Senin, 10 Oktober 2011

KUTU DAUN (APHID SP)

Kutu Daun merupakan hama tanaman yang menyerang pada hampir semua tanaman, mulai tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

Kutu daun ada beberapa 3 jenis yaitu :
1. Kutu daun coklat  (Toxoptera citricidus Kirk) 

 

2. Kutu Daun Hitam (Toxoptera aurantii)



3. Kutu Daun Hijau (Myzus persicae dan Aphis gossypii)

Mizus







Klasifikasi dari  kutu daun

Kingdom: Animalia
Phylum  : Arthropoda
Kelas      : Insekta
Ordo       : Hemiptera
Famili     : Aphididae
Genus     : Myzus, Aphis, Toxoptera
Spesies   : Myzus  persicae, Aphis gossypii, Toxoptera, aurantii, Toxoptera citricidus


Bioekologi

          Secara umum kutu berukuran antara 1-6 mm, tubuh lunak, berbentuk seperti buah per, pergerakan rendah dan biasanya hidup secara berkoloni (bererombol). Perkembangan optimal terjadi pada saat tanaman bertunas. Satu generasi berlangsung selama 6-8 hari pada suhu 250C dan 3 minggu pada suhu 150C.Secara visual, bentuk dan ukuran spesies-spesies kutu daun ini serupa. 

         Perbedaan antara Kutu Daun Coklat dan Kutu Daun Hitam, terlihat pada pembuluh sayap bagian depan. Kutu Daun Hitam berwarna hitam dan tidak bercabang sedangkan pada Kutu Daun Coklat bercabang dan tubuh berwarna coklat. Bentuk kutu kadang-kadang bersayap, kadang-kadang tidak bersayap, seksual atau aseksual, menetap atau berpindah-pindah tempat. Pada daerah tropis yang  perbedaan  musimnya  kurang  tegas,  kutu  ini  tinggal  pada  inangnya  selama setahun  sebagai  betina-betina  yang  vivipar partenogenesis.  Kutu  dewasa  biasanya berpindah  tempat  untuk  menghasilkan  kutu-kutu baru  yang  belum  dewasa  dan  membentuk koloni baru  
      

Gejala Serangan    
              
            Kutu  daun  ini  menyerang  tunas  dan  daun  muda  dengan  cara  menghisap  cairan tanaman sehingga helaian daun menggulung. Koloni kutu ini berwarna hitam, coklat atau hijau kekuningan tergantung jenisnya. Kutu menghasilkan embun madu yang melapisi permukaan  daun  sehingga  merangsang  jamur  tumbuh  (embun  jelaga). Di samping itu, kutu juga mengeluarkan toksin melalui air ludahnya sehingga timbul gejala       kerdil,         deformasi  dan                 terbentuk puru                pada    helaian          daun. Di antara kutu daun yang menyerang tanaman jeruk, kutu daun coklat dan hitam merupakan yang terpenting karena menularkan virus penyebab penyakit Tristeza.



Pengendalian
     Monitoring diutamakan pada tunas-tunas muda. Pengendalian dilakukan apabila populasi hama ini dinilai bisa menghambat atau merusak pertumbuhan tunas. Sebagai penular penyakti, ambang kendali untuk kutu ini berkisar 25-30 ekor viruliverous. Di alam kutu ini dikendalikan oleh musuh-musuh alami dari famili Syrpidae, Coccinellidae, Chrysopidae. Secara kultur teknis, penggunaan mulsa jerami di bedengan pembibitan jeruk dapat menghambat perkembangan populasi kutu. 

        Untuk pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida berbahan aktif Dimethoate, Alfametrin, Abamektin dan Sipermetrin secara penyemprotan terbatas pada tunas-tunas yang terserang dan apabila serangan parah dapat dikendalikan dengan Imidaklopind yang diaplikasikan melalui saputan batang.
 
·        
 
Referensi:

1. Copyright © Laboratorium Data, Balai  Penelitian Tanaman Jeruk dan  Buah Subtropika Jl. Raya Tlekung No. 1, Tlekung-Batu, Jawa Timur Telp. (0341) 592683, Fax (0341) 593047, E-mail: balitjeruk@citrusindo.org
2. CABI.  2000. Crop Protection Compendium. Global Module 2nd Edition. ISSN:  1365-9065.
ISBN: 0 85199 482 2. Wallingford. Oxon OX10 8DE. United Kingdom. CD-ROM.
3. Khalsoven. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. PT Ichtiar Baru - Van Hoeve. Jakarta. 701 halaman.
4.  Departemen Pertanian. 2009b. Kutu Daun Cokelat (Toxoptera citricudus Kirk.), Kutu Daun Hitam (Toxoptera aurantii), Kutu Daun Hijau (Myzus persicae dan Aphis gossypii). (On-line) www.http.deptan.go.id/download/Kutu%20Daun%20Coklat.pdf