BERCAK
DAUN PADA CABAI
Bercak pada daun cabai merupakan salah satu penyakit penting dalam perkembangan
cabai di daerah tropis yang panas dan lembab .Penyebab penyakit ini
adalah Cercospora capsici Heald et Wolf
Adapun menurut
Wikipedia, cendawan yang
disebut Cecospora capsici dapat
di klasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom
: Fungi
Filum
: Ascomycota
Kelas
:
Dothideomycetidae
Ordo
: Capnodiales
Famili
: Mycosphaerellaceae
Genus
: Cercospora
Spesises
: Cercospora capsici
Gambar
: Gejala Serangan Bercak Daun
MORFOLOGI DAN DAUR PENYAKIT
Konidium
cendawan ini berbentuk gada panjang bersekat 3 - 12. Konidiofor pendek,
bersekat 1 - 3, cendawan dapat terbawa oleh benih dan bertahan pada sisa-sisa
tanaman sakit selama satu musim. Cuaca yang panas dan basah membantu
perkembangan penyakit. Penyakit dapat timbul pada tanaman muda di persemaian,
meskipun cenderung lebih banyak pada tanaman tua. Pada musim kemarau dan pada
lahan yang mempunyai drainase yang baik, penyakit ini kurang berkembang.
Penyakit
tersebut antara lain menyebar di Sumatera Utara, Jambi, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Sulawesi Utara dan Irian Jaya.
GEJALA SERANGAN
Gejala serangan
penyakit pada daun berupa bercak kecil berbentuk bulat dan kering. Bercak
meluas sampai diameter sekitar 0,5 cm. Pusat bercak berwarna pucat sampai putih
dengan warna tepi lebih tua. Bercak yang tua dapat menyebabkan lubang. Apabila
terdapat banyak bercak maka daun cepat menguning dan gugur, atau langsung gugur
tanpa menguning lebih dahulu. Bercak sering terdapat pada batang, tangkai daun
maupun tangkai buah, namun pada buah jarang dijumpai. Kadang-kadang penyakit
ini menyerang cabai di persemaian.
Penyakit bercak
daun cabai adalah salah satu penyakit terpenting yang meyerang cabai di
Indonesia. Penyakit ini distimulir oleh kondisi lembab dan suhu relative
tinggi. Penyakit bercak daun cabai dapat menyebabkan kerusakan sejak dari
persemaian sampai tanaman cabai berbuah. Penyakit ini menyebabkan masalah
serius terhadap perkembangan tanaman cabai (Syamsuddin, 2007).
Penyakit bercak daun cabai akan berkurang pada musim kemarau, di lahan yang
mempunyai drainase baik, dan gulmanya terkendali dengan baik. Perkembangan
bercak daun cabai paling baik terjadi pada suhu 300C. Daun yang
lebih muda lebih mudah terserang daripada daun yang lebih tua (Setiadi, 2004).
Pola jarak tanam juga mempengaruhi proses perkembangbiakan penyakit bercak daun
cabai. Apabila jarak tanam terlalu rapat maka akan menyebabkan perkembangbiakan
penyakit tersebut semakin mudah dan cepat, sebaliknya apabila jarak tanam
terlalu jauh maka akan mengurangi hasil produksi. Maka sebaiknya pola jarak
tanam disesuaikan dengan keadaan topografi daerah pertanaman.(Semangun, 2004).
TANAMAN INANG LAIN
Belum diketahui
adanya tanaman inang lain.
CARA PENGENDALIAN
Pengendalian dengan menanam jenis-jenis yang tahan
(resistant variety) merupakan cara yang aman karena memiliki selektifitas yang
tinggi. Ada 3 macam ketahanan tanaman terhadap penyakit, yaitu ketahanan
mekanis, ketahanan fungisional, dan ketahanan fisiologi. Ketiganya ini telah di
uji secara selektifitas melalui seleksi alam (Djafaruddin, 2008).
Pengendalian dengan cara kultur teknis yaitu dengan cara mulai dari pemilihan
lahan untuk tempat menanamnya, memilih bibi yang baik, mengerjalan tanah yang
ditanamani dengan baik, memilihara areal pertanaman tanaman cabai dengan baik
hingga sampai memanennya (Triharso, 2004)
Pengendalian yang sering digunakan para petani adalah
dengan menggunakan fungisida terdaftar di depan . Bermacam-macam fungisida
dapat di pakai dalam pengendalian ini, antara lain Baycor 300 EC (dosis 1 cc/l
air), Velimex 80 WP (dosis 2-2,5 g/l air), Dithane M-45 (dosis 180-240 g/100 l
air) dan benomyl (dosis sesuai label) (Setiadi, 2004). Bisa juga dengan menyemprot fungisida Pentacur 722 AS bergantian dengan
fungisida Kudanil 75 WP atau lainnya sesuai dengan kondisi serangan
SUMBER:
3. www.paskomnas.com/