (Daun Mimba)

                                   (Biji mimba)    (sumber balitkabi)

- Buah yang dihasilkandari pohon mimba dapat mencapai 50 kg per pohon. Tanaman mimba hanya berbuah setahun sekali (sekitar bulan  Desember-Januari).
- Pohon mimba dapat menghasilkan kurang lebih 360 kg daun segar setiap tahun atau 7 kali buahnya. 
Cara Kerja Mimba
      Berdasarkan kandungan bahan aktifnya, biji dan daun mimba mengandung azadirachtinmeliantriol, salanin, dan nimbin, yang merupakan hasil metabolit sekunder dari tanaman mimba.
      Senyawa aktif tanaman mimba tidak membunuh hama secara cepat, tapi berpengaruh terhadap daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses ganti kulit, menghambat perkawinan dan komunikasi seksual, penurunan daya tetas telur, dan menghambat pembentukan kitin. Selain itu juga berperan sebagai pemandul. 
       Selain bersifat sebagai insektisida, tumbuhan tersebut juga memiliki sifat sebagai fungisida, virusida, nematisida, bakterisida, mitisida dan rodentisida. Senyawa aktif tersebut telah dilaporkan berpengaruh terhadap lebih kurang 400 serangga. sebagai senyawa aktif utama. (sumber balitkabi)
Keunggulan Mimba
Pengendalian hama dengan menggunakan mimba sebagai insektisida nabati mempunyai beberapa keunggulan antara lain :
  • Di alam senyawa aktif mudah terurai, sehingga kadar residu relatif kecil, peluang untuk membunuh serangga bukan sasaran rendah dan dapat digunakan beberapa saat menjelang panen.
  • Cara kerja spesifik, sehingga aman terhadap vertebrata (manusia dan ternak)
  • Tidak mudah menimbulkan resistensi, karena jumlah senyawa aktif lebih dari satu.
Dengan keunggulan di atas, maka akan dihasilkan produk pertanian dengan kualitas yang prima, dan kelestarian ekosistem tetap terpelihara.
Kelemahan mimba
  • Persitensi insektisida yang singkat kadang kurang menguntungkan dari segi ekonomis, karena pada populasi yang tinggi diperlukan aplikasi yang berulang-ulang agar mencapai keefektifan pengendalian yang maksimal.
  • Biaya produksi lebih mahal, sehingga harga jualnya belum tentu lebih murah dari insektisida sintetik. (sumber Balitkabi)         



Pembuatan Ekstrak Air Biji Mimba

·         1. Kering anginkan biji mimba beserta kulit biji sampai kering agar tidak berjamur.
·         2. Giling biji dan kulit biji mimba sampai halus, kemudian saring dengan ayakan (850 µm).
·         3 .Timbang 25-50 g serbuk biji mimba + 1 l air + 1 ml alkohol aduk rata, kemudian rendam semalam (12 jam).
·         4. Keesokan harinya rendaman bahan disaring dengan kain furing
·         5. Larutan hasil penyaringan kemudian ditambah dengan 1 g deterjen atau 0,5 ml perata (apsa), aduk rata dan larutan siap disemprotkan.
·         6. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore hari, dengan volume semprot yang memadai 400-600 l air, tergantung umur tanaman yang akan disemprot

·         Pembuatan Ekstrak Air Daun Mimba
·         1. Blender 50 g daun mimba segar dengan 1 l air + 1 ml alkohol aduk rata, kemudian rendam semalam (12 jam).
2. Keesokan harinya rendaman bahan disaring dengan kain furing 
3. Larutan hasil penyaringan kemudian ditambah dengan 1 g deterjen atau 0,5 ml perata (apsa atau sejenisnya), aduk rata dan larutan siap disemprotkan. 


Cara Lain:

Cara pembuatan Pestisida mimba dengan menggunakan biji, berikut langkah-langkah nya:

1.     Tumbuk halus 200-300 g biji mimba.
2.     Rendam serbuk biji mimba kedalam 10 liter air selam semalam.
3.     Aduk larutan sampai rata dan saring dengan kain halus.
4.     Semprotkan larutan biji mimba tersebut ke pertanaman.


Jika menggunakan daun, berikut langkah-langkah cara pembuatannya:

1.     Tumbuk halus 1 kg daun mimba kering
2.     Rendam selama semalam hasil tumbukan daun mimba ke dalam 10 liter air
3.     Aduk larutan sampai rata dan saring dengan kain halus
4.     Semprotkan larutan hasil penyaringan ke pertanaman.

Pada tanaman tembakau,pestisida nabati mimba efektif untuk mengendalikan nematoda puru akar. Cara penggunaannya pada tanaman tembakau adalah dengan menggunakan 15-30 g daun mimba kering atau 5-10 g biji nimba ditumbuk halus dan diberikan unutk setiap lubang tanam.

Pestisida mimba juga efektif untuk mengendalikan jamur fusarium dan sclerotium. Sebanyak 2-6 g biji mimba diserbuk dan diremdam selama tiga hai dalam 1 liter air, kemudian disaring dengan kain halus. Larutan hasil penyaringan sudah bisa digunakan.

HAMA SASARAN


Hama sasaran yang bisa dikendalikan dengan mimba sangat banyak, antra lain:
§   Wereng padi punggung putih (sogotella furcifera)
§   Wereng coklat (Nilaparvata lugens)
§   Wereng hijau (Nephotettix virescens)
§   Ulat tritip (Plutella xylostella)
§   Ulat pengerek daun jeruk (Phillocnistis citrella)
§   Ulat tanah (agrotis spp)
§  Ulat grayak (Spodoptera litura)
§   tungau (Tetranichus spp)
§   Kumbang badak (Oryctes rhinocheros)
§  Thrips (Heliothrips spp)
§   Lalat putih (Bemisia tabaci)
§   Semut
§   Pengerek batang pisang (Cosmopolites sordidus)
§   Pengerek batang padi
§   Lembing (Epilachna varivestis)

(sumber Isro'i wordpress).



Sabtu, 04 Juni 2011

BENGKUANG SEBAGAI PESTISIDA NABATI

BENGKUANG
(Pachyrrhyzus erosus Urban)


Tanaman bengkuang merupakan tanaman tahunan yang menghasilkan umbi akar, dengan bentuk membulat seperti gasing. Kulit umbi tipis dan berwarna kuning pucat. Bagian dalam umbi berwarna putih, mengandung air, serta berasa manis..Bengkuang dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi (1-1000 m dpl). Bengkuang merupakan tumbuhan semak semusim yang tumbuh membelit. Batang bulat, berambut dan berwarna hijau.
Daun tunggal, bulat, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, tulang daun menyirip, permukaan berbulu, panjang 7-10 cm, lebar 5-9 cm, berwarna hijau.
Bunga majemuk, bentuk tandan, letak di ketiak daun, tiap tangkai terdiri atas 2-4 kuntum, berwarna ungu kebiruan. Buah polong berbentuk pipih dan berwarna hijau. Biji keras, bentuk ginjal, berwarna kuning kotor.
Akar tunggang berumbi. Perbanyakan tanaman dengan biji.
           Biasanya Bengkuang yang dikenal adalah umbinya, karena kandungan vitamin dan gizi yang cukup tinggi . kandungan utama bengkuang adalah air, yaitu 85 gram per 100 gram umbi.  Kadar energinya yang cukup rendah  (55 kkal/100 g) memungkinkan bengkuang untuk dikonsumsi sebagai bahan pangan yang baik bagi pelaksana diet rendah kalori dan penderita diabetes melitus.
         Kandungan vitamin C yang cukup tinggi (20 mg/100 g), memungkinkan bengkuang digunakan sebagai sumber antioksidan yang potensial untuk menangkal serangan radikal bebas penyebab kanker dan penyakit degeneratif.
              Buah bengkuang bisa langsung dimakan, dibuat obat dan untuk kecantikan (identik dengan pemutih kulit).  
             Umbi ini tidak bisa dibuat pestisida nabati, yang bisa dibuat pestisida nabati adalah bagian daun dan biji karena mengandung racun di dalamnya.
          Biji bengkuang mengandung zat-zat seperti rotenone, pachyrrhizid, pachyrrhizine, saponin, dan lain-lain yang bekerja secara sinergis sebagai insektisida dan juga akarisida

Daun bengkuang
 buah bengkuang
biji bengkuang

OPT sasaran: Hortikultura:
Croccidolomia binotalis, Aphis fabae, A.craccivora, Bombix mori, Dysdercus megalopygus, Epilachna varivestis, Myzus persicae, Nezara viridula, Plutella xylostella dan Spodoptera litura.

Tanaman pangan: 
 Serbuk atau tepung biji bengkuang dapat digunakan untuk melindungi benih tanaman dari serangan hama gudang. Serangga yang teracuni mati kelaparan yang disebabkan oleh kelumpuhan alat-alat mulut.

Cara membuat  :
Biji dan daun dicuci, ditumbuk, ekstraknya diencerkan dengan aquades. Alkohol dan petroleum eter dapat digunakan sebagai pelarut. Aplikasi dilakukan dengan penghembusan atau penyemprotan ke bagian tanaman.
Ekstrak biji bengkuang bersifat toksik terhadap larva ulat krop dengan LC50 : 11,48 %. Tingkat kematian terendah 13 % pada 4 hari setelah perlakuan dengan konsentrasi 12,5 % (125 gram per liter air) (Soekarto, et al, 1999).

(cara lain Ekstrak biji bengkuang dibuat dengan cara menyaring campuran tepung biji bengkuang dengan pelarut air, etanol 96%, atau metanol 96%)




Dari berbagai sumber.dan dari saungsurip

CARA MEMBUAT PESTISIDA NABATI

          Secara sederhana pembuatan pestisida nabati dilakukan melalui beberapa proses penanganan bahan tumbuhan secara baik agar bahan tersebut tidak kehilangan aktifitas hayatinya (bioactivity). Kehilangan aktivitas hayati dapat terjadi pada tahap pengkoleksian, penyimpanan, dan persiapan bahan atau material tumbuhan.

         Soeharjan (1994) mengemukakan beberapa teknik yang sederhana untuk menghasilkan bahan pestisida nabati yaitu:
1) penggerusan, penumbukan, pembakaran atau pengepresan untuk menghasilkan produk berupa tepung, abu, atau pasta,
2) perendaman untuk produk ekstrak,
3) ekstraksi penggunaan bahan kimia pelarut disertai perlakuan khusus untuk menghasilkan produk berupa ekstrak yang dikerjakan dengan tenaga terampil dan dengan peralatan yang khusus.

           Untuk memperoleh bahan yang diharapkan memiliki aktifitas biologi dikenal dua cara koleksi yaitu koleksi bahan baku segar dan koleksi kering.

           Bahan baku segar akan lebih baik bila langsung diekstraksi dengan menggunakan pelarut tertentu beberapa kali seperti aseton atau alcohol. Proses ekstraksi bahan merupakan proses awal memperoleh bahan sebagai pestisida nabati.
           Dalam keadaan yang tidak memungkinkan memperoleh bahan baku segar, dapat dilakukan pengeringan bahan yang dilakukan secara hati-hati menggunakan mesin pengering beku (freeze dryer) atau bahan dikeringudarakan di tempat teduh dan berangin (dalam ruangan pada suhu ruang), agar tidak terjadi kerusakan atau perubahan pada komponen kimia yang dikandung bahan tersebut. Namun untuk penggunaan yang sederhana dan mudah dilakukan oleh petani, dapat dilakukan ekstraksi sederhana baik untuk bahan segar maupun bahan kering melalui tahapan seperti yang dijelaskan dibawah.

Ekstraksi bahan segar

• Bagian tumbuhan segar (daun dsb) dibersihkan dari kotoran yang melekat, dicuci, kemudian ditumbuk dan dicampur dengan air dengan konsentrasi 25 – 100 g/l air.

( Sumber : saung surip)

Minggu, 29 Mei 2011

PEMBUATAN PESTISIDA NABATI (I)


PEMBUATAN PESTISIDA NABATI
PEMANFAATAN TANAMAN OBAT
IR. DWI PURNOMO, MM
STPP MALANG

1. Pestisida Nabati Daun Gamal
 
Daun Gamal mengandung tanin
Kegunaan : mengendalikan ulat dan hama pengisap.
Cara pembuatan :
a. Hancurkan daun gamal segar 100 – 150 gr, dengan penambahan air 250 ml (bisa diblender) sampai menjadi larutan.
b. Larutan tersebut dimasukkan dalam kantong plastik dan peras (dapat pula disaring), lalu hasil penyaringan ditampung dalam ember ukuran 10 liter.
c. Tambahkan 250 ml minyak tanah dan 50 gr detergen lalu aduk sampai rata.
d. Tambahkan 8 liter air, aduk sampai rata.
e. Larutan tersebut disemprotkan ke pertanaman dengan menggunakan alat semprot.
2. Pestisida Nabati Pacar Cina
 
Kandungan : minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoid, tanin
Kegunaan : mengendalikan hama ulat.
Cara pembuatan :
a. Hancurkan ranting 50 – 100 gr atau kulit batang pacar cina dengan ditambah 1 liter air dan 1 gr detergen (dapat pula direbus selama 45 – 75 menit) hingga menjadi larutan.
b. Larutan tersebut disaring dengan menggunakan kain atau saringan halus.
c. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman.


3. Pestisida Nabati Rendaman Daun Tembakau
 
Kandungan : nikotin
Kegunaan : mengendalikan hama pengisap.
Cara pembuatan :
a. Daun tembakau 250 gr (empat genggam) dirajang dan direndam dalam air 8 liter selama semalam.
b. Daun tembakau diambil dan tambahkan 2 sendok teh detergen dalam larutan hasil rendaman.
c. Larutan diaduk merata, lalu saring.
d. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman. 

4. Pestisida Nabati Daun Sirih Hutan
 
Kandungan : fenol, kavokol
Kegunaan : mengendalikan hama pengisap.
Cara pembuatan :
a. Tumbuk sampai halus 1 kg daun sirih hutan segar, 3 umbi bawang merah, dan 5 batang serai.
b. Tambahkan 8 – 10 liter air dan 50 gr ditergen, lalu aduk sampai rata dan menjadi larutan.
c. Saring larutan lalu disemprotkan ke pertanaman. 


5. Pestisida Nabati Umbi Gadung
 
Kandungan :diosgenin, steroid, saponin, alkaloid, fenol
Kegunaan : mengendalikan ulat dan hama pengisap.
Cara pembuatan :
a. Tumbuk sampai halus 500 gr umbi gadung lalu diperas dengan bantuan kantong kain halus.
b. Tambahkan 10 liter air  ke dalam larutan hasil perasan lalu diaduk sampai rata.
c. Saring larutan lalu disemprotkan ke pertanaman.

6. Pestisida Nabati Mimba
Kendungan : azadirachtin Salanin, nimbenin, meliantriol
Kegunaan : mengendalikan ulat, hama pengisap, jamur, bakteri, nematoda dan sebagainya.
Cara pembuatan (dengan biji) :
a. Biji mimba sebanyak 200 – 300 gr ditumbuk halus.
b. Serbuk biji mimba tersebut direndam dalam 10 liter air selama semalam.
c. Larutan diaduk sampai rata lalu saring dengan kain halus.
d. Larutan disemprotkan ke pertanaman.
Cara pembuatan (melalui daun) :
a. Daun mimba kering 1 kg ditumbuk halus.
b. Rendam serbuk daun mimba tersebut ke dalam 10 liter air selama semalam.
c. Larutan diaduk sampai rata dan saring dengan kain halus.
d. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman. 

7. Pestisida Nabati Srikaya dan Nona Seberang

 
Kandungan : annonain, resin
Kegunaan : mengendalikan ulat dan hama pengisap
Cara pembuatan :
a. Tumbuk sampai halus 15 – 25 gr biji srikaya atau nona seberang.
b. Rendam serbuk biji srikaya tersebut selama semalam dalam 1 liter air dan 1 gr detergen, lalu diaduk.
c. Saring larutan dengan kain halus.
d. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman.
 
8. Pestisida Nabati Daun Pepaya

 
Kandungan : Papain
Kegunaan : mengendalikan ulat dan hama pengisap.
Cara pembuatan :
a. Rajang 1 kg daun pepaya segar.
b. Daun pepaya yang telah dirajang kemudian direndam dalam 10 liter air dan 2 sendok makan minyak tanah dan 50 gr detergen selama semalam.
c. Saring larutan hasil perendaman dengan kain halus.
d. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman.

9. Pestisida Nabati Biji Jarak

 
Kandungan : resinin, alkaloid
Kegunaan : mengendalikan ulat dan hama pengisap (bentuk larutan), mengendalikan nematoda (bentuk serbuk).
Cara pembuatan :
a. Tumbuk 0,75 kg biji jarak dan panaskan selama 10 menit dalam 2 liter air yang telah ditambah.
b.Saring larutan tersebut dan tambah dengan 10 liter air.
c. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman.
10. Pestisida Nabati Daun Sirsak

 
Kandungan : annanoin, resin
Kegunaan : mengendalikan hama trip.
Cara pembuatan :
a. Tumbuh halus 50 – 100 lembar daun sirsak.
b. Rendam dalam 5 liter air dan 15 gr detergen, lalu diaduk sampai rata dan didiamkan selama semalam.
c. Saring larutan dengan kain halus
d. Encerkan tiap satu liter larutan hasil penyaringan dengan 10 – 15 liter air.
e. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman.

11. Pestisida Nabati Daun Sirsak dan Jeringau

 
Kandungan : arosone, kalomenol, kolomen, kalameone, metil eugenol, eugenol
Kegunaan : mengendalikan wereng coklat.
Cara pembuatan :
a. Tumbuk halus segenggam daun sirsak, segenggam rimpang jeringau dan 20 siung bawang putih.
b. Bahan-bahan tersebut direndam dalam 20 liter air dan 20 gr detergen selama 2 hari, kemudian saring.
c. Encerkan tiap satu liter larutan hasil penyaringan dengan 10-15 liter air.
d. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman. 

12. Pestisida Nabati Daun Sirsak dan Tembakau

 
Kegunaan : mengendalikan belalang dan ulat.
Cara pembuatan :
a. Tumbuk halus 50 lembar daun sirsak dan segenggam daun tembakau.

b. Bahan-bahan tersebut dimasukkan dalam 20 liter air dan 20 gr detergen (sabun colek), diaduk rata dan direndam selama semalam, lalu disaring.
c. Tiap satu liter larutan hasil penyaringan diencerkan dengan 50-60 liter air.
d. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman.

13. Pestisida Nabati Daun Mimba dan Umbi Gadung

 
Kegunaan : mengendalikan ulat dan hama pengisap.
Cara pembuatan :
a. Tumbuk halus 1 kg daun mimba dan 2 buah umbi gadung racun, tambah 20 liter air + 10 gr detergen, lalu aduk hingga rata.
b. Rendaman tersebut didiamkan selama semalam.
c. Larutan hasil rendaman disaring dengan kain halus.
d. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman.

14. Pestisida Nabati Serbuk Bunga Piretrum
Kandungan : pinetrin
Kegunaan : mengendalikan ulat.
Cara pembuatan :
a. Tumbuk hingga halus bunga piretrum.
b. Serbuk bunga piretrum direndam sebanyak 25 gr dalam 10 liter air + 10 gr, aduk sampai rata lalu biarkan sampai malam.
c. Larutan disaring lalu hasilnya disemprotkan ke pertanaman.

15. Pestisida Nabati Bunga Piretrum dan Daun Mimba


Kegunaan : mengendalikan hama gudang.
Cara pembuatan :a. Bunga piretrum dan daun mimba ditumbuk halus dalam keadaan terpisah.
b. Rendam 2-5 gr serbuk bunga piretrum, 5-10 gr serbuk daum mimba dalam 1 liter air dan 1 gr detergen, aduk sampai rata dan biarkan selama semalam.
c. Larutan disaring lalu hasilnya disemprotkan ke tanaman.

16. Pestisida Nabati Akar Tuba
 
Kandungan : rotenon, deguelin, elipton, toksikarol.
Kegunaan : mengendalikan hama moluska (keong).
Cara pembuatan :
a. Tumbuk halus 5-10 gr akar tuba, tambah 1 liter air dan 1 gr detergen, diaduk sampai rata dan biarkan selama semalam.
b. larutan hasil rendaman disaring dengan kain halus.
c. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman.
17. Pestisida Nabati Umbi Gadung Racun dan Umbi Gadung KB
 
Gadung racun berbatang bulat berkayu, gadung KB berbatang lunak bentuk segitiga (bahan dasar kontrasepsi)
Kegunaan : mengendalikan hama tikus.
Cara pembuatan :
a. Haluskan 1 kg umbi gadung.
b.Tambah dengan 10 kg dedak padi/ jagung, 1 ons tepung ikan, 1 buah kemiri dan sedikit air (secukupnya).
c. Adonan diaduk hingga rata dan bentuknya menjadi pelet.

18. Pestisida Nabati Cengkih
 
Kegunaan : mengendalikan busuk batang Fusarium.
Cara pembuatan :
a. Daun cengkih kering 10 – 100 gr ditumbuk halus
b. Berikan pada tanaman.

19. Pestisida Nabati Tagetes

 
Kegunaan : mengendalikan penyakit lincat (bakteri) pada tembakau.
Cara pembuatan :
a. Tumbuk halus 20 gr daun tagetes kering.
b. Berikan untuk tiap tanaman (ditaburkan pada lubang tanam), satu minggu sebelum tanam.
20. Pestisida Nabati Mindi

  
Kegunaan : mengusir belalang, rendaman biji mindi segar dapat mengendalikan hama ulat Plutella xylostella.
Cara pembuatan :

a. Rendam 150 gr daun mindi pucuk segar dalam 1 liter air selama 24 jam.
b. Larutan hasil perendaman disaring dengan kain halus dan hasil penyaringan disemprotkan ke tanaman.

21. Pestisida Nabati Bawang Putih

 
Kegunaan : efektif untuk mengendalikan beberapa jenis hama tanaman.
Cara pembuatan :
a. Parut 100 gr bawang putih, campur dengan 0,5 liter air, 10 gr detergen dan 2 sendok teh minyak mineral.
b. Diamkan selama 24 jam, lalu disaring dengan kain halus.
c. Larutan hasil penyaringan diencerkan hingga volumenya 20 kali dan semprotkan ke tanaman.

22. Pestisida Nabati Lombok (dosis tinggi menghanguskan tanaman)

  Kegunaan : efektif untuk mengendalikan beberapa jenis hama tanaman.
Cara pembuatan :
a. Tumbuk halus 100 gr lombok dan rendam dalam 1 liter air selama 24 jam.
b. Cairan hasil rendaman disaring dengan kain halus.
c. Semprotkan cairan hasil penyaringan ke tanaman.