PENANGANAN PASCA PANEN PADI (2)
(SUMBER PENANGANAN PASCA PANEN PADI LITBANG DEPTAN)
(C) Cara Pemanenan Padi dengan Reaper
Reaper merupakan mesin pemanen untuk memotong padi sangat cepat. Prinsip kerjanya mirip dengan cara kerja orang panen menggunakan sabit. Mesin ini sewaktu bergerak majuakan menerjang dan memotong tegakan tanaman dan menjatuhkan atau me- robohkan tanaman tersebut kearah samping mesin reaper dan ada pula yang mengikat tanaman yang terpotong menjadi seperti berbentuk sapu lidi ukuran besar. Pada saat ini terdapat 3 jenis tipe mesin reaper yaitu reaper 3 row, reaper 4 row dan reaper 5 row. Bagian komponen mesin reaper adalah sebagai berikut :
o Kerangka utama terdiri dari pegangan kemudi yang terbuat dari pipa baja dengan diameter ± 32 mm, dilengkapi dengan tuas kopling, tuas pengatur ke- cepatan, tuas kopling pisau pemotong yang merupakan kawat baja.
o Unit transmisi tenaga merupakan rangkaian gigi transmisi yang terbuat dari baja keras dengan jumlah gigi dan diameter ber- macam-macam sesuai de- ngan tenaga dan kecepatan putar yang diinginkan.
o Unit pisau pemotong ter-letak dalam rangka pisau pemotong yang terbuat dari pipa besi, besi strip, besi lembaran yang ukurannya bermacam-macam. Pisau pemotong merupakan rangkaian mata pisau berbentuk segitiga yang panjangnya 120 cm.
o Unit roda dapat diganti-ganti antara roda karet dan roda besi/keranjang.
o Motor penggerak bensin 3 HP – 2200 RPM.
Penggunaan reaper di- anjurkan pada daerah-daerah yang kekurangan tenaga kerja dan dioperasikan di lahan dengan kondisi baik (tidak tergenang, tidak berlumpur dan tidak becek). Menurut hasil penelitian, penggunaan reaper dapat menekan kehilangan hasil sebesar 6,1 %. Berikut ini cara pengoperasian mesin reaper :
o Sebelum mengoperasikan mesin reaper, terlebih dahulu potong/panen padi dengan sabit pada ke 4 sudut petakan sawah dengan ukuran ± 2 m x 2 m sebagai tempat berputarnya mesin reaper.
o Sebelum mesin dihidupkan, arahkan mesin pada tanaman padi yang akan dipanen. Pemanenan dimulai dari sisi sebelah kanan petakan.
o Pemotongan dilakukan se kaligus untuk 2 atau 4 baris tanaman dan akan terlempar satu tertumpuk di sebelah kanan mesin tersebut.
o Pemanenan dilakukan dengan cara berkeliling dan selesai di tengah petakan.
(d) Cara Pemanenan padi dengan Reaper Binder
Reaper binder merupakan jenis mesin reaper untukmemotong padi dengan cepat dan mengikat tanaman yang terpotong menjadi seperti berbentuk sapu lidi ukuran besar. Bagian komponen mesin reaper binder adalah sebagai berikut :
o Kerangka utama yang terdiri dari pegangan kemudi yang terbuat dari pipa baja dengan diameter ± 32 mm, dilengkapi dengan tuas kopling pisau pemo-tong yang merupakan kawat baja terserot.
o Unit transmisi tenaga merupakan rangkaian gigi transmisiyang terbuat dari baja keras dengan jumlah gigi dan diameter bermacam- macam sesuai dengan reduksi tenaga dan kecepatanputar yang diinginkan.
o Unit pisau pemotong merupakan rangkaian mata pisau mata pisau berbentuk segitiga yang panjangnya antara 40-60 cm.
o Pisau pengikat terbuat dari besi plat baja, kawat baja, dan besi bulat yang ukurannya bermacam- macam.
o Unit pengikat ini dilengkapi dengan tali yang terbuat dari yute
berbentuk gulungan.
o Unit roda dapat diganti- ganti antara roda karet dan roda besi/keranjang.
o Motor penggerak bensin 3 HP – 2200 RPM.
Berikut ini cara peng operasian mesin reaper binder :
o Sebelum mengoperasikan mesin pemanen, terlebih dahulu potong / panen padi dengan sabit pada ke 4 sudut petakan sawah dengan ukuran ± 2 m x 2 m sebagai tempatberputarnya mesin stripper.
o Sebelum mesin dihidup- kan, arahkan mesin pada tanaman padi yang akan dipanen. Pemanenan dilakukan mulai dari sisi sebelah kanan petakan.
o Pemotongan dilakukan sekaligus untuk 1 atau 2 baris tanaman sekaligus dan akan terlempar ke sisi kanan alat, sebelum terlempar, batang jerami yang sudah terpotong diikat dengan tali peng- ikat melalui mekanisme pengikat pada mesin tersebut.
o Pemanenan dilakukan dengan cara berkeliling dan selesai di tengah petakan.
3) Sistem Panen
Sistem panen harus dibuat berdasarkan perencanaan yang berikut :
(a) Pemanenan dilakukan dengan sistem beregu/kelompok.
(b) Pemanenan dan perontokan di- lakukan oleh kelompok pemanen.
(c) Jumlah pemanen antara 5 – 7 orang yang dilengkapi dengan 1 unit pedal thresher atau 15 – 20 orang yang dilengkapi 1 unit power thresher.
C. Penumpukan dan Pengumpulan
Penumpukan dan pengumpulan merupakan tahap penanganan pasca panen setelah padi dipanen.Ketidak tepatan dalam penumpukan dan pe- ngumpulan padi dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup tinggi. Untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kehilangan hasil sebaiknya pada waktu penumpukan dan pengangkutan padi menggunakan alas. Penggunaan alas dan wadah pada saat penumpukan dan pengangkutan dapat menekan kehilangan hasil antara 0,94 – 2,36 %.
D. Perontokan
Perontokan merupakan tahap penanganan pasca panen setelah pemotongan, penumpukan dan pengum-pulan padi. Pada tahap ini, kehilangan hasil akibat ketidaktepatan dalam melakukan perontokan dapat mencapai lebih dari 5 %. Cara perontokan padi telah mengalami perkembangan dari cara digebot menjadi menggunakan pedal thresher
dan power thresher.
1) Perontokan padi dengan cara digebot
Gebotan merupakan alat perontok padi tradisionil yang masih banyak digunakan petani. Bagian komponen alat gebotan terdiri dari:
(a) Rak perontok yang terbuat dari bambu/kayu dengan 4 kaki berdiri di atas tanah, dapat dipindah-pindah.
(b) Meja rak perontok terbuat dari belahan bambu/kayu membujur atau melintang dengan jarak renggang 1 – 2 cm.
(c) Di bagian belakang, samping kanan dan kiri diberi dinding penutup dari tikar bambu, plastik lembaran atau terpal sedangkan bagian depan terbuka.
Berikut ini cara perontokan padi dengan alat gebot :
(a) Malai padi diambil secukupnya lalu dipukulkan/digebot pada meja rak perontok ± 5 kali dan hasil rontokannya akan jatuh di terpal yang ada di bawah meja rak perontok.
(b) Hasil rontokan berupa gabah kemudian dikumpulkan.
2) Perontokan padi dengan pedal thresher
Pedal thresher merupakan alat perontok padi dengan konstruksi sederhana dan digerakan meng- gunakan tenaga manusia. Ke- lebihan alat ini dibandingkan dengan alat gebot adalah mampu menghemat tenaga dan waktu, mudah diperasikan dan mengurangi kehilangan hasil, kapasitas kerja 75 – 100 kg per jam dan cukup dioperasikan oleh 1 orang. Bagian komponen pedal thresher terdiri dari :
(a) Kerangka utama terbuat dari kayu kaso atau pipa besi dengan ukuran keseluruhan unit bervariasi, biasanya 120 cm x 120 cm.
(b) Silinder perontok terbuat dari lepengan papan berjajar berkeli-ling membentuk silinder dengan diameter 36 – 38 cm dan lebar 42 – 45 cm. Di sisi kiri dan kanan ditutup dengan pipa bulat setebal 2 – 3 cm. Pada lempengan papan tersebut ditancapkan gigi perontok yang terbuat dari kawat baja berbentuk huruf V terbalik. Ukuran lempengan kayu, tebal 10 – 15 mm, lebar 90 mm dengan jarak antar lempengan 15 mm. Tinggi perontok ± 50 mm dengan
lebar kaki-kaki sebesar 25 mm dengan jarak antar gigi 40 mm. Jumlah gigi perontok pada satu lempengan 10 buah dan jumlah lempengan papan 12 buah. Cara pemasang-an gigi perontok 20 mm diberi bantalan ball bearing yang posisinya duduk pada rangka utama.
(c) Unit transmisi tenaga melalui rantai sepeda dan spocket yang prinsip kerjanya sama seperti mesin jahit.
(d) Tutup penahan gabah terbuat dari lembaran plastik atau terpal dengan ukuran > 0 cm x 40 cm x 35 cm. Bagian ini dapat dilepas dari kerangka utama.
Penggunaan pedal thresher dalam perontokan dapat menekan kehilangan hasil padi sekitar 2,5 %. Berikut ini cara perontokan padi dengan pedal thresher :
(a) Pedal perontok diinjak dengan kaki naik turun.
(b) Putaran poros pemutar memutar silinder perontok.
(c) Putaran silinder perontok yang memiliki gigi perontok dimanfaatkan dengan memukul gabah yang menempel pada jerami sampai rontok.
(d) Arah putaran perontok berlawanan dengan posisi operator (men-jauhdari operator).
3) Perontokan padi dengan power thresher
Power thresher merupakan mesin perontok yang menggunakan sumber tenaga penggerak enjin. Kelebihan mesin perontok ini dibandingkan dengan alat perontok lainnya adalah kapasitas kerja lebih besar dan efisiensi kerja lebih tinggi.
Bagian komponen power thresher terdiri dari:
(a) Kerangka utama terbuat dari besi siku, uk. 40 mm x 40 mm x 4 mm dan plat lembaran baja lunak tebal 1–3 mm, merupakankedudukan komponen lainnya.
(b) Silinder perontok terbuat dari besi strip dengan diameter berjajar berkeliling membentuk silinder dengan diameter 30 – 40 cm dan lebar 40 – 60 cm. Di sisi kiri dan kanan ditutup dengan lembaran bulat tebal 2– 3 mm. Pada besi strip yang melintang tersebut terpasang gigi perontok yang terbuat dari besi as baja 10 mm, panjang 50 – 60 mm diperkuat dengan mur. Jumlah gigi perontok 30 – 88 buah.Diameter poros perontok 25 mm, pada kedua ujung poros diberi bantalan ball bearing yang posisinya duduk pada kerangka utama.
(c) Dalam ruang silinder terdapat sirip pembawa, saringan perontok dan pelat pendorong jerami. Sirip pembawa terletak di bagian atas silinder perontok, terletak menempel pada tutup atas perontok. Sirip ini mengarah ke pintu pengeluaran jerami di sebelah belakang mesin perontok. Terbuat dari plat lembaran dengan tebal 1 – 2 mm. Jaringan perontok terletak di sebelah bawah silinder perontok, terbuat dari kawat baja atau besi baja 0,6 –8 mm bersusun menjajar, membentuk setengah lingkar- an, jarak antar besi baja adalah 18 – 20 mm dan jarak antara ujung gigi perontok dan
jaringan minimal 15 mm. Pelat pendorong jerami terpasang pada silinder perontok yang tak terpasang gigi perontok. Bagian ini terbuat dari besi plat tebal 2 – 3 mm denngan ukuran 15 –15 mm.
(d) Ayakan terletak di sebelah bawah saringan perontok, ukuran ayakan 45 mm x 390 mm, terbuat dari plat lembaran tebal 1,5 – 2 mm. Ayakan terdiri dari 2 tingkat. Bagian atas berlubang-lubang dengan ukuran 13 mm x 13 mm dan bagian bawah rata. Ayakan ini bergerak maju mundur dan naik turun melalui sitem as nocken.
(e) Kipas angin terbuat dari plastik dengan jumlah daun kipas 5 – 7 buah.
(f) Unit transmisi tenaga, melalui puller dan V belt dari motor penggerak silinder perontok, kipas angin dan gerakan ayakan typeV belt yang digunakan adalah tipe B. Putaran silinder perontok untuk merontokan padi adalah 500 – 600 RPM.
Penggunaan power thresher dalam perontokan dapat menekan kehilangan hasil padi sekitar 3 %. Berikut ini cara perontokan padi dengan power thresher :
(a) Pemotongan tangkai pendek disarankan untuk merontok dengan mesin perontok tipe “throw in” dimana semua bagian yang akan dirontok masuk ke dalam ruang perontok.
(b) Pemotongan tangkai panjang disarankan untuk merontok secara manual denngan alat atau mesin yang mempunyai tipe “Hold on” dimana tangki jerami dipegang, hanya bagian ujung padi yang ada butirannya ditekankan kepada alat perontok.
(c) Setelah mesin dihidupkan, atur putaran silinder perontok sesuai dengan yang diinginkan untuk merontok padi
(d) Putaran silinder perontok akan mengisap jerami padi yang di masukkan dari pintu pemasuk- kan.
(e) Jerami akan berputar-putar di dalam ruang perontok, tergesek terpukul dan terbawa oleh gigi perontok dan sirip pembwa menuju pintu pengeluaran jerami.
(f) Butiran padi yang rontok dari jerami akan jatuh melalui saringan perontok, sedang jerami akan terdorong oleh plat pendorong ke pintu peng eluaran jerami.
(g) Butiran padi, potongan jerami dan kotoran yang lolos dari saringan perontok akan jatuh ke ayakan dengan bergoyang dan juga terhembus oleh kipas angin.
(h) Butiran hampa atau benda- benda ringan lainnya akan tertiup terbuang melalui pintu pengeluaran kotoran ringan.
(i) Benda yang lebih besar dari butiran padi akan terpisah melalui ayakan yang berlubang, sedangkan butir padi akan jatuh dan tertampung pada pintu pengeluaran padi bernas.