PENGERTIAN:
Agens hayati adalah setiap organisme yang dalam semua tahap perkembangannya dapat dipergunakan untuk keperluan pengendalian hama dan penyakit atau organisme pengganggu tumbuhan dalam proses produksi, pengolahan hasil pertanian dan berbagai keperluannya.
Jenis organisme yang termasuk agens hayatiOrganisme yang termasuk dalam agens hayati, yaitu spesies, subspecies, varietas, semua jenis serangga, nematoda, protozoa, cendawan (fungi), bakteri, virus, mikoplasma.
Pengelompokan agens hayati
Agens hayati dikelompokan dalam: 1) Musuh alami, terdiri atas: predator, parasitoid, pathogen serangga, dan antagonis pathogen,
2) Biopestisida.
Predator: adalah hewan yang memangsa hewan lain. Predator membunuh beberapa individu mangsa selama satu siklus hidup. Yang termasuk predator antara lain kumbang coccineliddae, laba-laba, tawon, tungau predator, belalang sembah.
capung
Parasitoid: Serangga parasitoid stadia belum dewasa (nimfa, larva) berkembang pada atau di dalam satu inang, memakan jaringan inangnya dan akhirnya membunuh inangnya. Parasitoid dewasa hidup bebas dan mungkin memangsa. Yang termasuk parasitoid, antara lain serangga yang tergolong dalam family Braconidae, Ichneumonidae, dan Trichogrammatidae.
Siklus Parasitoid
parasitoid pada telur
Patogen serangga:Patogen serangga adalah mikroorganisme (cendawan,bakteri, virus, protozoa, nematode dan mikroba lainnya) yang dapat menyebabkan infeksi dan menimbulkan penyakit pada serangga hama. Secara spesifik mikroorganisme yang dapat menibulkan penyakit pada serangga disebut“mikroorganisme entomopatogen”
Karakteristik Patogen :
- Menyebabkan pertumbuhan terhambat, menghambat reproduksi, membunuh inang
- Memiliki target inang spesifik atau stadium spesifik
- Efektifitas sangat tergantung pada kondisi lingkungan
- Dapat menyebabkan epizootic (ledakan [enyakit di dalam populasi serangga)
- Tingkat pengendalian tidak dapat diprediksi, relative lambat (memerlukan waktu untuk dapat mengendalikan)
1. Cendawan
Cendawan yang berfungsi sebagai cendawan pathogen seranggan pada umumnya dari kelas Deuteromycetes, ordo Moniliales, famili Moniliaceae, seperti Beauveria bassinana, Metarhizium sp., Hirsutella citriformi, Nomuraea rileyi.
Cendawan mematikan hama dengan cara mengifeksi tbuh inang. Perkembangan infeksi sangat dipengarhi kondisi lingkungan (suhu dan kelembaban yang tinggi). Suhu optimum untuk pertumbuhan cendawan pathogen 23-25 oC
a. Beauveria bassiana
Beauveria bassiana termasuk dalam golongan pathogen serangga ordo Monililes, famili Moniliaceae.
Ciri-ciri
- cendawan berwwarna putih, penyebaran spora melalui air atau terbawa angina
- Menginfeksi serangga melalui integument/jaringan lunak. Selanjutnya hifa tumbuh dari konidia dan merusak jaringan
- Cendawan tumbuh keluar dari tubuh inang pada saat cendawan siap menghasilkan spora untuk disebarkan
- Apabilakeadaan tidak mendukung, perkembangan cendawan hanya berlangsng didalam tubuh serangga tanpa keluar menembus integument.
- Tubuh serangga mati yang terinfeksi B bassiana mengeras seperti mumi
- Serangga inang dari cendawan ini adalah berbagai jenis wereng,penggerek batang padi, hama putih palsu, walang sangit, kepinding tanah, ulat rayak, Aphis, Ulat daun dll.
Metarhizium termasuk golongan pathogen serangga ordo Moniles, famili Moniliaceae
Ciri-ciri :
- Cendawan berwarna putih, penyebaran spora melalui air atau terbawa angin
- Spora menginfeksi tubuh serangga melalui integument/jaringan lunak. Selanjutnya hifa tumbuh dari konidia dan merusak jaringan
- Cendawan berkembang membentuk hifa putih yang keluar dari tubuh inang pada saat cendawan siap menghasilkan spora untuk disebarkan
- Pada saat spora terbentuk, cendawan pathogen berubah warna menjadi hijau gelap (M. anisopliae), atau hijauderah (M. flvoride)
- Serangga inang dari cendawan ini adalah berbagai jenis wereng, kepik, dan kumbang.
Bakteri Patogen serangga yang banyak dimanfaatkan dan diproduksi secara komersial sebagai insektisida mikroba adalah Bacillus thuringiensis. Bakteri ini termasuk dalam famili Bacillaceae, menghasilkan metabolic sekunder berlangsung ketika masa pertumbuhan vegetatif atau sporulasi.
Ciri-ciri :
- Serangga yang terinfeksi B. thurigensis menunjukkan gejala penurunan aktifitas makan dan cenderung mencari perlindungan (dibawah daun/tempat tersembunyi).
- Larva mengalami diare, mengeluarkan cairan dari mulutnya, mengalami lumpuh dan akhirnya mati
binotalis, Helicoverpa armigera, Spodoptera exigua, Hama kelapa sawit
dan kedelai.
3. Virus (NPV = Nuclear Pholyhedrosis Virus)
NPV (Nuclear Pholyhedrosis Virus) merupakan virus serangga tergolong dalam famili Baculoviridae (baculovirus)
Ciri-ciri :
- Ciri yang khas yaitu berupa bahan inklusi (inclusion bodies) berbentukpolyhedral yang merupakan kristal protein pembungkus virion, dengan diameter 0,2-20µm, sedang vironnya berbentuk batang berukuran40-70x200-400 µm.
- Larva yang terinfeksi menunjukkan gejala serangan 1-2 hari setelah polyhedral termakan.
- NPV menyerang larva asing inang yang spesifik.
4. Nematoda
Nematoda pathogen serangga (NPS) yang beerpotensi untuk dimanfaatkan sebagai agen pengendali hama adalah Steinernema dan Heterorhabditis.
Ciri-ciri :
- Serangga bersifat aktif mencari mangsa dan mampu mencapai serangga yang teletak dalam habitat tersembunyi dalaml liang gerek dan di dalam tanah.
- Masuk dalam tubuh serangga inang melalui lubang-lubang alami atau melalui membrane antar skeleton
- Stadia infektif adalah instar ke tiga yang disebut Juvenil Infektif (JI)
- Setelah 1-2 minggu, Juvenil Infektif baru yang terbentuk meninggalkan tubuh serangga mati dan mencari inang baru.
Antagonis pathogen: Mikroorganisme yang menyebabkan terhambat, disintegrasi dan atau matinya pathogen. Yang termasuk dalam antagonis pathogen, antara lain bakteri dan cendawan, virus, dan nematode.
BIOPESTISIDA : Pestisida yang bahan aktifnya berasal dari mahkluk hidup, yaitu mikroorganisme (pestisida mikroba) dan tanaman (pestisida nabati).
Keuntungan yang diperoleh
1. Agens hayati memiliki inang spesifik dan kisaran inang sempit;
2. Aman bagi lingkungan, digunakan sebagai alternative pengendalian yang aman bagi organisme bukan sasaran termasuk manusia dan serangga-serangga yang berguna;
3. Dapat dipadukan dengan cara pengendalian lainnya, misalnya kultur teknis, varietas tahan, dan kimiawi.
Prosedur umum pengembangan agens hayati
1. Eksplorasi
2. Isolasi
3. Identifikasi
4. Uji keefektifan
5. Uji keamanan
6. Uji kestabilan genetik dari agens antagonis (tidak menurun virulensinya)
7. Uji potensi produksi massal
8. Formulasi agens antagonis yang efisien tetapi tetap efektif
9. Uji kestabilan dalam bentuk formulasi dan masa simpangan
10. Potensi pasar
11. Evaluasi biaya produksi
12. Analisis perolehan dari investasi
13. Pengujian lapang
14. Membuat hak paten agens pengendali hayati
15. Komersialisasi dan pemasyarakatan produk biopestisida.
NOTE : Untuk wilayah UPTD II Sumberjambe telah tersedia agensi hayati ferticilium (berguna untuk mengendalikan serangga pengisap) dan beveria yang di produksi oleh PPAH Kalisat
Referensi:
1. Hoffman, M.P. and Frodsham, A.C. 1993 Natural Enemies of Vegetable Insect Pests. Ithaca, N.Y. A Cornell Cooperative Extension Publication.
2. Shepard, B.M, Carner, G.R, Barrion, A.T, Ooi, PAC, Van Den Berg. 1999. Insect and their Natural Enemies Associated with Vegetables & Soybean in Southeast Asia. South Carolina: Quality rinting Company.
(Sumber : saungsurip dan pangkalan data opt.net)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar