Rabu, 26 Oktober 2011

PESTISIDA

 Pestisida ini berasal dari  2 kata :
Pest : hama /Penyakit (organisme penganggu tanaman)

  Cide (Sida)  : pembunuh/ Racun

 



  1. PENGERTIAN UMUM
PESTISIDA adalah racun hama, obat pembasmi hama, zat yang beracun untuk membunuh hama ( kamus besar bahasa indonesia) 
2. PENGERTIAN MENURUT UU NO. 12 TAHUN 1992

PESTISIDA adalah zat atau senyawa kimia, zat pengatur dan perangsang tumbuh, serta organisme renik, atau virus yang digunakan untuk melakukan perlindungan tanaman
"PENGERTIAN PESTISIDA DALAM UU NO. 12 TAHUN 1992 MENCAKUP BAHAN AKTIF DAN ZPT YANG PADA TINGKAT DOSIS TTT DPT BERFUNGSI SEBAGAI PESTISIDA"

Jadi  yang disebut sebagai pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk:
  • memberantas atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil pertanian
  • memberantas gulma
  • mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan
  • mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman, kecuali yang tergolong pupuk
  • memberantas atau mencegah hama luar pada ternak dan hewan piaraan
  • memberantas atau mencegah hama air
  • memberantas atau mencegah binatang dan jasad renik dalam rumah tangga
  • memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang dilindungi, dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air

 
Pestisida dapat digolongkan menjadi bermacam-macam dengan berdasarkan fungsi dan asal katanya.
Penggolongan tersebut disajikan sbb:

1. Berdasarkan sasarannya

  • Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut sebagai mitesida. Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu. 
  • Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berarti ganggang
    laut. Berfungsi untuk melawan alge.
  • Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti burung.
    Berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta pengontrol populasi
    burung.
  • Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron. Berfungsi
    untuk melawan bakteri.
  • Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yang berarti
    jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.
  • Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman setahun. Berfungsi membunuh gulma (tumbuhan pengganggu).
  • Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratan atau segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga.
  • Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulat atau larva.
  • Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti berselubung tipis lembek. Berfungsi untuk membunuh siput.
  • Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema yang berarti benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam cacing yang hidup di akar).
  • Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untuk membunuh telur.
  • Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma. Berfungsi untuk membunuh kutu atau tuma.
  • Piscisida, berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsi untuk membunuh ikan.
  • Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat. Berfungsi untuk membunuh binatang pengerat, seperti tikus.
  • Predisida, berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa. Berfungsi untuk membunuh pemangsa (predator).
  • Silvisida, berasal dari kata latin silva yang berarti hutan. Berfungsi untuk membunuh pohon.
  • Termisida, berasal dari kata Yunani termes yang berarti serangga pelubang daun. Berfungsi untuk membunuh rayap.


2. Berdasarkan Cara Kerja

a. Pestisida kontak, berarti mempunyai daya bunuh setelah tubuh jasad terkena sasaran.
b. Pestisida fumigan, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena uap atau gas.
c. Pestisida sistemik, berarti dapat ditranslokasikan ke berbagai bagian tanaman melalui jaringan. Hama akan mati kalau mengisap cairan tanaman.
d. Pestisida lambung, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran memakan pestisida.                                                       

Berikut ini beberapa bahan kimia yang termasuk pestisida, namun namanya tidak menggunakan akhiran sida:

  • Atraktan, zat kimia yang baunya dapat menyebabkan serangga menjadi tertarik. Sehingga dapat digunakan sebagai penarik serangga dan menangkapnya dengan perangkap.
  • Kemosterilan, zat yang berfungsi untuk mensterilkan serangga atau hewan bertulang belakang.
  • Defoliant, zat yang dipergunakan untuk menggugurkan daun supaya memudahkan panen, digunakan pada tanaman kapas dan kedelai.
  • Desiccant. zat yang digunakan untuk mengeringkan daun atau bagian tanaman lainnya.
  • Disinfektan, zat yang digunakan untuk membasmi atau menginaktifkan mikroorganisme.
  • Zat pengatur tumbuh. Zat yang dapat memperlambat, mempercepat dan menghentikan pertumbuhan tanaman.
  • Repellent, zat yang berfungsi sebagai penolak atau penghalau serangga atau hama yang lainnya. Contohnya kamper untuk penolak kutu, minyak sereb untuk penolak nyamuk.
  • Sterilan tanah, zat yang berfungsi untuk mensterilkan tanah dari jasad renik atau biji gulma.
  • Pengawet kayu, biasanya digunakan pentaclilorophenol (PCP).
  • Stiker, zat yang berguna sebagai perekat pestisida supaya tahan terhadap angin dan hujan.
  • Surfaktan dan agen penyebar, zat untuk meratakan pestisida pada permukaan daun.
  • Inhibitor, zat untuk menekan pertumbuhan batang dan tunas.
  • Stimulan tanaman, zat yang berfungsi untuk menguatkan pertumbuhan dan memastikan terjadinya buah.
 
Bentuk Formulasi Pestisida


1.      Formulasi Cair


Formulasi pestisida bentuk cair biasanya terdiri dari pekatan yang dapat diemulsikan (EC), pekatan yang larut dalam air (SL), pekatan dalam air (AC), pekatan dalam minyak (OC), Aerosol (A), gas yang dicairkan (LG).


a.  Pekatan yang diemulsikan

Formulasi pekatan yang dapat diemulsikan atau Emulsifiable Concentrate  (yang  lazim  disingkat  EC)  merupakan  formulasi dalam bentuk cair yang dibuat dengan melarutkan bahan aktif dalam pelarut tertentu dan ditambah surfaktan atau bahan pengemulsi.

Formulasi untuk penyemprotan penggunaan perlu diencerkan dengan air, sehingga formulasi ini akan segera menyebar dan membentuk emulsi serta memerlukan sedikit pengadukkan.

Pestisida    yang    termasuk    formulasi    pekatan    yang    dapat diemulsikan mempunyai kode EC di belakang nama dagangnya.



  b.  Pekatan yang larut dalam air

Formulasi yang larut dalam air atau Water Soluble Concentrate (SL) merupakan formulasi cair yang terdiri dari bahan aktif yang dilarutkan dalam pelarut tertentu yang dapat bercampur baik dengan air. Formulasi ini sebelum digunakan terlebih dahulu diencerkan dengan air kemudian disemprotkan.
Pestisida yang termasuk formulasi ini mempunyai kode SL di belakang nama dagangnya.


c.  Pekatan Dalam Air

Formulasi pekatan dalam air atau Aqueous Concentrate (AC) merupakan pekatan pestisida yang dilarutkan dalam air. Biasanya pestisida yang diformulasikan sebagai pekatan dalam air adalah bentuk garam dari herbisida asam yang mempunyai kelarutan tinggi dalam air.

Pestisida yang termasuk formulasi ini mempunyai kode AC di belakang nama dagangnya.

  
d.  Larutan Dalam Minyak

Pekatan dalam minyak atau Oil Miscible Concentrate (OL) adalah formulasi cair yang mengandung bahan aktif dalam konsentrasi tinggi yang dilarutkan dalam pelarut hidrokarbon aromatic seperti xilin   atau           nafta.            Formulasi    ini        biasanya          digunakan     setelah diencerkan dalam hidro karbon yang lebih murah seperti solar kemudian disemprotkan atau dikabutkan (Fogging).

Pestisida yang termasuk formulasi ini mempunyai kode OL di belakang nama dagangnya.

e.  Aerosol

Formulasi    pestisida    aerosol     adalah    formulasi    cair     yang mengandung bahan aktif yang dilarutkan dalam pelarut organik. Ke dalam larutan ini ditambahkan gas yang bertekanan dan kemudian dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi kemasan yang siap pakai dan dibuat dalam konsentrasi yang rendah.

Pestisida yang termasuk formulasi ini mempunyai kode A di belakang nama dagangnya.

f.    Gas yang dicairkan atau Liquefied Gases

Formulasi ini adalah formulasi pestisida bahan aktif dalam bentuk gas yang dipampatkan pada tekanan dalam suatu kemasan. Formulasi pestisida ini digunakan dengan cara fumigasi ke dalam ruangan atau tumpukan bahan makanan atau penyuntikan ke dalam tanah.
Pestisida yang termasuk formulasi ini mempunyai kode LG di belakang nama dagangnya.

   
2. Formulasi Padat

a.  Tepung yang dapat disuspensikan/ dilarutkan

Formulasi  tepung  yang  dapat  disuspensikan  atau  Wettable Powder (WP) atau disebut juga Dispersible Powder (DP) adalah formulasi  yang  berbentuk  tepung  kering  yang  halus,  sebagai bahan pembawa inert (misalnya : tepung tanah liat), yang apabila dicampur dengan air akan membentuk suspensi, dan ditambah dengan bahan aktif atau pestisida. Ke dalam formulasi ini juga ditambahkan surfaktan sebagai bahan pembasah atau penyebar. Pestisida yang termasuk formulasi ini mempunyai kode WP di belakang nama dagangnya.



   
b.  Tepung yang dapat dilarutkan

Formulasi yang dapat dilarutkan atau Soluble Powder (SP) sama dengan formulasi tepung yang dapat disuspensikan, tapi bahan aktif pestisida maupun bahan pembawa dan bahan lainnya. Pestisida yang termasuk formulasi ini mempunyai kode  SP di belakang nama dagangnya.


c.  Butiran

Dalam formulasi butiran atau Granula (G), bahan aktif pestisisda dicampur atau dilapisi oleh penempel pada bagian luar bahan pembawa yang inert, seperti tanah liat, pasir, atau tongkol jagung yang ditumbuk. Kadar bahan aktif formulasi ini berkisar antara 1-
40%.  Formulasi  ini  digunakan  secara  langsung  tanpa  bahan pengecer dengan cara menabur.

Pestisida yang termasuk formulasi ini mempunyai kode G di belakang nama dagangnya.
 

 





      
d.  Pekatan Debu

Pekatan debu atau Dust Concentrate (DC) adalah tepung kering yang            mudah lepas dengan   ukuran   dari   75    micron,   yang mengandung bahan aktif dalam konsentrasi yang relatif tinggi, berkisar antara 25 %-75 %.
Pestisida yang termasuk formulasi ini mempunyai kode DC di belakang nama dagangnya.


e.  Debu

Formulasi pestisida dalam bentuk debu atau Dust (D) terdiri dari bahan pembawa yang kering dan halus, mengandung bahan aktif dalam konsentrasi antara 1-10%. Ukuran partikel debu kurang dari 70 micron.
Pestisida yang termasuk formulasi ini mempunyai kode D di belakang nama dagangnya.


f.    Umpan

Formulasi umpan atau Block Bait (BB) adalah campuran bahan aktif pestisida dengan bahan penambah yang inert. Formulasi ini biasanya berbentuk bubuk, pasta atau butiran.
Pestisida yang termasuk formulasi ini mempunyai kode BB di belakang nama dagangnya.


g.  Tablet

Formulasi ini ada 2 macam, bentuk yang pertama tablet yang terkena udara akan menguap menjadi fumigant. Bentuk ini akan digunakan untuk fumigasi di gudang atau perpustakaan.

Pestisida dalam formulasi ini mempunyai kode TB (Tablet) di belakang nama dagangnya.
Bentuk kedua adalah tablet yang merupakan umpan racun perut untuk membunuh hama (kecoa).


3.      Padatan Lingkar

Formulasi padatan lingkar adalah campuran bahan aktif pestisida dengan serbuk gergaji kayu dan perekat yang dibentuk menjadi padatan yang melingkar.
                        Formulasi ini mempunyai kode MC di belakang nama dagangnya


 (sumber:  penggunaan pestisida . Derektorat pupuk dan pestisida kementrian pertanian)
 




    1 komentar:

    Rahman mengatakan...

    materinya siip dah,komplit,,,tinggal mempelajarin...
    tks ya......
    aq butuh materi tentang bagaimana mengatasi "sitem" yg eror??????????????????