Jumat, 17 Februari 2012

PENANGANAN PASCA PANEN PADI (2)


PENANGANAN PASCA PANEN PADI (2)
(SUMBER PENANGANAN PASCA PANEN PADI LITBANG DEPTAN)


(C) Cara Pemanenan Padi dengan Reaper

 


Reaper merupakan mesin pemanen untuk memotong padi sangat cepat.  Prinsip kerjanya mirip dengan cara kerja orang panen menggunakan       sabit. Mesin  ini     sewaktu  bergerak  majuakan menerjang dan memotong tegakan tanaman dan menjatuhkan atau me- robohkan  tanaman        tersebut kearah samping mesin reaper dan ada pula yang mengikat tanaman  yang terpotong menjadi seperti berbentuk sapu lidi ukuran besar.  Pada saat ini terdapat 3 jenis tipe mesin reaper yaitu reaper 3 row, reaper 4 row dan reaper 5 row. Bagian komponen mesin reaper adalah sebagai berikut :

o  Kerangka  utama  terdiri  dari pegangan kemudi yang terbuat dari pipa baja dengan diameter ± 32 mm, dilengkapi  dengan       tuas kopling, tuas pengatur ke- cepatan, tuas kopling pisau pemotong yang merupakan kawat baja.

o  Unit transmisi     tenaga merupakan     rangkaian    gigi transmisi yang terbuat dari baja  keras  dengan  jumlah gigi dan    diameter ber- macam-macam   sesuai          de- ngan tenaga dan kecepatan putar yang diinginkan.

o  Unit pisau pemotong ter-letak dalam rangka pisau pemotong yang  terbuat dari pipa besi, besi strip, besi lembaran yang ukurannya bermacam-macam. Pisau  pemotong  merupakan rangkaian  mata pisau berbentuk segitiga  yang panjangnya 120 cm.

o  Unit roda dapat diganti-ganti antara roda karet dan roda besi/keranjang.

o  Motor penggerak bensin 3 HP  – 2200 RPM.

 

Penggunaan reaper di- anjurkan pada daerah-daerah yang kekurangan tenaga kerja dan dioperasikan di lahan dengan  kondisi baik         (tidak tergenang, tidak berlumpur dan tidak becek). Menurut hasil penelitian, penggunaan reaper dapat menekan kehilangan hasil sebesar 6,1 %.  Berikut ini cara     pengoperasian     mesin reaper :

o Sebelum mengoperasikan mesin reaper, terlebih dahulu potong/panen  padi dengan sabit     pada    ke 4   sudut petakan sawah dengan ukuran ± 2 m x 2 m sebagai tempat berputarnya mesin reaper.

o Sebelum  mesin  dihidupkan, arahkan mesin pada tanaman padi yang akan        dipanen. Pemanenan dimulai dari sisi sebelah kanan petakan.

o Pemotongan dilakukan se kaligus untuk 2 atau 4 baris tanaman dan akan terlempar satu tertumpuk di sebelah kanan mesin tersebut.

o Pemanenan dilakukan dengan cara berkeliling dan selesai di tengah petakan.

 


  
(d)  Cara Pemanenan padi dengan Reaper Binder

Reaper binder merupakan  jenis         mesin  reaper untukmemotong padi dengan cepat dan mengikat tanaman yang terpotong menjadi seperti berbentuk sapu lidi ukuran besar. Bagian komponen  mesin reaper      binder adalah sebagai berikut :

 



o  Kerangka utama yang terdiri  dari   pegangan kemudi yang terbuat  dari pipa baja dengan diameter         ±       32      mm, dilengkapi dengan tuas kopling pisau pemo-tong yang merupakan kawat baja terserot.
o Unit  transmisi  tenaga merupakan  rangkaian gigi transmisiyang terbuat dari baja keras dengan jumlah gigi dan diameter bermacam- macam sesuai dengan reduksi  tenaga  dan kecepatanputar                   yang diinginkan.

o Unit  pisau  pemotong merupakan    rangkaian mata pisau mata pisau berbentuk segitiga yang panjangnya antara 40-60 cm.

o Pisau pengikat    terbuat dari besi plat baja, kawat baja, dan besi bulat yang ukurannya     bermacam- macam.

o Unit pengikat ini dilengkapi dengan tali yang  terbuat  dari  yute
berbentuk gulungan.

o Unit roda dapat diganti- ganti antara roda karet dan roda besi/keranjang.

o Motor  penggerak  bensin 3 HP – 2200 RPM.

 Berikut ini cara peng operasian mesin reaper binder :
o Sebelum mengoperasikan mesin pemanen, terlebih dahulu potong / panen padi  dengan  sabit  pada ke 4 sudut petakan sawah dengan ukuran ± 2   m   x   2   m   sebagai tempatberputarnya mesin stripper.

o Sebelum  mesin  dihidup- kan, arahkan mesin pada tanaman padi yang akan dipanen. Pemanenan dilakukan mulai dari sisi sebelah kanan petakan.

o Pemotongan dilakukan sekaligus untuk 1 atau 2 baris tanaman sekaligus dan  akan  terlempar  ke sisi kanan alat, sebelum terlempar, batang jerami yang                  sudah        terpotong diikat  dengan tali  peng- ikat melalui mekanisme pengikat    pada  mesin tersebut.

o Pemanenan dilakukan dengan cara berkeliling dan selesai di tengah petakan.


3)  Sistem Panen

Sistem panen         harus     dibuat berdasarkan perencanaan yang berikut :
(a) Pemanenan  dilakukan  dengan sistem beregu/kelompok.
(b) Pemanenan dan perontokan di- lakukan          oleh   kelompok pemanen.
(c) Jumlah pemanen antara 5 – 7 orang yang dilengkapi dengan 1 unit pedal thresher atau 15 – 20 orang yang dilengkapi 1 unit power thresher.


C.   Penumpukan dan Pengumpulan

Penumpukan  dan     pengumpulan merupakan tahap penanganan pasca panen setelah padi dipanen.Ketidak tepatan dalam penumpukan dan pe- ngumpulan padi dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup tinggi. Untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kehilangan hasil sebaiknya pada      waktu penumpukan         dan pengangkutan padi menggunakan alas. Penggunaan alas dan wadah pada saat penumpukan dan pengangkutan dapat menekan kehilangan hasil antara 0,94 2,36 %.

D.  Perontokan

Perontokan      merupakan   tahap penanganan         pasca  panen  setelah pemotongan,                    penumpukan dan pengum-pulan  padi. Pada  tahap  ini, kehilangan hasil akibat ketidaktepatan dalam melakukan perontokan dapat mencapai   lebih   dari   5   %. Cara perontokan padi   telah   mengalami perkembangan   dari  cara     digebot  menjadi  menggunakan  pedal  thresher
dan power thresher.

1)  Perontokan  padi  dengan  cara digebot



Gebotan  merupakan alat perontok padi tradisionil yang masih banyak digunakan petani. Bagian komponen alat gebotan terdiri dari:

(a) Rak perontok yang terbuat dari bambu/kayu dengan 4 kaki berdiri di atas tanah, dapat dipindah-pindah.

(b) Meja rak perontok terbuat dari belahan bambu/kayu membujur atau melintang dengan jarak renggang 1 – 2 cm.

(c) Di  bagian  belakang,  samping kanan dan kiri diberi dinding penutup dari tikar bambu, plastik lembaran atau terpal sedangkan         bagian  depan terbuka.

Berikut ini cara perontokan padi dengan alat gebot :

(a) Malai padi diambil secukupnya lalu   dipukulkan/digebot   pada meja rak perontok ± 5 kali dan hasil rontokannya akan jatuh di terpal yang ada di bawah meja rak perontok.
(b) Hasil  rontokan  berupa  gabah kemudian dikumpulkan.

 


 

2)  Perontokan  padi  dengan  pedal thresher

Pedal thresher merupakan alat perontok padi dengan konstruksi sederhana dan digerakan meng- gunakan   tenaga   manusia.      Ke- lebihan  alat    ini            dibandingkan dengan alat gebot adalah mampu menghemat         tenaga dan    waktu, mudah diperasikan dan mengurangi kehilangan hasil, kapasitas kerja 75 – 100 kg per jam dan cukup dioperasikan oleh 1 orang.  Bagian komponen  pedal  thresher  terdiri dari :

 

(a)  Kerangka  utama  terbuat  dari kayu      kaso   atau     pipa besi dengan ukuran        keseluruhan unit  bervariasi,  biasanya  120 cm x 120 cm.

(b) Silinder perontok terbuat dari lepengan papan  berjajar berkeli-ling membentuk silinder dengan diameter 36 – 38 cm dan lebar 42 45 cm. Di sisi kiri dan kanan ditutup dengan pipa bulat setebal  2    3 cm. Pada lempengan            papan tersebut   ditancapkan  gigi perontok       yang  terbuat        dari kawat baja berbentuk huruf V terbalik.  Ukuran lempengan kayu, tebal 10 15 mm, lebar 90  mm  dengan  jarak  antar lempengan   15      mm.   Tinggi perontok  ±  50  mm  dengan
lebar kaki-kaki sebesar 25 mm dengan jarak antar gigi 40 mm. Jumlah gigi perontok pada satu lempengan 10 buah dan jumlah lempengan   papan   12   buah. Cara     pemasang-an  gigi perontok  20         mm    diberi bantalan      ball    bearing yang posisinya duduk pada rangka utama.

(c) Unit transmisi tenaga melalui rantai sepeda dan spocket yang prinsip kerjanya sama seperti mesin jahit.

(d)  Tutup  penahan  gabah  terbuat dari lembaran          plastik         atau terpal dengan ukuran > 0 cm x 40  cm  x  35  cm.  Bagian  ini dapat dilepas dari kerangka utama.

Penggunaan pedal     thresher dalam perontokan  dapat  menekan kehilangan hasil padi sekitar 2,5 %. Berikut ini cara perontokan padi dengan pedal thresher :

(a) Pedal perontok diinjak dengan kaki naik turun.
(b) Putaran poros    pemutar memutar silinder perontok.
(c) Putaran silinder perontok yang memiliki         gigi    perontok dimanfaatkan dengan memukul gabah yang menempel pada jerami sampai rontok.

(d) Arah   putaran   perontok berlawanan dengan posisi operator (men-jauhdari operator).
 



3)  Perontokan padi dengan power thresher

Power thresher merupakan mesin perontok yang menggunakan sumber tenaga penggerak enjin. Kelebihan      mesin perontok ini dibandingkan dengan alat perontok lainnya adalah kapasitas kerja lebih besar    dan   efisiensi kerja        lebih tinggi.  
 
 
Bagian  komponen  power thresher terdiri dari:

(a) Kerangka  utama  terbuat  dari besi siku, uk. 40 mm x 40 mm x 4 mm dan plat lembaran baja lunak tebal    1–3    mm, merupakankedudukan komponen lainnya.

(b) Silinder  perontok  terbuat  dari besi      strip   dengan        diameter berjajar berkeliling membentuk silinder dengan diameter 30 – 40 cm dan lebar 40 – 60 cm. Di sisi kiri dan kanan ditutup dengan lembaran bulat tebal 2– 3 mm. Pada besi strip yang melintang  tersebut  terpasang gigi perontok yang terbuat dari besi as baja 10 mm, panjang 50 60 mm diperkuat dengan mur. Jumlah gigi perontok 30 – 88   buah.Diameter    poros perontok 25 mm, pada kedua ujung poros diberi bantalan ball bearing yang posisinya duduk pada kerangka utama.

(c) Dalam  ruang  silinder  terdapat sirip pembawa, saringan perontok dan pelat pendorong jerami. Sirip pembawa terletak di bagian atas silinder perontok, terletak menempel pada tutup atas  perontok. Sirip ini mengarah ke pintu pengeluaran jerami di sebelah belakang mesin perontok. Terbuat dari plat lembaran dengan tebal 1 – 2 mm.  Jaringan   perontok terletak  di sebelah bawah silinder  perontok,  terbuat  dari kawat baja atau besi baja 0,6 –8   mm    bersusun menjajar, membentuk setengah lingkar- an, jarak antar besi baja adalah 18 – 20 mm dan jarak antara ujung   gigi         perontok dan
jaringan minimal 15 mm. Pelat pendorong jerami terpasang pada silinder perontok yang tak terpasang gigi perontok. Bagian ini terbuat dari besi plat tebal 2 3 mm denngan ukuran 15 15 mm.

(d) Ayakan terletak   di sebelah bawah        saringan perontok, ukuran ayakan 45 mm x 390 mm, terbuat dari plat lembaran tebal  1,5    2  mm.  Ayakan terdiri  dari  2  tingkat.  Bagian atas berlubang-lubang dengan ukuran 13 mm x 13 mm dan bagian bawah rata. Ayakan ini bergerak   maju   mundur   dan naik turun melalui sitem as nocken.

(e) Kipas angin terbuat dari plastik dengan jumlah daun kipas 5 – 7 buah.

(f) Unit transmisi tenaga, melalui puller dan V belt dari motor penggerak silinder perontok, kipas angin  dan  gerakan ayakan  typeV belt yang digunakan adalah                  tipe   B. Putaran silinder perontok untuk merontokan padi adalah 500 – 600 RPM.
Penggunaan power  thresher dalam perontokan  dapat  menekan kehilangan hasil padi sekitar 3 %. Berikut ini cara perontokan padi dengan power thresher :

(a) Pemotongan  tangkai          pendek disarankan         untuk merontok dengan mesin perontok tipe “throw  in” dimana  semua bagian       yang    akan            dirontok masuk  ke  dalam     ruang perontok.

(b) Pemotongan   tangkai   panjang disarankan    untuk merontok secara manual denngan alat atau mesin yang mempunyai tipe Hold on dimana tangki jerami dipegang, hanya bagian ujung padi yang ada butirannya ditekankan     kepada alat perontok.

(c) Setelah mesin dihidupkan, atur putaran silinder perontok sesuai dengan yang diinginkan untuk merontok padi

(d) Putaran silinder perontok akan mengisap jerami padi yang di masukkan dari pintu pemasuk- kan.

(e) Jerami  akan  berputar-putar  di dalam ruang perontok, tergesek terpukul dan terbawa oleh gigi perontok   dan    sirip   pembwa menuju    pintu pengeluaran jerami.

(f)  Butiran  padi yang  rontok  dari jerami  akan  jatuh  melalui saringan              perontok,    sedang jerami akan terdorong oleh plat pendorong              ke pintu     peng eluaran jerami.

(g) Butiran  padi,  potongan  jerami dan kotoran yang lolos dari saringan  perontok  akan  jatuh ke ayakan dengan bergoyang dan juga terhembus oleh kipas angin.

(h) Butiran   hampa   atau   benda- benda   ringan         lainnya akan tertiup terbuang melalui pintu pengeluaran kotoran ringan.

(i) Benda yang lebih besar dari butiran padi akan  terpisah melalui ayakan yang berlubang, sedangkan butir padi   akan jatuh   dan   tertampung   pada pintu pengeluaran padi bernas.

 


Sabtu, 11 Februari 2012

PENANGANAN PASCA PANEN PADI (1)

PENANGANAN PASCA PANEN PADI (1)
(SUMBER PENANGANAN PASCA PANEN PADI LITBANG DEPTAN)

Penanganan pasca panen padi merupakan kegiatan sejak padi dipanen sampai menghasilkan produk antara (intermediate     product) yang siap dipasarkan.  Dengan demikian, kegiatan penanganan pasca panen padi meliputi beberapa tahap kegiatan yaitu pe manenan, penumpukan dan pengumpulan, perontokan, pembersihan, pengangkutan,pengeringan,pengemasan dan penyimpanan, serta penggilingan
A.  Penentuan Saat Panen


Penentuan saat panen merupakan tahap awal dari kegiatan penanganan pasca   pane padi. Ketidaktepatan dalam penentuan saat panen dapat mengakibatkan  kehilangan  hasil  yang tinggi dan mutu gabah/beras yang rendah.      
      Penentuan saat panen dapat dilakukan    berdasarkan pengamatan visual dan pengamatan teoritis.

1)  Pengamatan Visual

Pengamatan visual dilakukan dengan cara melihat kenampakan padi pada hamparan lahan sawah. Berdasarkan kenampakan visual, umur panen optimal padi dicapai apabila 90 sampai 95 % butir gabah pada malai padi sudah berwarna kuning atau kuning keemasan. Padi yang dipanen pada kondisi tersebut akan menghasilkan gabah berkualitas baik sehingga menghasil kan rendemen giling yang tinggi.


2)  Pengamatan Teoritis

Pengamatan teoritis dilakukan dengan melihat deskripsi varietas padi         dan mengukur kadar air dengan moisture tester. Berdasarkan deskripsi varietas padi, umur panen padi yang tepat adalah 30 sampai 35 hari setelah berbunga merata atau antara 135 sampai 145 hari  setelah  tanam. Berdasarkan kadar  air,  umur  panen  optimum dicapai setelah kadar air gabah mencapai 22 – 23 % pada musim kemarau, dan  antara  24  –  26 % pada musim penghujan (Damardjati,  1974;  Damardjati  et al, 1981).
 Alat pengukur kadar air




(sumber: www.spectrameter.com / www.alatpengukurkadarair.com)
  
B.  Pemanenan

Pemanenan padi harus dilakukan pada umur panen        yang  tepat, menggunakan alat dan mesin panen yang memenuhi persyaratan teknis, kesehatan, ekonomi dan ergonomis, serta menerapkan sistem panen yang tepat. Ketidaktepatan dalam melakukan pemanenan padi dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang tinggi dan mutu hasil  yang rendah.Pada  tahap  ini, kehilangan hasil dapat mencapai 9,52% apabila  pemanen   padi  dilakukan secara tidak tepat.

1)  Umur Panen Padi

Pemanenan padi  harus dilakukan pada umur panen yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
(a)  90   95 % gabah  dari  malai tampak kuning.

(b) Malai berumur 30 – 35 hari setelah berbunga merata.

(c)  Kadar  air  gabah  22  –  26  % yang diukur dengan moisture tester.

2)  Alat dan Mesin Pemanen Padi

          Pemanenan padi harus meng- gunakan alat dan mesin yang  memenuhi         persyaratan teknis, kesehatan, ekonomis dan ergo nomis. Alat dan mesin yang digunakan untuk memanen padi harus sesuai dengan jenis varietas padi yang akan dipanen. Pada saat ini, alat dan mesin untuk memanen padi telah berkembang mengikuti berkembangnya varietas baru yang dihasilkan. Alat pemanen padi telah berkembang dari ani-ani menjadi sabit biasa kemudian menjadi sabit bergerigi dengan bahan baja yang sangat tajam dan terakhir telah diintroduksikan reaper, stripper dan combine  harvester.
Berikut  ini adalah   cara-cara   pemanenan dengan menggunakan ani-ani, sabit biasa/bergerigi, reaper dan stripper.

(a)  Cara Pemanenan  Padi dengan Ani-ani.

Ani-ani merupakan         alat panen padi yang terbuat dari bambu diameter 10 – 20 mm, panjang  ±  10  cm  dan  pisau baja tebal 1,5 – 3 mm.  Ani-ani dianjurkan               digunakan untuk memotong padi varietas lokal yang  berpostur  tinggi. Pe manenan padi dengan ani-ani dilakukan dengan cara sebagai berikut :

o Tekan mata pisau pada malai padi yang akan dipotong.

o Tempatkan malai diantara jari telunjuk dan jari manis tangan kanan.

o Dengan  kedua  jari  tersebut tarik   malai   padi   ke   arah pisau, sehingga malai ter- potong.

o Kumpulkan   ditangan kiri atau masukkan kedalam ke ranjang.

 Gambar alat ani-ani
  

(b) Cara Pemanen Padi dengan Sabit

Sabit   merupakan alat panen manual untuk memotong padi secara cepat. Sabit terdiri 2  jenis  yaitu  sabit  biasa  dan sabit  bergerigi. Sabit  biasa/ bergerigi  pada               umumnya digunakan untuk  memotong padi varietas unggul baru yang berpostur pendek seperti IR-64 dan   Cisadane.         Penggunaan sabit bergerigi sangat dianjur- kan karena dapat menekan kehilangan hasil sebesar 3 % (Damardjati et          al, 1989; Nugraha et al,1990). 


 sabit biasa


 
 sabit bergerigi

Spesifikasi sabit  bergerigi yaitu:

Gagang  terbuat  dari  kayu bulat diameter ± 2 cm dan panjang 15 cm.
Mata   pisau   terbuat   dari baja        keras yang  satu sisinya bergerigi antara 12–  16  gerigi  sepanjang  1 inci.

Pemotongan padi dengan sabit dapat dilakukan dengan cara potong  atas, potong tengah       dan     potong bawah tergantung cara perontokan. Pemotongan  dengan        cara potong bawah dilakukan bila perontokan              dengan cara dibanting/digebot  atau  menggunakan  pedal  thresher.    Pemotongan dengan cara potong atas atau tengah dilakukan bila perontokan menggunakan power  thresher.          Berikut  ini cara panen padi dengan sabit biasa/bergerigi:
Pegang  rumpun  padi yang akan dipotong dengan tangan kiri, kira-kira 1/3 bagian tinggi tanaman.
Tempatkan mata sabit pada bagian batang bawah atau tengah atau atas tanaman (tergantung cara perontokan) dan tarik pisau tersebut             dengan            tangan kanan     hingga         jerami terputus.


PRAKTEK SMK ZAINUL MU'IN KALISAT DI UPTD II SUMBERJAMBE

               Mulai tanggal 26 Desember 2011 sampai 6 Februari 2012, UPTD II menerima kedatangan dan menjadi tempat praktek 27 siswa SMK pertanian Zainul Mu'in kalisat. Dengan memberdayakan kelompok-kelompok tani binaan maka pelaksanaan praktek bisa berjalan dengan lancar meski ada sedikit kendala yang di hadapi di lapangan. Siswa-siswi SMK mulai awal pelasanaan diperkenalkan dan diajari tentang pertanian secara langsung di lapangan bersama kelompok tani dengan harapan siswa-siswi ini punya bekal yang cukup dan punya ketertarikan yang lebih kepada pertanian. karena mereka adalah penerus pembangunan pertanian ke depannya.

Pemberian materi dan praktek di Kantor UPTD



 


Pemberian materi dan praktek di beberapa kelompok tani 


  




Santai dulu sambil menikmati durian khas Sumberjambe di kelompok tani jambearum