Tampilkan postingan dengan label PESTISIDA NABATI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PESTISIDA NABATI. Tampilkan semua postingan

Minggu, 29 Mei 2011

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT DENGAN PESTISIDA ORGANIK


Dampak Negatif dari Penggunaan Pestisida Kimia

Petani selama ini tergantung pada penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Selain yang harganya mahal, pestisida kimia juga banyak memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia antara lain adalah:
1.    Hama menjadi kebal (resisten)
2.    Peledakan hama baru (resurjensi)
3.    Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen
4.    Terbunuhnya musuh alami
5.    Pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia
6.    Kecelakaan bagi pengguna
Kira-kira sudah berapa lama petani menggunakan pestisida kimia ini? Jadi bisa dibayangkan sendiri akibatnya bagi tanah pertanian di Indonesia.

Fungsi dari Pestisida Organik

Pestisida Organik memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1.    Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat
2.    Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot.
3.    Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa
4.    Menghambat reproduksi serangga betina
5.    Racun syaraf
6.    Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga
7.    Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
8.    Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri

Bahan dan Cara Umum Pengolahan Pestisida Organik

*       Bahan mentah berbentuk tepung (nimbi, kunyit, dll)
*       Ekstrak tanaman/resin dengan mengambil cairan metabolit sekunder dari bagian tanaman tertentu
*       Bagian tanaman dibakar untuk diambil abunya dan dipakai sebagai insektisida (serai, tembelekan/Lantana camara)
Contoh beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida Organik :

Bahan dan Cara Umum Pengolahan Pestisida Organik


*       Bahan mentah berbentuk tepung (nimbi, kunyit, dll)

*       Ekstrak tanaman/resin dengan mengambil cairan metabolit sekunder dari bagian tanaman tertentu

*       Bagian tanaman dibakar untuk diambil abunya dan dipakai sebagai insektisida (serai, tembelekan/Lantana camara)

Contoh beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida Organik :

MIMBA (Azadirachta indica)

Bahan Pestisida Organik ini mengandung senyawa aktif azadirachtin, meliantriol, dan salanin. Berbentuk tepung dari daun atau cairan minyak dari biji/buah. Efektif mencegah makan (antifeedant) bagi serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman (repellent) dan bersifat sistemik. Mimba dapat membuat serangga mandul, karena dapat mengganggu produksi hormone dan pertumbuhan serangga.

Mimba mempunyai spectrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak (200 spesies) antara lainL belalang, thrips, ulat, kupu-kupu putih, dll. Disamping itu dapat juga untuk mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Jamur yang dikendalikan antara lain penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat daun dan bercak daun. Dan mencegah bakteri pada embun tepung (powdery mildew). Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga, disemprotkan pada dun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga di dalam tanah.

AKAR TUBA (Deris eliptica)

Senyawa yang telah ditemukan antara lain adalah retenon. Retenon dapat diekstrak menggunakan eter/aseton menghasilkan 2 – 4 % resin rotenone, dibuat menjadi konsentrat air. Rotenon bekerja sebagai racun sel yang sangat kuat (insektisida) dan sebagai antifeedant yang menyebabkan serangga berhenti makan. Kematian serangga terjadi beberapa jam sampai beberapa hari setelah terkenal rotenone. Rotenon dapat dicampur dengan piretrin/belerang. Rotenon adalah racun kontak (tidak sistemik) berpspektrum luas dan sebagai racun perut. Rotenon dapat digunakan sebagai moluskisida (untuk moluska), insektisida (untuk serangga) dan akarisida (tungau).

TEMBAKAU

Tembakau sebagai Pestisida Organik karena senyawa yang dikandung adalah nikotin. Ternyata nikotin ini tidak hanya racun untuk manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk racun serangga Daun tembakau kering mengandung 2 – 8 % nikotin. Nikotin merupakan racun syaraf yang bereaksi cepat. Nikotin berperan sebagai racun kontak bagi serangga seperti: ulat perusak daun, aphids, triphs, dan pengendali jamur (fungisida).

Selasa, 24 Mei 2011

PESTISIDA NABATI (4)

 
VIII. TELEK – BESI 
 

         Tembelekan                                  Tomat                      kemangi                        


          trembesi

Bahan – bahan :
1. Daun Tembelekan               = 1 – 2 kg
2. Pohon / daun  tomat            = 5 – 10 batang
3. Daun kemangi                     = 1 – 2 kg
4. Daun Trembesi                    = 1 – 2 kg
5. Sabun Diterjen                    = 1 – 2 sendok
Cara pembuatannya :
1.Daun tembelekan, pohon daun tomat, daun kemangi, daun trembesi dicacah kemudian direbus dengan air 10 liter sampai mendidih  kemudian didinginkan dan disaring.
2. Diamkan selama 1 x 24 jam

Penggunaannya :
1. 14 liter air ditambah 500 cc ( 2 gelas ) air ramuan ditambah 2 sendok sabun.
 2. Bahan siap disemprotkan ke lahan tanaman   padi / palawija, waktu penyemprotan pagi atau sore hari.
3.  Ulangi 5 hari sekali bila populasi OPT banyak.
OPT sasaran  :
1.Kutu aphis
2. Ulat kubis, bawang putih, bawang merah, termasuk semut dan serangga kecil lainnya.
3. Walang sangit

Hasil pencapaiannya :
1. Tingkat kematian cukup ( 70 % - 75 % ) dan populasi timbulnya lama
2. Dampak samping tidak ditemui



IX. S O R I 

                             Daun Srikoyo                                                      daun serai

 
          Biji Srikaya                          daun sirsak
 Bahan – bahan :
1. Srikoyo                                = 100 – 200 biji
2. Daun Srikoyo                      = 1 – 2 kg
3. Daun sirsat                          = 1 -  2 kg
4. Daun Sere                           = 1 – 2 kg
5. Sabun deterjen                    = 20 – 30 gram
6. Air                                       = 3 – 6 liter




Cara Pembuatannya :
1. Biji Srikoyo digiling / ditumbuk halus dibuat tepung.
2. Daun Srikoyo, daun sirsat, daun sere dicacah kemudian direbus 4 – 8 liter sisakan 2 – 4 liter ( setengahnya ) dan dinginkan terus disaring.
3. Campurkan tepung biji Srikoyo dengan air ramuan kemudian ditambahkan dengan air tawar sebanyak 2 liter dan tambahkan sabun deterjen.

Penggunaannya :
1.   14 liter air ditambahkan 1 liter air ramuan kemudian disemprotkan pada lahan waktu pagi dan sore hari, semprotkan pada pangkal batang.
2.  Ulangi 5 hari sekali bila perlu.

OPT sasaran :
1. Wereng                                2. Pengerek
3. Ulat pengulung daun             4. Aphis
5. Ulat kubis dan semut

Hasil pencapaiannya  :
 Tingkat kematian OPT 70 – 80 % , populasi turun

 

X. MABUR 
 
                       Tembakau                           daun awar-awar


            daun awar-awar



              Biji mimba                        Biji Srikaya



Bahan – bahan :
1. Biji Mahoni                         = 100 –200 biji
2. Biji srikoyo                          = 100 –200 biji
3. Biji Mimba / Mindi             = 100 – 200 biji
4. Daun gadung                      = 0,5 – 1 kg
5. Daun Awar – awar              = 0,5 – 1 kg
6. Tembakau                            = 0,25 – 0,5 kg
7. Sabun Rinso                        = 1 – 2 sendok

Cara pembuatannya :
1. Biji – bijian ditumbuk halus jadi tepung.
2.   daun – daunan dan tembakau direbus sampai mendidih dengan 5 – 6 liter air, kemudian didinginkan dan disaring, tambahkan lagi air tawar 1 – 2 liter pada ramuan teersebut.

Penggunaannya  :
1.   1 ( satu ) tangki air ditambah 250 cc air ramuan daun-daunan ditambah 1 sendok tepung biji-bijian.
 2.  Semprotkan pada lahan pada waktu pagi dan sore hari.
 3.  Ulangi 4 hari sekali sesuai dengan populasi OPT

OPT sasaran :
1. Wereng
 2. Pengerek batang
 3. Ulat daun
 4. Lalat pada tanaman kacang panjang, kubis, bawang merah, cabe
 5. Serangga lain: kepik hijau dan kepinding tanah.

Hasil pencapaiannya  :
Tingkat kematioan OPT tinggi 80 – 85 %, Populasi turun drastis dan dampak sampingnya tidak ditemui.

Senin, 23 Mei 2011

PESTISIDA NABATI (3)

V. SIRJABAKUN ( SRIKOYO, JAHE, BAWANG PUTIH, KUNIR)

 
 Bahan- bahan ;
1. Biji Srikoyo                         = 200 – 400 biji
2. Jahe                                     = 1 – 2 kg
3. Bawang putih                      = 1 – 2 ons
4. Kunir                                   = 1 – 2 kg
5. Minyak Mineral                   = 1 – 2 gayung
6. Sabun Rinso                        = 2 – 4 sendok

Cara pembuatannya :
1.      Biji Srikoyo, Jahe, Kunir digiling halus kemudian dicampur dengan air 2 – 4 liter lalu disaring.
2.     Bawang putih digiling halus, direndam dengan minyak mineral 2 – 4 gayung selama 1 x 24 jam, lalu campurkan semua ramuan jadi satu hingga rata.
Penggunaannya :
1     250 cc ramuan pestisida untuk 1 tangki ditambhakna 2 sendok sabun Rinso, selanjutnya bisa digunakan langsung dengan cara menyemprotkan pada lahan  pagi maupun sore hari, ulangi  4 hari sekali.
2      Penyemprotan utamakan pada pangkal  tanaman.

OPT Sasaran  :
1. Wereng                                2. Kutu Aphis
3. Thrip                                    4. Semut
5. Ulat pada tanaman padi, kubis, kacang panjang kedelai.

Hasil Pencapaiannya :
Tingkat kematian OPT tinggi 80 – 90 %, perkembangan selanjutnya agak lama dan efek samping tidak ditemui.







VI. CAJATGA ( CABE, JAHE, TEMU IRENG, GADUNG )



Bahan – bahan :
1. Cabe merah                         = 1 – 2 ons
2. Jahe                                     = 0,5 – 1 kg
3. Temu ireng                          = 0,5 – 1 kg
4. Gadung                               = 1 – 2 kg
5. Sabun Rinso                        = 1 – 2 sendok

Cara pembuatannya  :
1.      Semua bahan ditumbuk halus dan campurkan jadi satu hingga rata.
2.      Tambahkan air 2 – 4 liter, lalu diperas dan disaring, ini merupakan pestisida induk.

Penggunaannya  :
250 cc  ( 1 gelas ) bahan campuran ditambah 14 liter air dan 2 sendok sabun Rinso, kemudian semprotkan ke lahan. Ulangi 4 hari sekali.

OPT sasaran :
1. Penggerek batang                2. Wereng
3. Kepinding tanah                 4. Kutu Aphis
5. Belalang                              6. Ulat

Hasil pencapaiannya  :
Tingkat kematian tinggi 80 – 90 %, Populasi turun drastis, pestisida ini merupakan racun kontak.





VII. MOJOPAHIT





Bahan – bahan :
1. Buah Mojo                          = 1 – 2 buah
2. Tembakau                           = 0,25 – 0,5 kg
3. Bawang putih                      =1 – 2 ons
4. terigu                                  = 1 – 2 ons
5. Daun /  bunga kenikir          = 1 – 2 kg
6. Cabe rawit                          = 1 – 2 ons
7. Sabun Rinso                        = 2 – 4 sendok
8. Kabur barus                         = 5 – 10 biji

Pembuatannya  :
1.      Isi buah Mojo dicampur dengan terigu dibuat tepung.
2.      Tembakau dan daun / bunga kenikir direbus dengan ar 4 – 5 liter sampai benar-benar mendidih.
3.      Bawang putih dan cabe rawit digiling / ditumbuk kemudian masukkan dalam rebusan tembakau dan daun kenikir terus diaduk sampai rata.
4.      Setelah dirasa cukup turunkan biar dingin baru disaring, kemudian tambahkan air sebanyak 10 liter.

Penggunaannya  :
1.      2 – 3 sendok tepung buah mojo ditambah 500 cc ( 2 gelas ) air ramuan, ditambah 2 sendok sabun, ditambahh 1 butir kapur barus untuk 1 ( satu ) tangki.
2.      Semprotkan ke lahan pada waktu pagi atau sore hari dan ulangi setiap 4 –5 hari sekali.

OPT sasaran
1. Wereng                               
2. Pengerek batang
3. Walang sangit                    
4. Serangga lain seperti Thrips, Aphis, kumbang dana lalat buah

Hasil pencapaiannya :
1.      Tingkat kematian OPT tinggi 80 – 85 %, populasi agak lama muncul
2.      Dampak sampingan tidak ditemui.

Sabtu, 21 Mei 2011

PESTISIDA NABATI (2)

II.   G A C A S I  ( GADUNG, CABE MERAH, DAUN SIRIH )
 

 Bahan– bahan :
1. Gadung                               =  4 kg
2.Cabe merah                         =  2 ons
3.Daun sirih                            =  2 kg
4.Air                                       =15 liter

Cara Pembuatannnya :
1.     Gadung, Cabe , daun sirih digiling halus campurkan dengan rata.
Tambahkan air aduk sampai rata dan disaring, air ramuan merupakan induk pestisida
Penggunaannya:
1.     14 liter air dicampur dengan pestisida 250 cc ( 1 gelas), disemprotkan ke lahan pada waktu pagi atau sore hari, ulangi 4 – 5 hari sekali.
OPT Sasaran :

1.Penggerak batang                2. Wereng
3.Walang sangit                     4. Thrip
5.Aphis                                   6.Serangga kecil lainnya
UntukTanaman Padi, Cabe, Terong dan Kacang panjang
Hasil Pencapaiannya :
1. Pestisida GACASI bersifat racun Kontak dan OPT yang terkena tingkat kematiannya tinggi.
2.      Populasi OPT turun drastis dan timbulnya lama.
3.     Keluhan sampingan tidak ditemui, dalam waktu setelah penyemprotan.
III. GATEMA (GADUNG, TEMBAKAU, MAHONI )

Bahan – bahan :
1.Gadung                               = 1 –2 kg
2.Tembakau                            = 0,25– 0,5  kg
3.Mahoni                                = 100 – 200 biji
4.Minyak Tanah                     = 1 – 2 gayung

Cara Pembuatannya :
Bahan I

1.Gadung, Mahoni ditumbuk halus campurkan jadi satu termasuk tembakau betulbetul rata ( berupa tepung )
2.     Gadung, Mahoni ditumbuk halus campurkan air 2 liter,aduk sampi rata kemudian disaring dan disimpan dalam botol. Tembakau direbus denga air 2 – 5liter betul – betul mendidihdidinginkan dan disaring kemudian  campurka dengan ramuan gadung dan Mahoni ( bentuk cairan ).
Penggunaannya :
1.     Yang dalam bentuk tepung dengan ukuran 10 – 15 sendok makan dibungkus kain di alirkan lewat Tulakan ( lahan paling pertama  yang kena air pada saat Pengairan ). Unruk disemprotkan ukuran 4 – 5 sendok untuk satu tangki.

2.     Dalam bentuk cairan, 1 tangki  = 25 cc ramuan gadung Mahoni, Tembakau semprotkan ke lahan dan tambahkan minyak tanah.
Bahan II

1.Gadung                               = 1 – 2 kg
2.Mahoni                                =100 – 200 biji
3. Pohon pahitan meniran       = 15 – 30 batang
4. sabun                                   = 20 – 40 gram

Cara Pembuatannya :
1.     Gadung, mahoni digiling halus tambahkan air 2 liter terusaduk sampai rata kemudian disaring dan disimpan dalam botol.
2.     Pohon pahitan / meniran direbus dengan air 2 – 5 liter sampai mendidih dan disaring setelah itu campurkan dengan ramuan gadung dan mahoni.
Pengunaannya :

Dalam satu tangki ditambahkan dengan 250 c ramuan gadung, mahoni, pohon  pahitan / meniran ditambahkan sabun 2 –3 sendok. Semprotkan ke lahan.
Perhatikan:
Dalam penyemprotan gunakan masker dan lain-lainnya lengkap.
OPT Sasaran
1.Kepinding Tanah                2.Penggerek batang

3.Wereng                                4.Ulat buah
Hasil pencapaiannya :
1.      Pestisida GATEMA bersifat racun kontak dan OPT yang terkena tingkat kematiannya tinggi.
2.      Populasi OPT turun drastis dan timbulnya lama
3.      Keluhan serangan  tidak ditemui dalam waktu setelah penyemprotan

Sabtu, 07 Mei 2011

PEMANFAATAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER HAYATI LOKAL


        Sumberdaya hayati local yang berupa tanman yang mengandung toksikan dapat diolah menjadi bahan pestisida dengan cara diekstraksi yang lebih lanjut dikenal dengan Pestisida Hayati. Sejauh ini pemanfaatannyamasih kurang mendapat perhatian dibading dengan potensi yang ada di dalam sumberdaya hayati local tersebut. Penelitian dan pengembangan pestisida nabati saat ini sudah cukup mendukung pemanfaatannya agar dapat bernilai ekonomi tinggi sekaligus berperan sebagai komponen
teknologi pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman ( OPT )
Sumberdaya hayati local yang berupa tanaman penghasil pestisida nabati banyak diketemukan di daerah Jember  dan sekitarnya hasil survey yang dilakukan di daerah Panti terdapat lebih dari
22 jenis tumbuhan diantaranya adalah tanaman : Mimba, Mindi, Gadung, Tuba, mahoni, Srikoyo, Tembakau, Jeringu, Kenikir, Pacar Cina, Serai dan lain-lain. Ekstrak tanaman atan bagian tanaman ( daun, biji, buah, kulit, batang ) telah diuji di laboratorium bersifat insektisidal terhadap hama-hama penting dikarenakan mengandung bahan-bahan beracun ( dari produk sekiunder ) yang berupa alkoloida, limonoid, terpenoid, saponoid dan senyawa organic lainnya (Kawazu, 1989 ).
  
MACAM – MACAM PESTISIDA NABATI 
  
I.      NIKORAK ( MAHONI, TEMBAKAU, DAUN JARAK)
Bahan –bahan  : 
1. Biji Mahoni                               = 300 gram 
2. Tembakau ( jelek )                   = 100 gram
3.Daun Jarak                                = 1 kg
4.Air                                             = 6 liter

Cara Pembuatannya :
  1. Biji Mahoni digiling / ditumbuk halus
  2. Daun Jarak dan Tembakau direbus dengan     air sampai mendidih, kemudian amgkat dan dinginkan. Campurkan bubuk Mahoni  aduk hinga rata, diamkan selama 24 jam baru disaring.
  3. Kalau pestisida mau disimpan bubuk     Mahoni tidak dicampurkan dengan air rebusan tembakau dan daun jarak. Jika     mau dipakai baru dicampurkan.
     Penggunaan :
1.      1 ( satu ) tangki air tambahkan 28 cc pestisida NIKORAK. 
Semprotkan ke lahan yang terserang OPT pada waktu pagi maupun sore hari, ulangi tiap 4 ( empat ) hari sekali bila perlu. 
OPT sasaran : 
1.     Ulat grayak pada tanaman : Bawang merah, Bawang putih,
Kedelai, Jagung, Kacang Tanah, Kacang panjang, Kubis dan Sawi. 
2.     Ulat Pengulang daun dan Perusak Daun Pada Tanaman padi.
Hasil Pencapaian :
1.     Pestisida NIKORAK bersifat racun kontak dan OPT yang
terkena tingkat kematiannya tinggi.
2.       Populasi OPT turun drastis dan timbulnya lama.
3.     Keluhan sampingan tidak ditemui dalam waktu setelah
penyemprotan.