Sabtu, 10 Desember 2011

BUDIDAYA SEMANGKA DENGAN TEHNOLOGI EMBUNG




No. Agdex : 235/28     No. Seri: 12/Buah/2000/Oktober 2000       Penulis : I Nyoman Adi Jaya


I.          PENDAHULUAN

Semangka merupakan tanaman semusim, yang buahnya banyak digemari karena memberikan rasa segar terutama jika dimakan pada waktu cuaca panas. Penanaman semangka umumnya dilakukan di lahan sawah setelah padi dengan memanfaatkan air irigasi, namun tidak menutup kemungkinan bila dibudidayakan di lahan kering yang memiliki sumber air kecil pada musim kemarau dengan memanfaatkan teknologi tandon air/embung. Dengan pengelolaan air dari tandon air/embung memungkinkan diperoleh keuntungan yang lebih tinggi jika dimanfaatkan untuk berusahatani semangka dibandingkan dengan tanaman lain seperti jagung dan kacang tanah.



II.         SYARAT TUMBUH

Semangka biasanya di tanam pada dataran rendah dan akan berhasil baik bila ditanam dengan keadaan daerah sebagai berikut
Ketinggian 100-300 m dpl.
Topografi datar, tekstur tanah berpasir atau lempung berpasir, struktur remah dan gembur, banyak mengandung bahan organik, pH berkisar
5,9-7,2.
Tempat terbuka, penyinaran penuh dengan kisaran suhu 22' C-30'C dan kelembaban kurang dari 80%.
Rata-rata curah hujan 40-50 mm/bulan.



III.        TEKNIK BUDIDAYA

1.         Pengolahan tanah dan persiapan bedengan
Pengolahan tanah untuk tanaman semangka sedikit berbeda dengan
tanaman hortikultura lainnya. Bedengan dibuat dengan lebar 3 meter dan bagian yang diolah hanya 80-100 cm dari pinggir, sedangkan bagian tengahnya cukup dibabat saja. Tanah yang diolah dibuat guludan dan pada pinggir guludan dibuat saluran drainase dengan lebar 40 cm dan kedalaman ± 10-15 cm, yang nantinya digunakan untuk mengairi/penyiraman.

 

2.         Pembuatan lubang dan pemberian pupuk kandang
Lubang tanam dibuat pada guludan dengan ukuran 20x20x20 cm, dan
jarak antar lubang ± 1 meter. Pupuk kandang diberikan seminggu sebelum tanam sebanyak 2-3 kg setiap lubang dengan cara mencampurkan pada tanah galian lubang.

3.         Pembibitan
Agar benih dapat tumbuh baik, sehat dan cepat beradaptasi dengan lingkungan maka perlu disesuaikan terlebih dahulu dengan kegiatan sebagai berikut:
Benih direndam dalam larutan Benlate atau Dithane M-45 (0,5-1 gram/liter) selama ± 6 jam.
Siapkan 3 lembar kertas koran yang telah dibasahi, letakkan/susun benih yang telah direndam kemudian tutup dengan 3 lembar kertas koran yang telah dibasahi dan selama + 2 hari usahakan kertas koran dalam keadaan lembab.
Setelah benih berkecambah dapat dipindahkan ke kantong plastik/polybag dengan media semai dari tanah dan pupuk kandang (3 :1).
Persemaian/polybag ditempatkan pada tempat terbuka dengan diberi naungan yang dapat diatur.
Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman, pengaturan naungan dan pengendalian hama dan penyakit.

4.         Penanaman
Bibit semangka siap dipindahkan apabila telah berdaun 4 lembar (berumur
14 hari). Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah disiapkan 2 tanaman per lubang. Penanaman bibit dilakukan dengan cara membasahi media bibit kemudian kantong polybag disobek dengan pisau dan dilepas, lalu bibit ditanam sebatas leher akar tanaman.

5.         Pemberian mulsa
Mulsa diberikan dengan menghamparkan mulsa (jerami) di atas
permukaan bedengan.

6.         Pemeliharaan tanaman a.           Pemupukan
Pertumbuhan dan hasil tanaman semangka ditentukan oleh
ketersediaan hara di dalam tanah, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya diperlukan usaha pemupukan. Sebagai acuan pemupukan disajikan pads tabel berikut :



Tabel dosis dan Waktu Pemupukan


Jenis pupuk
Dosis/lubang tanam
7 hari
sebelum tanam
Saat
tanam
14 hari
setelah tanam
28 hari
setelah tanam
42 hari
setelah tanam
Pupuk kandang
2-3 kg
-
-
-
-
Urea
-
10 gr
10 gr
10 gr
10 gr
SP-36
-
10 gr
10 gr
10 gr
-
KCI
-
10 gr
10 gr
10 gr
10 gr


b.        Penyiraman
Penyiraman dilakukan 4 hari sekali dengan mengalirkan air dari tandon air ke selokan dan dibiarkan sampai selokan penuh dan air meresap ke petakan tanaman.

c.        Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila gulma tumbuh di petakan lahan dan sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pemupukan tanaman.

d.        Pengendalian hama dan penyakit
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, pengendalian hama
penyakit sangat penting, oleh karena itu harus dilakukan tepat waktu, tepat dosis dan jenis obat. Pencegahan terhadap serangan hama dan penyakit diperlukan penyemprotan secara rutin 5-7 hari sekali baik menggunakan insektisida maupun fungisida sesuai dengan gejala serangan.

e.        Pemangkasan dan pemilihan buah
Untuk mendapatkan bush yang berukuran besar dalam satu tanaman cukup dipelihara 1-2 buah saja. Untuk itu dipilih dua cabang lateral ditambah satu cabang utama. Bakal buah yang dipertahankan yaitu bakal bush yang tumbuh pada jarak 1,5-2 m dari pangkal batang atau antara ruas 8-15.

f.         Panen
Panen dilakukan apabila buah sudah masak yang ditandai dengan sudah mengeringnya sulur dekat tangkai buah atau tangkai buah sudah kekuningan dan bila buah diketuk terasa bergetar.

Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Denpasar
Jl. By Pass Ngurah Rai P.O Box 3480, Denpasar Bali

Sumber :          Suprapto dan Nyoman Adi Jaya (2000). Laporan Akhir Penelitian SUT Diversivikasikan Lahan Marginal di Kecamatan Gerokgak, Buleleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar