PENANGANAN PASCA PANEN PADI (3)
(SUMBER PENANGANAN PASCA PANEN PADI LITBANG DEPTAN)
E. Pengeringan
Pengeringan merupakan proses penurunan kadar air gabah sampai mencapai nilai tertentu sehingga siap untuk diolah/digiling atau aman untuk disimpan dalam waktu yang lama. Kehilangan hasil akibat ketidaktepatan dalam melakukan proses pengeringan dapat mencapai 2,13 %. Pada saat ini cara pengeringan padi telah berkembang dari cara penjemuran menjadi pengering buatan.
1) Pengeringan Padi dengan Cara Penjemuran
Penjemuran merupakan proses pengeringan gabah basah dengan memanfaatkan panas sinar matahari. Untuk mencegah bercampurnya kotoran, kehilangan butiran gabah, memudahkan pe ngumpulan gabah dan menghasilkan penyebaran panas yang merata, maka penjemuran harus dilakukan dengan menggunakan alas. Penggunaan alas untuk penjemuran telah berkembang dari anyaman bambu kemudian menjadi lembaran plastik/terpal dan terakhir lantai dari semen/beton.
Berikut ini cara penjemuran gabah basah.
(a) Cara penjemuran dengan lantai jemur
Dari berbagai alas pen- jemuran tersebut, lantai dari semen merupakan alas penjemuran terbaik. Permukaan lantai dapat dibuat rata atau bergelombang. Lantai jemur rata pembuatannya lebih mudah dan murah, namun tidak dapat mengalirkan air hujan secara cepat bahkan adakalanya menyebabkan genangan air yang dapat merusakkan gabah. Lantai jemur bergelombang lebih di- anjurkan, karena dapat mengalirkan sisa air hujan dengan cepat. Berikut ini cara penjemuran dengan lantai jemur :
o Jemur gabah di atas lantai jemur dengan ketebalan 5 cm – 7 cm untuk musim kemarau dan 1 cm – 5 cm untuk musim penghujan.
o Lakukan pembalikan setiap 1 – 2 jam atau 4 – 6 kali dalam sehari dengan menggunakan garuk dari kayu.
o Waktu penjemuran : pagi jam 08.00 – jam 11.00, siang jam 14.00 – 17.00 dan tempering time jam 11.00 – jam 14.00.
o Lakukan pengumpulan de ngan garuk, sekop dan sapu.
(b) Cara penjemuran dengan alas terpal/plastik
Alas terpal / plastic dapat juga dipakai untuk alas penjemuran.
Beberapa keuntungan penggunaan alas terpal/plastik adalah :
· Memudahkan pengumpulan untuk pengarungan gabah pada akhir penjemuran
· Memudahkan penyelamatan gabah bila pada waktu penjemuran hujan turun secara tiba- tiba.
· Dapat mengurangi tenaga kerja buruh di lapangan.
Berikut cara penjemuran dengan alas terpal/plastik :
o Jemur gabah di atas alas terpal/plastik dengan ke- tebalan 5 – 7 cm untuk musim kemarau atau 1 – 5 cm untuk musim peng- hujan.
o Lakukan pembalikan secara teratur setiap 1 – 2 jam sekali atau 4 – 6 kali dalam sehari. Pembalikan di- anjurkan tanpa mengguna- kan garuk karena dapat mengakibatkan alas sobek.
o Waktu penjemuran : pagi jam 08.00 – jam 11.00, siang jam 14.00 – 17.00, dan tempering time jam 11.00 – jam 14.00.
Lakukan pengumpulan de ngan cara langsung digulung.
2) Pengeringan Padi dengan Pengering Buatan
Pengeringan buatan merupakan alternatif cara pengeringan padi bila penjemuran dengan matahari tidak dapat dilakukan. Secara garis besar pengeringan buatan dibagi atas 3 bentuk, yaitu tumpukan datar (Flat Bed), Sirkulasi (Recirculation Batch) dan kontinyu (Continuous-Flow Dryer).
(a) Flat Bed Dryer
Flat Bed Dryer merupakan mesin pengering yang terdiri dari:
o Kotak pengering terbuat dari plat lembaran, berbentuk kotak persegi panjang dengan ukuran bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Pada kira-kira bagian kotak terdapat sekat/lantai yang berlubang terbuat dari plat baja lembaran, terbagi menjadi 2 ruangan, atas dan bawah.
o Blower/kipas dan kompor panas terletak di sebelah luar kotak pengering, dihubungkan dengan cerobong.
o Kompor pemanas memakai bahan bakar minyak tanah.
Pengeringan dengan meng- gunakan Flat Bed Dryer dilakukan dengan cara sebagai berikut :
o Padi yang akan dikeringkan di tempatkan pada kotak pengering.
o Api dari sumber panas akan dihembuskan ke bagian/ruangan bawah dari kotak pegering oleh blower yang digerakkan motor peng- gerak.
o Udara panas naik ke ruang atau kotak pengering yang berisi padi melalui sekat yang berlubang.
o Udara panas akan me- nurunkan kadar air padi.
(b) Continuous Flow Dryer
Continuous Flow Dryer me- rupakan mesin pengering dengan bagian komponen mesin yeng terdiri dari kotak pengering, komponen pemanas seperti kompor, kipas / blower, motor penggerak, dan screw conveyor discharge. Ruangan plenum terletak di bagian tengah butiran padi yang akan dikeringkan.Tingi kotak pengering 3 – 5 m. Bagian ini terbuat dari plat baja lembaran dan tebalnya 2 – 3 mm.
Pengeringan dengan continuous flow dryer dilakukan dengan cara sebagai berikut :
o Cara kerja sama dengan drier lainnya, namun padi yang akan dikeringkan diaduk posisinya oleh screw conveyor.
o Alat ini terdiri dari kotak pengering vertikal, pemanas dan dilengkapi dengan screw conveyor dischange.
o Gabah yang akan dikeringkan dimasukan pada bagian atas kotakpengering.Udara pemanas dihembuskanpada salah satu sisi kotak pengering dan keluar lewat sisi yang lain.
o Pada saat pengeringan gabah terus turun ke bawah dan dikeluarkan pada bagian bawah “Screw Conveyor Dischange” yang terletak pada bagian bawah kotak pengering. Besarnya kecepatan keluarnya gabah dapat diatur.
F. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan tindakan untuk mempertahankan gabah/beras agar tetap dalam keadaan baik dalam jangka waktu tertentu. Kesalahan dalam melakukan penyimpanan gabah/ beras dapat mengakibatkan terjadinya respirasi,tumbuhnya jamur, dan serangan serangga, binatang mengerat dan kutu beras yang dapat menurunkan mutu gabah/beras. Cara penyimpanan gabah/beras dapat dilakukan dengan
(1) sistem curah, yaitu gabah yang sudah kering dicurahkan pada suatu tempat yang dianggap aman dari gangguan hama maupun cuaca, dan
(2) cara penyimpanan menggunakan kemasan/wadah seperti karung plastik, karung goni, dan lain-lain.
1) Penyimpanan Gabah dengan Sistem Curah
Penyimpanan gabah dengan sistem curah dapat dilakukan dengan menggunakan silo. Silo merupakan tempat menyimpan gabah/beras dengan kapasitas yang sangat besar. Bentuk dan bagian komponen silo adalah sebagai berikut :
(a) Silo biasanya berbentuk silinder atau kotak segi-empat yang terbuat dari plat lembaran atau papan.
(b) Silo dilengkapi dengan sistem aerasi, pengering dan elevator.
(c) Sistem aerasi terdiri dari kipas- kipas angin aksial dengan lubang saluran pemasukan dan pengeluaran pada dinding silo.
(d) Pengering terdiri sumber pe- manas/kompor dan kipas peng- hembus.
(e) Elevator biasanya berbentuk mangkuk yang berjalan terbuat dari sabuk karet atau kulit serta plat lembaran.
Penyimpanan gabah/beras de- ngan silo dilakukan dengan cara sebagai berkut :
(a) Gabah yang disimpan dialirkan melalui bagian atas silo dengan menggunakan elevator, dan dicurahkan ke dalam silo.
(b) Ke dalam tumpukan gabah tersebut dialirkan udara panas yang dihasilkan oleh kompor pemanas dan kipas yang terletak di bagian bawah silo.
(c) Kondisi gabah dipertahankan dengan mengatur suhu udara panas dan aerasi.
2) Penyimpanan Gabah dengan Kemasan/Wadah
Penyimpanan gabah dengan kemasan dapat dilakukan dengan menggunakan karung. Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan gabah dengan karung adalah :
(a) Karung harus dapat melindungi produk dari kerusakan dalam pengangkutan dan atau penyimpanan.
(b) Karung tidak boleh meng- akibatkan kerusakan atau pen- cemaran oleh bahan kemasan dan tidak membawa OPT.
(c) Karung harus kuat, dapat menahan beban tumpukan dan melindungi fisik dan tahan terhadap goncangan serta dapat mempertahankan keseragaman. Karung harus diberi label berupa tulisan yang dapat menjelaskan tentang produk yang dikemas.