Sabtu, 03 Maret 2012

PENANGANAN PASCA PANEN PADI (3)


PENANGANAN PASCA PANEN PADI (3)
(SUMBER PENANGANAN PASCA PANEN PADI LITBANG DEPTAN)

E.   Pengeringan


Pengeringan merupakan proses penurunan kadar air gabah sampai mencapai nilai tertentu sehingga siap untuk diolah/digiling atau aman untuk disimpan dalam waktu yang lama. Kehilangan hasil akibat ketidaktepatan dalam  melakukan  proses  pengeringan dapat mencapai 2,13 %.  Pada saat ini cara pengeringan padi       telah berkembang dari cara penjemuran menjadi pengering buatan.

1)  Pengeringan  Padi  dengan  Cara Penjemuran

Penjemuran merupakan proses pengeringan gabah basah dengan memanfaatkan           panas     sinar matahari. Untuk  mencegah bercampurnya kotoran, kehilangan butiran gabah, memudahkan pe ngumpulan          gabah  dan menghasilkan penyebaran panas yang merata, maka penjemuran harus dilakukan   dengan           menggunakan alas. Penggunaan  alas       untuk penjemuran telah berkembang dari anyaman bambu kemudian menjadi lembaran plastik/terpal dan terakhir lantai dari semen/beton.
     Berikut ini cara penjemuran gabah basah.

(a) Cara penjemuran dengan lantai jemur

                Dari berbagai alas pen- jemuran tersebut, lantai dari semen         merupakan  alas penjemuran terbaik.  Permukaan lantai dapat dibuat rata atau bergelombang.  Lantai  jemur rata   pembuatannya lebih mudah  dan murah, namun tidak dapat mengalirkan air hujan  secara  cepat        bahkan adakalanya         menyebabkan genangan air  yang  dapat merusakkan gabah.  Lantai jemur bergelombang lebih di- anjurkan, karena dapat mengalirkan sisa air hujan dengan cepat. Berikut ini  cara penjemuran   dengan  lantai jemur :
 


o  Jemur gabah di atas lantai jemur dengan ketebalan 5 cm – 7 cm untuk musim kemarau dan 1 cm – 5 cm untuk musim penghujan.

o  Lakukan pembalikan setiap 1 2 jam atau 4 6 kali dalam  sehari dengan menggunakan garuk dari kayu.

o  Waktu  penjemuran  :  pagi jam 08.00 – jam 11.00, siang  jam  14.00   17.00 dan  tempering  time  jam 11.00 – jam 14.00.

o  Lakukan pengumpulan de ngan garuk, sekop dan sapu.

 



(b) Cara  penjemuran  dengan  alas terpal/plastik

 Alas terpal / plastic dapat juga dipakai untuk alas penjemuran.
Beberapa keuntungan penggunaan alas terpal/plastik adalah :

·                     Memudahkan pengumpulan untuk pengarungan gabah pada akhir penjemuran
·                     Memudahkan penyelamatan  gabah bila pada waktu penjemuran hujan turun secara tiba- tiba.

·                     Dapat  mengurangi  tenaga kerja buruh di lapangan.

Berikut   cara   penjemuran dengan alas terpal/plastik :

o  Jemur  gabah  di  atas  alas terpal/plastik dengan ke- tebalan 5 – 7 cm untuk musim kemarau atau 1 – 5 cm untuk musim peng- hujan.

o  Lakukan pembalikan secara teratur setiap 1 – 2 jam sekali atau 4 – 6 kali dalam sehari. Pembalikan di- anjurkan tanpa mengguna- kan garuk karena dapat mengakibatkan alas sobek.

o  Waktu  penjemuran  :  pagi jam 08.00 – jam 11.00, siang jam 14.00 – 17.00, dan  tempering  time  jam 11.00 – jam 14.00.
Lakukan pengumpulan de ngan   cara   langsung     digulung.

 

2)  Pengeringan Padi dengan Pengering Buatan

Pengeringan buatan merupakan alternatif cara pengeringan padi bila penjemuran dengan matahari tidak dapat   dilakukan.    Secara   garis besar pengeringan buatan dibagi atas  3  bentuk,   yaitu  tumpukan datar   (Flat   Bed),  Sirkulasi (Recirculation Batch) dan kontinyu (Continuous-Flow Dryer).

(a)  Flat Bed Dryer
 

Flat Bed Dryer merupakan mesin pengering yang terdiri dari:

o  Kotak pengering    terbuat dari plat lembaran, berbentuk kotak persegi panjang dengan ukuran bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Pada kira-kira bagian  kotak terdapat sekat/lantai yang berlubang terbuat dari    plat    baja lembaran,  terbagi  menjadi 2 ruangan, atas    dan bawah.

o  Blower/kipas  dan  kompor panas terletak di sebelah luar kotak pengering, dihubungkan   dengan cerobong.

o  Kompor pemanas memakai bahan bakar minyak tanah.


Pengeringan dengan meng- gunakan Flat    Bed    Dryer dilakukan dengan cara sebagai berikut :

o  Padi yang akan dikeringkan di tempatkan pada kotak pengering.

o  Api dari sumber panas akan dihembuskan ke         bagian/ruangan bawah dari kotak pegering oleh blower yang digerakkan motor    peng- gerak.

o  Udara panas naik ke ruang atau kotak pengering yang berisi padi melalui sekat yang berlubang.
o  Udara panas akan me- nurunkan kadar air padi.

 


(b) Continuous Flow Dryer

Continuous Flow Dryer me- rupakan mesin  pengering dengan bagian  komponen mesin yeng terdiri dari kotak pengering, komponen pemanas seperti kompor, kipas / blower, motor penggerak, dan screw conveyor discharge.  Ruangan plenum terletak di  bagian tengah butiran padi yang akan dikeringkan.Tingi   kotak pengering 3 5 m. Bagian ini terbuat dari plat baja lembaran dan tebalnya 2 – 3 mm.
 

Pengeringan dengan continuous flow dryer dilakukan dengan cara sebagai berikut :

o  Cara kerja sama dengan drier lainnya, namun padi yang akan dikeringkan    diaduk                posisinya oleh screw conveyor.

o  Alat  ini  terdiri dari  kotak pengering       vertikal,      pemanas dan dilengkapi dengan screw conveyor dischange.

o  Gabah  yang  akan  dikeringkan dimasukan pada bagian atas kotakpengering.Udara pemanas  dihembuskanpada salah satu sisi kotak pengering dan keluar lewat sisi yang lain.

o  Pada  saat  pengeringan  gabah terus turun ke bawah dan dikeluarkan pada bagian bawah “Screw   Conveyor   Dischange” yang    terletak pada bagian bawah  kotak    pengering. Besarnya kecepatan keluarnya gabah dapat diatur.

 



F.   Penyimpanan


Penyimpanan merupakan tindakan untuk         mempertahankan  gabah/beras agar tetap dalam keadaan baik dalam jangka   waktu   tertentu. Kesalahan dalam melakukan penyimpanan gabah/ beras dapat mengakibatkan terjadinya respirasi,tumbuhnya     jamur, dan serangan serangga, binatang mengerat dan kutu beras yang dapat menurunkan mutu gabah/beras. Cara penyimpanan gabah/beras dapat dilakukan dengan
(1) sistem curah, yaitu gabah yang sudah kering dicurahkan pada suatu tempat yang dianggap aman dari gangguan hama maupun cuaca, dan

 (2) cara penyimpanan       menggunakan kemasan/wadah seperti karung plastik, karung goni, dan lain-lain.


1)    Penyimpanan   Gabah   dengan Sistem Curah

Penyimpanan gabah   dengan sistem curah dapat dilakukan dengan  menggunakan  silo. Silo merupakan  tempat menyimpan gabah/beras dengan kapasitas yang sangat besar. Bentuk dan bagian komponen    silo adalah sebagai berikut :

(a) Silo biasanya berbentuk silinder atau kotak segi-empat yang terbuat dari plat lembaran atau papan.

(b) Silo  dilengkapi  dengan  sistem aerasi, pengering dan elevator.

(c) Sistem aerasi terdiri dari kipas- kipas     angin aksial dengan lubang saluran pemasukan dan pengeluaran pada dinding silo.
(d) Pengering  terdiri  sumber  pe- manas/kompor dan kipas peng- hembus.

(e) Elevator biasanya berbentuk mangkuk yang berjalan terbuat dari sabuk karet atau kulit serta plat lembaran.


Penyimpanan gabah/beras de- ngan silo dilakukan dengan cara sebagai berkut :

(a) Gabah yang disimpan dialirkan melalui bagian atas silo dengan menggunakan  elevator, dan dicurahkan ke dalam silo.

(b) Ke dalam tumpukan  gabah tersebut dialirkan udara panas yang dihasilkan oleh kompor pemanas  dan    kipas yang terletak di bagian bawah silo.

(c) Kondisi   gabah   dipertahankan dengan mengatur suhu udara panas dan aerasi.

 


2)  Penyimpanan Gabah  dengan Kemasan/Wadah

Penyimpanan gabah dengan kemasan dapat dilakukan dengan menggunakan karung. Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan gabah dengan karung adalah :

(a) Karung harus dapat melindungi produk dari kerusakan dalam pengangkutan  dan  atau penyimpanan.
(b) Karung tidak        boleh     meng- akibatkan kerusakan atau pen- cemaran oleh bahan kemasan dan tidak membawa OPT.
(c) Karung     harus   kuat, dapat menahan beban tumpukan dan melindungi  fisik dan    tahan terhadap      goncangan serta dapat  mempertahankan keseragaman. Karung harus diberi label berupa tulisan yang dapat menjelaskan   tentang  produk yang dikemas.