Sabtu, 10 Desember 2011

BUDIDAYA SEMANGKA


BUDIDAYA SEMANGKA
Citrullus lanatus
            Semangka atau tembikai (Citrullus lanatus, suku ketimun-ketimunan atau Cucurbitaceae) adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah setengah gurun di Afrika bagian selatan. Tanaman ini masih sekerabat dengan melon (Cucumis melo) dan ketimun (Cucumis sativus). Semangka biasa dipanen buahnya untuk dimakan segar atau dibuat jus. Biji semangka yang dikeringkan dan disangrai juga dapat dimakan isinya (kotiledon) sebagai kuaci.
Sebagaimana anggota suku ketimun-ketimunan lainnya, habitus tanaman ini merambat namun ia tidak dapat membentuk akar adventif dan tidak dapat memanjat. Jangkauan rambatan dapat mencapai belasan meter.
              Daunnya berlekuk-lekuk di tepinya. Bunganya sempurna, berwarna kuning, kecil (diameter 3cm). Semangka adalah andromonoecious monoklin, yaitu memiliki dua jenis bunga pada satu tumbuhan: bunga jantan, yang hanya memiliki benang sari (stamen), dan bunga banci/hermafrodit, yang memiliki benang sari dan putik (pistillum). Bunga banci dapat dikenali dari adanya bakal buah (ovarium) di bagian pangkal bunga berupa pembesaran berbentuk oval.

             Buah semangka memiliki kulit yang keras, berwarna hijau pekat atau hijau muda dengan larik-larik hijau tua. Tergantung kultivarnya, daging buahnya yang berair berwarna merah atau kuning.Tanaman ini cukup tahan akan kekeringan terutama apabila telah memasuki masa pembentukan buah.


Klasifikasi ilmiah
Kerajaan
Divisi   
Kelas      
Ordo      
Famili    
Genus    
Spesies  
Nama binomial
Citrullus lanatus
(Thunb.) Matsum. & Nakai

: Plantae
: Magnoliophyta
: Magnoliopsida
: Cucurbitales
: Cucurbitaceae
: Citrullus
: C. lanatus

I.              SEJARAH SEMANGKA SAMPAI SAAT INI
Semangka acapkali dianggap masih satu genus dengan melon, hingga disebut watermelon. Padahal meskipun masih satu famili Cucurbitaceae, semangka, melon dan pare (peria) berlainan genus. Semangka (Citrullus lanatus, sinonim Citrullus vulgaris) adalah genus Citrullus, melon (Cucumis melo) genus Cucumis dan pare (Momordica charantia) masuk genus Momordica. Yang masih satu genus dengan melon, adalah mentimun (Cucumis sativus). 
Semangka merupakan buah asli gurun Kalahari, Afrika Selatan. David Livingstone, seorang Missonaris Scottlandia (1873 – 1973), ketika menjelajahi benua Afrika menemukan buah semangka melimpah-ruah, karena tumbuh di mana-mana. Hingga ia yakin buah itu asli dari gurun Kalahari. Belakangan di sana memang diketemukan spesies liar semangka yang disebut Tsamma melon (Citrullus lanatus var citroides). Meskipun sampai sekarang tetap tidak diketahui, kapan budidaya semangka pertamakali dilakukan umat manusia.

Laporan tertulis yang sampai sekarang diketahui, pertamakali panen melon dilakukan di Mesir sekitar 3.000 tahun SM. Laporan ini tertulis dalam huruf hieroglyphs. Menurut laporan itu, semangka merupakan buah yang wajib disertakan dalam makam para Fira’un, sebagai bekal perjalanan sesudah kematian. Sekitar abad XI, semangka sudah dibudidayakan di daratan China. Hingga sekarang, RRC merupakan penghasil semangka terbesar di dunia.  Pada abad 13, bangsa Moor yang menyerbu Spanyol, mengintroduksi semangka ke daratan Eropa. Namun baru pada tahun 1615, semangka tercatat sebagai entri dalam kamus di Inggris. Padahal, pada tahun 1.500an, buah ini sudah masuk ke Amerika Utara. Para penjelajah pertama berkebangsaan Perancis, pada tahun 1.500an itu sudah menemukan, masyarakat Indian membudidayakan semangka di lembah sungai Mississippi.
Ada dugaan, para budak yang didatangkan dari benua Afrika, ketika itu membawa serta buah semangka, hingga secara tidak sengaja bijinya tersebar ke benua baru itu. Kemudian para tuan tanah dan pemerintah kolonial, ikut menyebarkan semangka ke berbagai kawasan di Amerika Utara. Misalnya ke Florida (1664), Colorado (1799), negara bagian di kawasan barat (1673, Connecticut (1747) dan Illiana (1622). Hingga sekarang kawasan Georgia, Florida, Texas, California dan Arizona di AS, merupakan penghasil semangka yang termasuk terbesar di dunia. Meskipun total produksi semangka AS, masih jauh di bawah RRC. Di Eropa dan AS inilah berbagai varietas semangka diciptakan. Puncaknya ketika Dr. Kihara dari Jepang menemukan teknologi membuat semangka tak berbiji. Teknologi ini mulai diperkenalkan dalam Third International Genetics Congress, di Stockholm, Swedia tahun 1948.

Tahun 1950an, Dr. Eigsti mengembangkan semangka tetraploid hibrida pertama. Teknologi ini terus dikembangkan sampai dengan meningalnya Dr. Kihara pada tahun 1986. Prinsip penciptaan semangka tak berbiji adalah, dengan meneteskan colchicine, zat alkaloid yang diekstrak dari tanaman bakung (genus Colchicum), pada tunas kecambah semangka biasa. Kecambah semangka biasa yang berkromosom 22 (semangka diploid = 2N), setelah tunas pucuknya ditetesi colchicine, akan bermutasi menjadi berkromosom 44 (semangka tetraploid = 4N). Ketika semangka tetraploid ini disilangkan dengan semangka diploid, hasilnya ada tiga jenis semangka, yakni 2N, 3N dan 4N. Semangka 3N (triploid) yang berkromosom 33, apabila ditanam akan menghasilkan semangka tanpa biji (seedless). Meskipun untuk membentuk buah, semangka 3N ini harus diserbuki oleh semangka 2N.
 
Sejak Dr. Eigsti, menciptakan hibrida semangka tetraploid pada  tahun 1950an, penggunaan colchicine menjadi tidak diperlukan lagi. Bahkan di Jepang juga sudah mulai dicoba pengembangan semangka 3N dengan benih vegetatif dari stek pucuk. Namun pada umumnya, produksi semangka tanpa biji dilakukan dengan menanam dalam satu petak lahan secara bersamaan, semangka 3N dan sekaligus semangka 2N sebagai polinator (penyerbuk). Hingga sebenarnya, benih semangka tanpa biji yang dijual di pasaran, terdiri dari biji semangka 3N dan sekaligus semangka 2N. Semangka 3Nnya berbunga jantan mandul, sementara semangka 2Nnya hanya akan menghasilkan bunga jantan. Hingga dalam satu areal penanaman semangka tanpa biji, hanya akan dihasilkan buah seedless.  Meskipun yang disebut sebagai semangka tanpa biji, sebenarnya tetap ada bijinya. Namun biji ini tidak pernah berkembang sempurna, hingga hanya membentuk butiran kecil-kecil berwarna putih pada daging buah.
            Meskipun penghasil semangka terbesar di dunia adalah RRC, namun  tampaknya yang benar-benar tertarik untuk mengotak-atik buah ini hanya para peneliti Jepang. Pada tahun 1990an, Zentsuji, seorang petani semangka di  Negeri Matahari Terbit ini, melakukan eksperimen membuat semangka kotak. Sebab semangka bulat, akan boros tempat ketika diangkut dan disimpan dalam cold storage. Dengan bentuk kotak (kubus), buah semangka menjadi ringkas dalam bobil boks dan cold storage. Tetapi semangka kotak tidak mungkin diperoleh melalui rekayasa genetika seperti halnya menciptakan semangka tanpa biji. Maka Zentsuji pun “memasung” tiap buah semangka di ladangnya dengan kotak kaca. Sejak masih pentil. Karena terdesak kotak kaca, maka pertumbuhan tidak menjadi bulat melainkan kubus.
 

(http://foragri.wordpress.com/2011/04/20/budidaya-semangka-tanpa-biji/)
  
II.            KANDUNGAN GIZI
Buah semangka adalah merupakan buah segar yang sangat digemari oleh semua golongan umur (orang dewasa / anak-anak) yang dapat dimakan langsung (sering juga disebut buah meja).

KANDUNGAN GIZI
NO
Kandungan Gizi
Nilai Satuan
1
2
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kalori
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Fosfor
Besi
Vitamin A
Vitamin B1
Vitamin B2
Vitamin C
Niacin
Serat
Air
28,00 Kal
0,10 g
0,20 g
7,20 g
6,00 mg
7,00 mg
0,20 mg
50,20 Si
0,02 mg
0,03 mg
7,00 mg
0,20 g
0,50 g
92,10 g

Sumber : Wirakusumah (1994)

III.           JENIS VARIETAS
NO


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Keterangan


Tipe Pertumbuhan
Panjang Tanaman (cm)
Adaptasi (m dpl)
Bentuh Buah
Warna Buah Muda Warna Daging Buah
Ukuran Buah (p x d) cm
Berat Buah (kg)
Potensi Hasil (ton/ha)
Umur Masak (hst)
Jarak Tanam (cm)
Populasi (tan/ha)
Kebutuhan benih/ha (gr)
VARIETAS
Toto
Setabindo
Classic
Orbit
Menjalar
550
0 – 600
Bulat
Hijau terang bergaris
Kuning
22 x 22
5 – 7
30
65 – 70
70 x 300
4.000
250
Menjalar
520
0 – 600
Bulat
Hijau bergaris
Merah
24 x 22
5 – 8
30
65 – 70
70 x 300
4.000
250
Menjalar
600
0 – 1.000
Bulat
Hijau bergaris
Merah
24 x 23
5 – 8
30
65 – 70
70 x 300
4.000
250
Menjalar
600
0 – 1.000
Bulat
Hijau bergaris
Merah
24 x 23
5 – 8
30
65 – 70
70 x 300
4.000
250
(RESTSINDO  Budidaya Semangka ( Citrullus lanatus ).htm)

Di Indonesia dikenal dua jenis semangka, yaitu semangka lokal dan semangka introduksi atau semangka hibrida. Berdasarkan bijinya, ada semangka berbiji dan semangka non biji.
 
1           Semangka Lokal
a.        Semangka Sengkaling
              Berasal dari daerah Sengkaling, Malang, Jawa Timur. Berbentuk oval dan memiliki garis tipis memanjang berwarna hijau tua. Daging buah semangka ini berwarna merah cerah, rasanya manis, dan berbiji banyak. Sengkaling merupakan semangka open polineted (semangka yang tidak berubah kualitasnya bila bijinya ditanam kembali).
 
b.        Semangka Bojonegoro
Berasal dari Bojonegoro, Jawa Timur. Kulit buah berwarna hijau tua dan bergaris, berdaging merah jingga, rasanya kurang manis. Biji semangka ini banyak, berkulit tipis, dan berdaging tebal, sehingga banyak digunakan untuk pembuatan kuaci.
 
2           Semangka Hibrida
a.        Sweet Beauty
Salah satu semangka unggulan Know You Seed. Beratnya 3-4 kg. Kulitnya berwarna hijau muda, dengan belang hijau tua yang memanjang dari pangkal hingga ujung buah.  Kulit buah semangka ini tebal, sehingga tahan dalam pengangkutan dan penyimpanan. Daging buah berwarna merah, dengan kandungan gula 12-14%. Semangka Sweet Beauty dipanen pada umur 80-85 hari sejak ditanam di lahan.
 
b.        Golden Crown
Diproduksi oleh Know You Seed. Berbentuk bulat memanjang, kulitnya berwarna kuning cerah dan daging buah berwarna merah, dengan kandungan gula sekitar 12%, dan berbiji kecil.
 
c.        New Dragon
Semangka New Dragon berasal dari Taiwan. Semangka dengan bentuk bulat memanjang ini memiliki ukuran yang besar. Beratnya bisa mencapai 9 kg. Kulit buah tebal dan tahan kerusakan. Daging buahnya renyah, berair banyak dan rasanya sangat manis. Varietas ini mudah beradaptasi dengan berbagai jenis tanah dan tahan terhadap serangan CMV (cucumber mosaic virus).
 
d.        Farmer Giant
Sesuai namanya, ukuran semangka ini besar sampai mencapai 12 kg. Kulit buah tebal dan keras. Daging buah merah menyala, manis, tekstur renyah. Farmer Giant relatif tahan terhadap CMV.
 
e.        Yellow Baby
Semangka ini berbentuk oval dan memiliki diameter buah sekitar 15 cm dan berat sekitar 4 kg. Kulit buah berwarna hijau muda menyala dengan corak memanjang berwarna hijau gelap. Sesuai warnanya, daging buah semangka ini berwarna kuning. Rasanya sangat manis dan renyah.
 
f.         Quality
Quality merupakan salah satu semangka unggul tanpa biji. Beratnya mencapai 7,5 kg. Semangka ini berbentuk bulat, warna kulit hijau agak kebiruan dengan corak berwarna hijau tua. Daging buahnya berwarna merah, rasanya sangat manis dan renyah. Kulit buah semangka Quality tebal sehingga memungkinkan untuk tahan pengiriman jarak jauh dan penyimpanan.

Beberapa jenis varietas semangka


 





sugar belle
pure gold
golden dragon
 



rocket tall
 



black 034
 



 fou nan
 



big boy
 



green gold
 



dragon skin
 



baby dragon
 



golden tiger
 



crimson omega
 



 sweet baby
 



 anam 2000
 



 dragon giant 145
 


 typon

 


uranus

 



 blac roket
 


 sugar baby

 



yellow siren
  



black dargon

 


 new dragon skin

 



long dragon


.          IV.       EKOLOGI (IKLIM DAN TANAH)
 
1           Ketinggian Tempat Tanam
Ketinggian 100-400 meter di atas permukaan laut (dpl) cocok untuk menanam tanaman semangka. Namun, saat ini sudah ada beberapa varietas semangka yang cocok ditanam di dataran tinggi hingga 900 meter dpl.
 
2           Keadaan Tanah
Semangka sebaiknya ditanam di lahan bertekstur remah atau gembur, subur dan banyak mengandung unsur hara. Semangka membutuhkan tanah dengan keasaman (pH) berkisar 5-7. Penetralan tanah dilakukan dengan pengapuran.
 
3           Sinar Matahari
Tanaman semangka membutuhkan sinar matahari penuh untuk pertumbuhannya. Lahan penanaman sebaiknya tidak tertutupi naungan atau tanaman lain yang dapat menghalangi pancaran sinar matahari.
 
4           Suhu
Suhu ideal untuk pertumbuhan semangka, baik pertumbuhan vegetatif maupun generatif adalah 24-30oC. Perbedaan suhu ekstrim antara siang dan malam dapat mengganggu pertumbuhan semangka.
 
5           Curah Hujan
Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan semangka berkisar antara 40-50 mm per bulan. Curah hujan yang tinggi dapat menimbulkan serangan berbagai penyakit, baik yang disebabkan oleh bakteri maupun cendawan.


Butuh iklim hangat, dan untuk pertumbuhannya membutuhkan lebih banyak panas daripada tanaman hortikultura lainnya.
Suhu perkecambahan 25 - 30 °C untuk yang berbiji, sedang non biji 28 - 30 °C. Suhu pertumbuhan 20 - 25 °C, untuk pembuangaan dan penyerbukan 25°C. Untuk pengisian dan pemasakan buah 30°C.
Butuh cuaca kering dan cukup sinar matahari. Perakarannya dalam sehingga tahan kering, sebaliknya tidak tanah keadaan basah. Hujan terus menerus atau cuaca berawan terus menyebabkan tanaman kerdil, jumlah bunga dan buah berkurang.
Tumbuh baik di tanah berpasir atau geluh pasiran dengan pengatusan yang baik. Tidak baik ditanam terus menerus pada tanah yang sama. Bekas tanaman padi, jagung atau tebu adalah yang paling baik untuk semangka. PH tanah 6 -7 (netral). 

IV.          PERSIAPAN LAHAN DAN TANAM

PENGOLAHAN TANAH  
Pengolahan tanah dapat dilakukan hanya pada tempat yang akan ditanami selebar ± 1m. Untuk tanah yang tidak berpasir harus diolah sampai menjadi remah (gembur), kemudian dibentuk bedengan penanaman (lihat bentuk bedengan dan sistim tanam). Setelah bedengan penanaman jadi, selanjutnya dapat disebari dulu dengan pupuk kandang secara rata. Kalau menggunakan sistim koakan, pupuk kandang dapat diberikan pada koakan-koakan. Untuk keperluan 1 tanaman pupuk kandangnya 3 kg     
   
Catatan :  
Bila menanam pada musim hujan, maka jarak tanam maupun tinggi bedengan harus diambil yang paling besar. Terutama untuk tanah yang tak berpasir. Jarak antar tanaman minimal 100 cm, dengan lebar bedengan 3 m (tanam tunggal) dan 6-7 m (tanam ganda) dengan tinggi bedengan minimal 50 cm.  


PEMBIBITAN SEMANGKA 
Penyiapan Media Semai 
- Pupuk Kandang sebanyak 25-50 kg dicampur dengan tanah untuk lahan 1000 m2. Diamkan + 1 minggu di tempat teduh dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik). 
- Campurkan tanah halus (telah diayak) 2 bagian atau 2 ember (volume 10 lt), pupuk kandang matang yang telah diayak halus sebanyak 1 bagian atau 1 ember, TSP (± 50 gr) . 
- Masukkan media semai ke dalam polybag kecil 8x10 cm sampai terisi hingga 90%. 

Teknik Perkecambahan Benih Semangka 
Benih dimasukkan ke dalam kain lalu diikat, kemudian direndam dalam ramuan : 1 liter air hangat suhu 20-250C + 1 sendok POC NASA (direndam 8-12 jam). Benih dalam ikatan diambil, dibungkus koran kemudian diperam 1-2 hari. Jika ada yang berkecambah diambil untuk disemaikan dan jika kering tambah air dan dibungkus kain kemudian dimasukkan koran lagi. Berikut adalah gambar bibit semangka yang baru ditanam.

Semai Benih Dan Pemeliharaan Bibit 
- Media semai disiram air bersih secukupnya. Benih terpilih yang calon akarnya sudah sepanjang 2-3 mm, langsung disemai dalam polybag sedalam 1-1,5 cm. 
- Kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh. Diberi perlindungan plastik transparan, salah satu ujung/pinggirnya terbuka. 
- Penyiraman 1-2 kali sehari. Pada umur 12-14 hari bibit siap ditanam. 


PENGOLAHAN MEDIA TANAM
Pembukaan Lahan 
Pembajakan sedalam + 30 cm, dihaluskan dan diratakan. Bersihkan lahan dari sisa-sisa perakaran dan batu. Pembentukan Bedengan Lebar bedengan untuk menanam semangka adalah 6-8 m, tinggi bedengan minimum 20 cm.

Pengapuran Penggunaan 
kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit , pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg. 



  
PINDAH TANAM    
Setelah keluar 2-3 daun (dipersemaikan ± 12-14 hari) bibit telah siap dipindah ke lapang. Waktu pemindahan yang terbaik adalah sore hari dan plastik polybag harus dibuang (jangan ikut ditanam). 

JARAK TANAM  
Sistem Tunggal : 
Sistem Ganda : 
90-100 cm x 300 cm
90-100 cm x 6-7 m
(2 baris tanaman) 
             
Pembuatan Lubang Tanaman Semangka 
Dilakukan Satu minggu sebelum penanaman dengan kedalaman 8-10 cm. Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan dengan jarak antara lubang sekitar 90-100 cm. Waktu. Berikut gambar semangka yang sudah selesai ditanam.
Penanaman Semangka 
Penanaman sebaiknya pagi atau sore hari kemudian bibit disiram hingga cukup basah




PEMUPUKAN
Penanaman dengan menggunakan plastik hitam perak  
Bila memakai mulsa plastik hitam perak, pupuk dapat diberikan secara total (sekaligus) sebelum pindah tanam.  

Caranya :  
Setelah bedengan betul-betul siap dan telah disebari pupuk kandang, maka bedengan dapat diairi (sebaiknya dileb), tapi jangan terlalu basah. Selanjutnya pupuk buatan (jenis dan dosis lihat tabel) disebar secara rata pada bedengan kemudian diaduk rata. Setelah itu bedengan dibentuk semulus mungkin agar plastik dapat menempel secara sempurna pada bedengan, selanjutnya bedengan ditutup dengan plastik hitam-perak. Warna hitam menghadap ke bawah sedang warna peraknya menghadap ke atas. Untuk mendapatkan hasil yang baik, plastik dipasang pada waktu mendapatkan sinar matahari secara penuh (09.00 - 14.00) dan plastik ditarik sampai benar-benar rapat.  

Dosis pemupukan dengan mulsa plastik hitam perak (gr/tanaman)     
Semangka Berbiji: 
Semangka Non Biji: 

Pupuk kandang 3000 gr
ZA 130 gr
Urea 60 gr
TSP 80 gr
KCl 100 gr
Total pupuk buatannya 370 gr/tan 

Pupuk kandang 3000 gr
ZA 130 gr
Urea 60 gr
TSP 40 gr
KCl 130 gr
Total pupuk buatannya 360 gr/tan 
 

Catatan :  
•Pupuk kandang yang digunakan harus sudah matang (jadi), sebab kalau masih mentah tanaman akan kerdil atau bahkan layu. 
•Pemupukan di atas adalah untuk tanah berpasir, maka bila digunakan pada tanah jenis lain (agak liat) pupuk dapat diberikan 80-90% dari dosis tersebut. 


Semangka berbiji :
  
Pupuk kandang diberikan sekali sebagai pupuk dasar. Per tanaman 3 kg.  
Dasar : ZA = 30 TSP = 45 : KCl = 40 : Urea = 15 Total = 130 gr  
Sus I : ZA = 10 TSP = 10 : KCl = 10 : Urea =  5 Total = 35 gr  
Sus II : ZA = 50 TSP = 25 : KCl = 35 : Urea = 25 Total = 135 gr  
Sus III : ZA = 65 TSP = - : KCl = 15 : Urea = - Total = 80 gr  
Sus IV : ZA = 15 TSP = - : KCl = - : Urea = - Total = 15 gr  
Total : ZA = 170 TSP = 80 : KCl = 100 : Urea = 45 Total = 395 gr(gr/tan)  

Semangka non biji :  
Pupuk kandang diberikan sekali sebagai pupuk dasar. Per tanaman 3 kg.  
Dasar : ZA = 30 TSP = 25 : KCl = 40 : Urea = 15 Total = 110 gr  
Sus I : ZA = 10 TSP = - : KCl = 10 : Urea =  5 Total = 25 gr  
Sus II : ZA = 50 TSP = 15 : KCl = 35 : Urea = 25 Total = 125 gr  
Sus III : ZA = 65 TSP = - : KCl = 25 : Urea = - Total = 90 gr  
Sus IV : ZA = 15 TSP = - : KCl = 20 : Urea = - Total = 35 gr  
Total : ZA = 170 TSP = 40 : KCl = 130 : Urea = 45 Total = 385 gr/tan  
(gr/tan)  
Waktu pemupukan :  
Pupuk dasar 3 hari sebelum tanam, diaduk rata pada bedengan penanaman, kalau sistim koak diaduk sampai rata pada koakan.  
Susulan I 7-10 hari setelah pindah tanam diberikan di sisi kiri dan kanan tanaman atau sekitar tanaman (setengah lingkaran) dengan jarak ± 10-15 cm dari pangkal batang  
Susulan II 14 hari setelah pupuk susulan I. Diberikan pada bagian depan dari tanaman (arah menjalarnya tanaman) Jarak ± 20 cm.  
Susulan III 14 hari setelah pupuk susulan II, diberikan di belakang tanaman (dekat selokan) Jarak ± 20 cm.  
Susulan IV 10-14 hari setelah pupuk susulan III. Diberikan di sekitar tanaman. Jarak ± 20 cm.  
Catatan :  
Waktu pemberian pupuk sebaiknya setelah melakukan pengairan. Jadi ketika keadaan tanah masih agak basah dan setelah melakukan pemupukan, selanjutnya pupuk ditutup lagi dengan tanah.  
Pemupukan di atas adalah untuk tanah berpasir, maka bila digunakan pada tanah jenis lain (agak liat) pupuk dapat diberikan 80-90% dari dosis tersebut.  

KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PLASTIK HITAM-PERAK
  

Pemberian pupuk dapat dilakukan secara total (sekali pupuk). 
Warna hitam pada plastik dapat menimbulkan kesan gelap, sehingga rumput-rumput pengganggu dapat ditekan pertumbuhannya, sedang warna perak dapat memantulkan sinar matahari sehingga dapat mengurangi hama Aphids, Trips, Tungau. Dengan demikian akan mengurangi juga serangan Virus. 
Menjaga tanah tetap gembur, merangsang pertumbuhan akar, dapat dipanen lebih awal. 
Menjaga suhu tanah, sehingga dapat membantu pertumbuhan tanaman. 
Menjaga kelembaban tanah (waktu hujan dapat menahan agar tanah tidak terlalu basah, bila musim kering dapat menahan penguapan air sehingga penyiraman tak terlalu sering). 
Untuk tanaman yang berumur pendek seperti semangka ini, mulsa plastik hitam perak dapat digunakan 2 kali masa tanam. 

Pemupukan bila tanam tanpa mulsa plastik hitam-perak :  
Pemupukan dilakukan 5 kali  

PEMELIHARAAN
   
Penyulaman Semangka 
Sebaiknya dilakukan 3 - 5 hari setelah tanam.

Mendangir  
Bila tidak memakai mulsa plastik Hitam-Perak, maka pendangiran harus dilakukan untuk membuang rumput pengganggu disekitar tanaman.  

Pemberian seresah  
Diberikan pada tempat dimana buah, batang dan ranting semangka berada. Ranting yang sudah disulurkan harus dialasi dengan jerami, demikian juga pada buahnya juga harus dialasi dengan jerami. Semakin tebal seresah semakin bagus. Waktu mulai memberi seresah paling lambat ketika panjang tanaman ± 50 cm.  

Pengairan dan Pengatusan  
Kelembaban tanah harus diperhatikan selama pertumbuhan awal guna mendapatkan tanaman yang baik. Bila bunga betina telah keluar, dianjurkan untuk mengurangi pengairan guna memperbaiki pembentukan buah. Bila buah mulai berkembang, pengairan perlu ditambah untuk mendapatkan buah dengan ukuran yang optimal. Dan selama pemasakan buah yaitu setelah buah mencapai ukuran maksimum pengairan dikurangi untuk mendapatkan kadar gula yang baik.  

Penyerbukan  
Penyerbukan dapat dibantu oleh serangga, tapi bila menanam semangka non biji harus dibantu oleh manusia supaya hasilnya lebih sempurna. Waktu penyerbukan adalah pagi hari. Semakin pagi semakin bagus (asal bunga betina semangka non biji yang akan diserbuki sudah mekar). Yang perlu diperhatikan serbuk sari semangka non biji steril (mandul) sehingga harus dilakukan penyerbukan silang dengan semangka biasa (berbiji) agar dapat membentuk buah. Karena itu bila menanam semangka non biji, maka harus pula menanam semangka berbiji, dengan perbandingan 1:10, artinya untuk 1 tanaman semangka berbiji sebagai penyerbuk untuk 10 tanaman semangka non biji.  

Cara menyerbuki semangka non biji :  
Ambil bunga jantan dari semangka berbiji, lalu diserbukkan pada bunga betina semangka non biji yang sudah mekar. Penyerbukan harus merata agar buah yang dihasilkan bagus bentuknya.        

Membuang ranting  
Bila semangka tumbuh normal (tidak terlalu subur), kita boleh memelihara 3 cabang tanpa melakukan pemotongan ranting sekunder, tapi kalau ranting semangka tumbuh terlalu subur ada gejala tumbuh memanjang, maka ujung cabang sekunder dipangkas dan ditinggalkan 2 daun. Sedang pada ruas yang ada buahnya dan ditumbuhi cabang sekunder, maka cabang tersebut harus secepatnya dibuang.  

Perempelan buah  
Buah  yang ada di dekat pangkal batang harus dibuang. Buah yang dijadikan paling baik ± 1 m dari pangkal batang (di atas daun ke-13). Untuk 1 tanaman dipelihara 1-2 buah saja (untuk jenis besar). Untuk jenis kecil 3-4 buah.  

Pemeliharaan Lain 
Pilih buah yang cukup besar, terletak antara 1,0-1,5 m dari perakaran tanaman, bentuk baik dan tidak cacat. Setiap tanaman diperlukan calon buah 1-2 buah, sisanya di pangkas. Semenjak calon buah ± 2 kg sering dibalik guna menghindari warna yang kurang baik akibat ketidakmerataan terkena sinar matahari. 


PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
 
1           Hama
 
a.        Kutu Putih
Hama kutu putih (Pseudococcus sp.) berbentuk bulat, berwarna kehijauan dan tubuhnya diselimuti oleh lapisan lilin berwarna agak keputihan. Kutu putih menyerang tanaman semangka dengan cara mengisap cairan daun. Kotorannya yang manis dapat mendatangkan semut. Serangan kutu putih dapat membuat daun menjadi keriting dan merana. Bunga dan buah dapat menjadi rontok. Kutu putih juga menjadi penyebar penyakit embun jelaga. Untuk memberantas kutu putih harus dilakukan juga pemberantasan semut yang menjadi alat penyebarannya. Pemberantasan dilakukan menggunakan insektisida dan akarisida.
 
b.        Thrips (Thrips parvispinus)
Gejala serangan ditandai dengan munculnya bercak keperakan pada daun semangka. Daun yang terserang menjadi keriting karena cairannya diisap. Thrips dapat menjadi vektor berbagai virus, seperti TMV dan PMV. Perkembangbiakan Thrips secara aseksual (tak kawin) sehingga penyebarannya sangat cepat.
 
c.        Ulat Daun ((Ulat Grayak (Spodoptera sp) dan Ulat Jengkal (Plusia sp))
Serangan ulat membuat daun semangka berlubang atau bahkan hanya tersisa tulang daunnya. Hal ini menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman akibat fotosintesis terhambat.
Pengendalian secara mekanis dengan mengambil ulat satu per satu, atau dengan cara kimiawi menggunakan insektisida. Dapat juga dengan cara menjaga sanitasi kebun dan menggunakan perangkap ulat.
 
d.        Kutu Daun (Myzus percicae)
Kutu daun menyerang tanaman semangka dengan cara menghisap cairan daun, menyebabkan daun menjadi keriput, kekuningan, dan terlilit. Tanaman yang terserang menjadi kerdil. Kutu daun menyebarkan penyakit tungau, embun jelaga, virus dan mendatangkan semut. Pengendalian dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida berbahan aktif imidalkloprid, fipronil, dan protiofos secara bergantian.
 
e.        Semut dan Belalang
Semut dan belalang biasanya menyerang bibit tanaman semangka di persemaian. Kedua jenis hama ini memakan bibit hingga rusak dan tidak dapat ditanam kembali atau hingga bibit mati. Serangan semut dan belalang bisa ditanggulangi dengan menggunakan insektisida racun kontak atau perut atau dengan menyebarkan insektisida berbahan aktif karbofuran seperti Furadan 3G, Petrofur, dan Curater di media persemaian.
 
2           Penyakit
 
a.        Layu Fusarium
Cendawan Fusarium menyukai daerah lembab dan sering menyerang saat musim hujan. Penyakit ini menyerang mulai daerah dengan ketinggian sedang hingga tinggi. Tanaman semangka yang terserang akan layu, mengering, kemudian mati.
Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan fungisida. Pemakaian surfaktan  (perata dan perekat) pada musim hujan sangat  dianjurkan. Tanaman yang terserang sebaiknya disingkirkan dan dimusnahkan agar penyakit tidak menular. Rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan inang dapat dilakukan untuk memutus siklus hidup cendawan ini.
 
b.        Layu Bakteri
Layu bakteri pada tanaman semangka disebabkan oleh bakteri Pseudomonas. Bagian tanaman yang terserang layu bakteri ketika dipotong dan dimasukkan ke dalam air bersih akan mengeluarkan cairan berwarna putih. Serangan layu bakteri biasanya terjadi di daerah dataran rendah yang kondisinya lembab dan panas. Penyebaran penyakit ini bisa terjadi melalui air, angin, dan peralatan yang digunakan.
Pengendalian dilakukan dengan menggunakan pestisida Agrept 20 WP atau Agrimycin. Lahan yang terserang penyakit ini sebaiknya ditaburi kapur pertanian dan selama dua tahun tidak ditanami tanaman yang bisa menjadi inang Pseudomonas.
 
c.        Busuk Daun (Phytophthora infestans)
Penyakit ini dikenal juga dengan nama cacar, terlihat dari munculnya noda hitam di daun dan buah. Bagian yang  terserang menjadi kering, keras, dan busuk. Serangan penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga kelembaban kebun, melakukan pemangkasan secara teratur, dan menjaga sanitasi kebun. Busuk daun dapat diberantas menggunakan Bubur Bordeaux 1-3%, Akofol 50 WP, Preficur N, Prufit PR 10/56 WP, Ridomil, Dhitane, dan Antracol.
 
d.        Busuk Buah (Colectroticum sp.)
Serangan cendawan ini ditandai dengan munculnya bercak coklat yang semakin melebar di buah semangka. Pada serangan yang parah, buah akan menjadi kering, busuk dan keriput. Penyakit ini biasanya menyerang buah semangka muda, sehingga mengurangi hasil panen hingga 75%.
Serangan penyakit busuk buah dapat diatasi dengan mengatur jarak tanam agar tidak terlalu rapat, melakukan pemangkasan secara teratur dan melakukan penyemprotan fungisida sistemis atau fungisida kontak yang berbahan aktif karbendazim fenorimol secara teratur.
 
e.        Busuk Leher (Phytium ultimum)
Biasanya menyerang bibit, tapi kadang-kadang juga menyerang tanaman dewasa. Gejala yang terlihat adalah munculnya  bercak warna hitam yang basah di pangkal batang, lama-kelamaan tanaman yang terserang akan roboh.
Serangan busuk leher dapat dicegah dengan menjaga kelembaban lahan dan memberikan fungisida pada benih.
 
f.         Virus (Cucumber Mozaik Virus)
Daun yang terserang virus ini akan keriting, berkerut dan tampak bercak kuning. Tanaman yang terserang menjadi tidak normal pertumbuhannya. Buah pun menjadi abnormal atau kerdil. Penyakit akibat virus tidak dapat disembuhkan. Cara menanggulanginya adalah dengan memusnahkan tanaman yang terserang. Cara mencegahnya dengan menjaga kebersihan lahan.
 
g.       Kudis (Cladosporium cucumerinum)
Serangan dapat menimbulkan bercak hijau kecoklatan pada buah, kemudian akan muncul lekukan. Sepintas serangan terlihat seperti kudis pada manusia. Dari bercak akan keluar cairan seperti getah karet. Selain menyerang buah, kudis juga menyerang daun. Pada daun yang terserang akan muncul bercak berwarna kuning. Pencegahan dilakukan dengan cara membersihkan kebun dari gulma, menanam varietas yang tahan terhadap penyakit, dan melakukan rotasi tanaman. Untuk menghambat serangan kudis digunakan fungisida Manzate atau Ridomil MZ.
 
h.       Busuk Batang (Botryodiploida theobromae)
Busuk batang menyerang cabang dan tangkai tanaman. Bagian yang terserang menjadi berwarna coklat. Setelah itu cendawan akan membentuk miselium di kulit buah. Bagian tanaman yang terluka sangat rentan terhadap penyakit busuk batang. Membersihkan lahan dari sampah dan gulma dapat dilakukan untuk mencegah perkembangan penyakit ini. Fungisida yang dianjurkan untuk menanggulangi penyakit ini adalah Delsene MX 200 atau Derosal 500 SC.
 
i.         Embun Tepung (Erysiphe cichoracearum)
Serangan embun tepung menghebat pada musim kemarau, sedangkan pada suhu rendah cendawan membentuk konidium. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan munculnya bercak berwarna putih berbentuk bulat di permukaan bawah daun. Semakin lama bercak semakin melebar hingga seluruh daun tertutupi tepung berwarna putih. Setelah itu daun menjadi berwarna coklat dan keriput. Tanaman yang terserang lama-kelamaan akan mati. Tanaman yang terserang penyakit ini harus dicabut dan dimusnahkan. Pengendalian penyakit ini dapat menggunakan pestisida Afugan 300 EC atau Calixin 750 EC.
 
j.         Antraknosa (Colletotrichum lagenarium)
Gejala serangan ditandai dengan munculnya bercak bulat berwarna kecoklatan pada daun. Bercak semakin lama semakin membesar, menyatu, dan muncul bercak kehitaman dengan bagian tengah berwarna putih dan spora yang berwarna kemerahan. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan sanitasi lahan dan pengaturan jarak tanam menjadi agak renggang. Serangan Antraknosa bisa dikendalikan dengan menyemprotkan fungisida Dithane M-45 atau Derosal 60 WP.
 (http://bp4kkabsukabumi.net/index.php/Hortikultura/Budidaya-Semangka.html)



Untuk dataran rendah buah semangka dapat dipanen ± 65-70 hari setelah pindah tanam.  
Untuk dataran sedang buah semangka dapat dipanen ± 70-75 hari setelah pindah tanam.  
Hasil tiap Ha ± 25-30 ton.  (http://kebunwhy.8m.com/semangka.html)
 
Umur panen tanaman semangka tergantung pada jenis atau varietasnya dan pada lokasi penanaman. Semakin tinggi lokasi penanaman, semakin lambat waktu panennya. Pada umumnya buah semangka dapat dipanen pada umur 75-100 HST.
              Tingkat kematangan buah semangka juga bisa ditentukan dengan cara :
1.        Memukul-mukul buah semangka. Buah semangka yang sudah tua atau siap panen akan mengeluarkan bunyi yang "berat" dibandingkan yang masih muda.
2.        Melihat kulit buah. Kulit buah semangka yang sudah tua biasanya berwarna terang dan sudah tidak dilapisi lilin.
3.        Melihat batang buah. Batang buah semangka yang siap panen biasanya berwarna coklat kekuningan. Tangkai muda berwarna hijau dan berbulu halus.
Cara memanen buah semangka yang baik adalah dengan memotong batang buah tepat di pangkal batang yang berbatasan dengan cabang. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari setelah titik embun hilang dan pada saat tidak hujan. Hal ini dilakukan untuk menghindari timbulnya cendawan penyebab penyakit yang akan merusak buah semangka pada saat diangkut atau disimpan.